JuraganqqLounge – Terlalu Banyak Tidur Bisa Sebabkan Depresi? Begini Penjelasannya
66juragan.info – Kebanyakan tidur juga ternyata tidak baik untuk kesehatanmu
Tidur berkualitas adalah faktor penting untuk menjaga kesehatan fisik maupun mental. Menurut keterangan dari PKV GAME Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), durasi tidur ideal per hari untuk orang dewasa adalah 7-9 jam dan 8-10 jam untuk remaja.
Kita tahu bahwa kurang tidur bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Lantas, bagaimana bila waktu tidur melebihi rekomendasi di atas?
Menurut Sleep Foundation, kebanyakan orang dengan depresi sering kali mengalami masalah dalam rutinitas tidur. Mereka mungkin kesulitan untuk tidur dengan nyenyak, mengantuk pada siang hari, atau bisa juga terlalu banyak tidur.
Berikut ini penjelasan tentang hubungan antara tidur berlebihan dengan depresi yang menarik untuk diketahui.
Terlalu Banyak Tidur Bisa Sebabkan Depresi? Begini Penjelasannya
1. Mengapa seseorang bisa tidur berlebihan?
Bagi penderita hipersomnia dan sleep apnea obstruktif, tidur berlebihan merupakan bentuk gangguan tidur BANDARQ yang cenderung mengganggu siklus tidur normal.
Penelitian dalam jurnal Current Sleep Medicine Reports tahun 2015 menjelaskan, oversleeping atau tidur berlebihan merupakan salah satu gejala dari depresi, bukan penyebab utama depresi itu terjadi.
2. Tidur berlebihan dapat memperburuk gejala depresi
Gangguan tidur dapat berkembang jauh sebelum depresi itu hadir. Kendati demikian, para ahli belum bisa memastikan hubungan antara gangguan tidur dengan peningkatan risiko depresi.
3. Tidur berlebihan dapat mengganggu siklus tidur
Tidur terlalu sedikit maupun berlebihan, keduanya sama-sama memengaruhi ritme sirkadian (siklus alami tidur-bangun) tubuh. Hal ini dapat menyebabkan sel-sel tubuh kebingungan mengirimkan sinyal sehingga membuat tubuh kesulitan menanggapinya.
Ketika ritme sirkadian terganggu, BANDAR SAKONG seseorang bisa terbangun dari tidurnya dengan kondisi lelah atau merasa siap tidur hanya beberapa jam setelah bangun. Seiring waktu, jadwal tidur-bangun yang tidak konsisten dapat berimbas pada kebutuhan ideal waktu tidur yang terganggu.
4. Tidur berlebihan merusak rencana esok hari
Merasa menyia-nyiakan waktu, orang yang bersangkutan mungkin merasa kesal hingga berujung pada frustrasi karena to-do list tidak selesai dengan baik.
Bila ini tidak ditangani dengan bijak, DOMINO99 orang tersebut mungkin Kemudian, pada titik tertentu, ini bisa berujung pada depresi.
5. Strategi untuk mengatasi kebiasaan tidur berlebihan
Bagi sebagian orang, durasi tidur yang lama mungkin sudah jadi kebiasaan yang sulit untuk diubah. Namun, mengingat risiko kesehatan akibat tidur berlebih juga tak boleh dipandang sebelah mata, banyak orang mulai beralih ke penerapan pola hidup yang lebih sehat.
Dilansir Healthline, strategi sederhana berikut ini dapat kamu terapkan untuk membantu mengatasi kebiasaan tidur berlebihan:
Jangan melewatkan sarapan: sarapan ringan kaya akan protein dapat memberi dorongan energi untuk menjalani aktivitas di hari tersebut. Sarapan bergizi yang bisa kamu coba di antaranya adalah oatmeal dengan tambahan buah atau yoghurt, pisang atau apel dengan selai kacang, dan roti gandum bersama alpukat atau telur. Pastikan kebutuhan air putih terpenuhi untuk menghindari dehidrasi ringan.
Olahraga di pagi hari: menurut penelitian dalam British Journal of Sports Medicine tahun 2020, olahraga pagi secara singkat dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan memori pada siang hari. Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan energi serta memperbaiki suasana hati. Kamu bisa melakukan yoga, jalan-jalan di area sekitar rumah, atau bernyanyi dan menari lagu favorit.
Berjemur di bawah sinar matahari: cahaya alami dari matahari pagi dapat membantu tubuh lebih berenergi. Jika suasana pagi hari tidak mendukung untuk berjemur, kamu dapat menyalakan lampu sebagai alternatif lainnya.
Tidur berlebihan akan berpengaruh pada kualitas hidup. Jika saat ini kamu tengah berjuang melawan kebiasaan tidur berlebihan dengan indikasi masalah kesehatan, maka berkonsultasi dengan ahlinya, dokter maupun ahli kesehatan mental, bisa dilakukan. Mereka bisa membantu proses diagnosis dan menetapkan perawatan yang tepat untuk mengelola kondisi tersebut
baca juga : 5 Dampak Keguguran Bagi Kondisi Psikis Perempuan