JuraganQQLounge – Arti minal aidin wal faidzin kerap diidentikkan dengan istilah mohon maaf lahir dan batin. Di Indonesia, minal aidin wal faidzin menjadi ucapan yang sudah tak asing saat Idulfitri. Mulai dari pesan singkat, ucapan berupa spanduk dijalanan, hingga penuturan langsung saat bersilaturahmi, kalimat ini tak pernah absen.
Minal aidin wal faidzin menjadi kalimat tahniah atau ucapan selamat yang lazim dituturkan saat Idulfitri. Kalimat ini kerap diucapkan saat saling bermaafan.
Namun, sebagian orang masih beranggapan bahwa arti minal aidin wal faidzin adalah “mohon maaf lahir dan batin”. Ini jelas menjadi salah kaprah.
Padahal, arti minal aidin wal faidzin sesungguhnya bukan merujuk pada “mohon maaf lahir dan batin”. Lalu apa sebenarnya arti minal aidin wal faidzin? Dan bagaimana ucapan selamat Idulfitri yang benar?
Berikut ulasan mengenai arti minal aidin wal faidzin dan ucapan Idulfitri yang benar sesuai sunah.
Arti minal aidin wal faidzin
Ucapan minal ‘aidin wal-faizin ini menurut seorang ulama tidaklah berdasarkan dari generasi para sahabat ataupun para ulama setelahnya (Salafus Salih). Kalimat minal aidin wal faidzin ini mulanya berasal dari seorang penyair pada masa Al-Andalus, yang bernama Shafiyuddin Al-Huli, ketika dia membawakan syair yang konteksnya mengisahkan dendang wanita di hari raya.
Kalimat minal aidin wal faidzin diterjemahkan menjadi “semoga kita semua tergolong orang yang kembali dan berhasil”. jadi arti minal aidin wal faidzin yang diucapkan saat Idulfitri adalah doa dan harapan agar kita semua menjadi golongan orang yang kembali ke fitrah atau suci.
Fitrah yang sejati itu mengandung kebaikan, kemuliaan, kejujuran, dan persaudaraan. Bererhasil memiliki makna dalam berpuasa kita berhasil atau mampu menahan hawa nafsu.
“Minal Aidin wal Faizin” lebih menyimpan arti pencapaian seorang mukmin setelah berpuasa penuh dan melawan hawa nafsunya dengan beribadah kepada Tuhannya di bulan Ramadan.
Ucapan Idulfitri sesuai sunah
Dalam banyak literatur Islam, ternyata ada tradisi yang kerap dilakukan para sahabat ketika merayakan Idul Fitri. Mereka biasa mengucapkan selamat kepada para Muslim yang berhasil menjalankan puasa selama sebulan penuh.
Lafal ucapan tersebut yaitu, ” Taqabbalallaahi minnaa wa minkum.” Artinya, ” Semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadan) kami dan engkau.”
Ucapan di atas ada yang menambahkan dengan ” Taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidiin wal faaiziin.” Ada juga yang menambahi dengan ” Wal maqbuulin kullu ‘ammin wa antum bi khair.”
Jika dirangkai, maka lafalnya berbunyi ” Taqabbalallaahi minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin wal maqbuulin kullu ‘ammin wa antum bi khair.”
Artinya, ” Semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadlan) kami dan kamu. Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap tahun semoga kamu senantiasa dalam kebaikan.”
Jika terlalu panjang, cukup menggunakan kalimat ‘Taqabbalallahu minna wa minkum.’ Bukan dengan ‘Minal aidzin wal faidzin.’ Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitab Fathul Bari berpendapat demikian.
“Jika Para sahabat Rasulullah saling bertemu di hari raya, sebagiannya mengucapkan kepada sebagian lainnya, ‘Taqabbalallahu minnaa wa minkum’.” “taqabbalallaahu minnaa wa minkum” adalah bacaan yang telah sempurna struktur kalimatnya. Selain itu, bacaan ini adalah paling populer di kalangan sahabat Nabi Muhammad SAW, dibadingkan bacaan “minal ‘aaidiin wal faaiziin”.
Salahkah mengucapkan Minal aidzin wal faidzin?
Para ulama telah menegaskan, bahwa ucapan selamat untuk datangnya hari raya, tidak ada batasannya. Selama ucapan tersebut mengandung arti baik maka sah-sah saja untuk mengucapkannya.
Baik kalimat Minal Aidin Wal Faizin dan Taqabbalallahu Minna Waminkum, keduanya memiliki doa khusus. Semuanya sangat baik diucapkan oleh sesama Muslim saat idulfitri.