JURAGANQQ – Pelajaran kemenangan Chelsea atas AC Milan, Baton yang kembali ke tangan Jorginho, Trisula The Blues semakin padu. Dua kali Chelsea menang atas AC Milan. Dua kali pula Graham Potter yang dulunya hanya melatih Brighton itu bisa mengatasi Stefano Pioli yang pernah bawa AC Milan merajai Liga Italia.
Chelsea membuka keunggulan di menit ke-21 melalui eksekusi penalti Jorginho. Pioli yang sudah bertemu dengan Potter sekali sampai tak ketemu solusi yang tepat untuk meredamnya.
Padahal, Chelsea turun dengan formasi dasar yang sama, 3-4-3.
Lantas, pelajaran apa saja yang bisa didapatkan dari kemenangan Chelsea atas AC Milan? Simak ulasan selengkapnya di bawah, ya, Bolaneters~
Fleksibilitas Lini Depan Chelsea
Trisula Chelsea semakin padu. Trisula yang diisi oleh Raheem Sterling, Pierre-Emerick Aubameyang, dan Mason Mount itu tampil fleksibel di lini depan. Pergerakan ketiganya mulai terkoordinasi dengan baik untuk mengacaukan sistem pertahanan dari Milan.
Hal paling mencolok adalah pergerakan tanpa bola Aubameyang yang sering turun menjemput bola. Di saat turun ke posisi nomor 10 itu, Mount dan Sterling merapat seperti bermain dengan dua striker.
Struktur tersebut terlihat jelas pada gol kedua Chelsea. Mount dan Sterling berada di posisi terdepan, sedangkan Aubameyang berada di posisi nomor 10. Lewat umpan-umpan cepat satu sentuhan, Aubameyang muncul dari lini kedua dan mengeksekusi umpan terakhir dari Mount. Conor Gallagher yang masuk membuat fleksibilitas itu hilang.
Baton yang Kembali ke Tangan Jorginho
Dalam pertandingan ini, ia tampak seperti kembali ke puncak permainannya beberapa tahun lalu.
Ia dengan lihai mendikte permainan sepanjang 90 menit. Jorginho mampu melepas akurasi umpan sebesar 97%.
Tidak hanya ketika Chelsea menguasai bola, Jorginho juga berfungsi saat Chelsea tidak menguasai bola. Kemampuan bertahannya dan duetnya di tengah bersama Mateo Kovacic membuat serangan Milan kerap terhenti sebelum mencapai kotak penalti.
Dua Wing Back Mematikan
Dua wing back Chelsea di pertandingan ini benar-benar mematikan. Reece James tampil aduhai sepanjang 62 menit, sebelum ditarik keluar karena cedera. Sedangkan Ben Chilwell baru unjuk gigi di babak kedua.
Dua pemain ini jadi outlet untuk menggeser pertahanan Milan secara horizontal. Untungnya pula, James dan Chilwell punya kemampuan satu lawan satu yang baik.
Tiga Bek yang Berfungsi Lagi
Potter tampak percaya diri ketika turun dengan formasi 3-4-3 lagi. Formasi yang sama saat ia menghadapi Milan untuk kali pertama. Padahal di laga sebelumnya, ketika berhadapan dengan Wolverhampton, Potter lebih memilih untuk memainkan formasi dasar 4-2-3-1.
Dengan kata lain, sistem tiga bek ini berfungsi lagi saat berjumpa Milan.