JuraganQQ Lounge – 6 Gangguan Psikologis Ini Kerap Dialami Millennial Perempuan
juragan88.net – Kenali tandanya, sadari sedini mungkin, atasi tuntas
Makin kompleksnya perkembangan dunia, makin tinggi pula kecenderungan seseorang untuk mengalami gangguan psikologis, tak terkecuali wanita. WHO bahkan menyebutkan bahwa gangguan psikologis lebih banyak dialami wanita daripada pria, dengan perbandingan 3:1.
Kenapa wanita lebih dominan?
Ternyata, hal ini terkait dengan karakterisitik biologis wanita sendiri. Pada wanita, kondisi hormonal lebih dinamis dibandingkan pria. Wanita juga memiliki struktur otak yang berbeda, dimana pusat emosi di otak wanita lebih aktif dibandingkan laki-laki. Kondisi ini membuat wanita jadi lebih mudah terbawa perasaan dan overthinking terhadap suatu hal.
Nah, enam gangguan psikologis di bawah ini adalah gangguan yang paling sering terjadi pada wanita masa kini. Yuk kenali ciri-ciri dasarnya agar bisa melakukan tindakan pencegahan.
6 Gangguan Psikologis Ini Kerap Dialami Millennial Perempuan
1. Depresi
Depresi merupakan gangguan psikologis yang antara lain dicirikan dengan adanya perasaan tidak berdaya, sedih berkepanjangan, merasa tidak berguna, serta hilangnya ketertarikan terhadap berbagai hal. Menurut WHO, depresi saat ini merupakan gangguan psikologis yang paling banyak terjadi di dunia, terutama pada wanita. Bahkan, menurut penelitian, wanita memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami depresi daripada pria.
Selain hormon, makin tingginya tuntutan terhadap peran wanita jadi salah satu faktor pemicu depresi. Wanita millenials nggak hanya lagi dituntut untuk menjalani peran sebagai istri dan ibu yang baik, tapi sering dianggap harus tetap bisa berkarya atau berkarier layaknya pria.
2. Gangguan Kecemasan
Mudah panik, takut, cemas berlebihan, sulit tidur, sulit bersikap tenang, sampai muncul keringat dingin saat menghadapi situasi tertentu, merupakan beberapa tanda umum gangguan kecemasan. Jumlah wanita yang mengalami gangguan kecemasan hampir dua kali lebih banyak dari pria.
Banyak faktor penyebab munculnya gangguan kecemasan, termasuk salah satunya adalah faktor sosial. Tekanan pekerjaan, tuntutan finansial, dan kekhawatiran terhadap penilaian orang lain merupakan faktor sosial yang paling berpengaruh terhadap munculnya gangguan ini.
3. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
PTSD muncul setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis. Seseorang yang mengalami PTSD sering terbayang-bayang kejadian traumatis tersebut sehingga ia merasa cemas, takut, tidak tenang, dan menghindari hal apapun yang terkait kejadian tersebut.
Wanita yang mengalami PTSD hampir dua kali lebih banyak dari pria. Hal ini terjadi karena dalam hidupnya, wanita menghadapi lebih banyak risiko kejadian traumatis dibandingkan pria, misalnya proses melahirkan yang menyakitkan, kekerasan dalam rumah tangga, hingga pelecehan seksual.
4. Gangguan Makan
Kerasnya penilaian sosial dan gencarnya iklan/propaganda terhadap bentuk fisik wanita, membuat banyak wanita melakukan segala cara untuk memiliki bentuk tubuh ideal. Sayangnya, seringkali kondisi ini berujung pada munculnya gangguan psikologis terkait makan.
Anorexia nervosa dan bulimia nervosa merupakan dua bentuk gangguan makan yang paling sering terjadi pada wanita. Wanita yang mengalami anorexia nervosa selalu merasa dirinya gemuk sehingga membatasi asupan makanan dengan sangat ekstrem, meski pada kenyataannya berat badannya sudah jauh di bawah normal.
Sebaliknya, wanita dengan bulimia nervosa, sering kehilangan kontrol terhadap nafsu makan. Pada periode tertentu, ia menyantap banyak makanan dengan berlebihan yang langsung diikuti dengan usaha mengeluarkan makanan kembali, seperti memaksa diri untuk muntah, mengonsumsi obat-obat pencahar, atau olahraga yang sangat berlebihan.
5. Gangguan Emosi
Wanita memiliki risiko hampir tiga kali lebih besar untuk mengalami gangguan emosi dibandingkan pria. Faktor biologis dan hormonal memiliki peran besar sebagai salah satu faktor pemicu munculnya gangguan ini.
Gangguan emosi dicirikan dengan adanya perubahan emosi yang ekstrem dan mendadak. Sebentar senang, setelah itu sedih berlebihan. Atau, tiba-tiba marah tanpa sebab. Kondisi ini bisa berdampak pada perilaku, seperti melakukan kekerasan saat emosi sedang meluap-luap.
Mempelajari tentang ciri gangguan psikologis memang perlu. Tapi, jangan sampai kamu mendiagnosis dirimu sendiri hanya berdasarkan informasi sekilas ya.
Yuk belajar peka terhadap kondisi diri dan lingkungan. Jika kamu merasa ada yang tidak nyaman pada dirimu atau pada orang terdekatmu, segera konsultasi ke psikolog agar dapat segera tertangani dengan baik.
baca juga: 5 Jenis Skizofrenia Yang Harus Kamu Kenali, Yuk Disimak!