6 Tanda Kamu Berisiko Mengalami Henti Jantung
Henti jantung mendadak adalah hilangnya fungsi jantung, pernapasan, dan kesadaran secara tiba-tiba. Ini merupakan kondisi darurat medis.
Henti jantung sering dianggap datang tiba-tiba tanpa peringatan. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa ada tanda-tanda kamu mengalami henti jantung. Yuk, ketahui faktor risiko dan kemungkinan tanda peringatan dari henti jantung, yang akan dijelaskan di bawah ini.
1. Nyeri dada
Ini adalah salah satu tanda peringatan klasik serangan jantung (walaupun perempuan sering memiliki gejala serangan jantung yang berbeda), dan ini juga bisa menjadi tanda risiko henti jantung yang lebih tinggi. Rasanya seperti tidak nyaman atau sesak, seperti diduduki gajah.
Nyeri dada (juga disebut angina) terjadi saat kamu tidak memiliki cukup oksigen yang beredar melalui darah dan mencapai otot jantung.
Menurut American Heart Association (AHA), rasa sakitnya bisa menjalar ke lengan kiri, dan makin parah jika mencoba berolahraga. Itu bisa berlangsung lebih dari beberapa menit dan memembaik, dan kembali beberapa jam kemudian atau bahkan keesokan harinya.
2. Nyeri yang menjalar
Tanda lainnya yang perlu diwaspadai adalah mengalami rasa sakit di area tubuh yang kurang dapat diprediksi. Ini bisa termasuk perut, bahu, punggung, leher, tenggorokan, gigi, dan rahang.
Menurut AHA, perempuan lebih mungkin mengalami gejala ini dibandingkan dengan laki-laki.
3. Sesak napas
Kalau kamu biasanya bisa naik tangga tanpa masalah namun sekarang merasa sesak napas setelah hanya tiga atau empat langkah, itu adalah tanda peringatan lainnya.
Dilansir The Healthy, penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang mengalami gejala memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung lebih besar daripada pasien tanpa gejala—dan bahkan lebih tinggi daripada pasien dengan nyeri dada.
4. Keringat berlebihan
Kucuran keringat yang lebih banyak dari biasanya, terutama kalau sedang tidak berolahraga, bisa menjadi tanda peringatan henti jantung. Lebih sulit bagi jantung untuk memompa darah melalui arteri yang tersumbat, dan tubuh merespons upaya tersebut dengan berkeringat.
Perempuan paruh baya mungkin menganggap mereka mengalami hot flash selama menopause, tetapi akan bijak untuk memeriksakannya ke dokter jika kamu mengalaminya.
5. Gejala mirip flu
Kelelahan, mual, muntah, lemas, sakit perut, pusing, merasa akan pingsan juga bisa merupakan tanda masalah jantung, terutama pada kelompok perempuan.
Menurut satu survei terhadap 500 perempuan yang selamat dari gangguan jantung, sebanyak 71 persen mengalami kelelahan ekstrem pada bulan sebelum dan selama serangan.
Dan, meskipun penyakit jantung adalah penyebab utama kematian perempuan, banyak yang masih menganggap masalah jantung sebagai penyakit laki-laki dan mengabaikan tanda-tandanya, terutama jika nyeri dada bukan salah satunya.
6. Merasa akan mengalami malapetaka
Orang yang mengalami tanda-tanda yang menunjukkan bahwa mereka berisiko mengalami henti jantung sering menyangkal. Situasi klasiknya adalah seseorang mulai merasa tidak nyaman di dada dan bersikeras itu bukan masalah. Akan tetapi, pada saat yang sama orang tersebut takut sesuatu yang buruk sedang terjadi.
Apabila kamu mengalami gejala tidak biasa atau membuat kamu khawatir atau takut bahwa ada hal yang buruk sedang terjadi, segera ke dokter sebelum itu menjadi hal yang nyata.
7. Kenali faktor risiko henti jantung
Karena henti jantung mendadak sangat sering dikaitkan dengan penyakit arteri koroner, faktor yang sama yang membuat kamu berisiko terkena penyakit arteri koroner juga dapat membuat kamu berisiko terkena henti jantung mendadak. Ini termasuk:
- Riwayat keluarga penyakit arteri koroner.
- Merokok.
- Tekanan darah tinggi.
- Kolesterol tinggi.
- Obesitas.
- Diabetes.
- Gaya hidup sedenter.
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko henti jantung mendadak meliputi:
- Episode henti jantung sebelumnya atau riwayat henti jantung dalam keluarga.
- Serangan jantung sebelumnya.
- Riwayat pribadi atau keluarga dari bentuk penyakit jantung lainnya, seperti gangguan irama jantung, kelainan jantung bawaan, gagal jantung, dan kardiomiopati.
- Bertambah tua. Risiko henti jantung mendadak meningkat seiring bertambahnya usia.
- Jenis kelamin laki-laki.
- Menggunakan obat-obatan terlarang, seperti kokain atau amfetamin.
- Ketidakseimbangan nutrisi, seperti kadar kalium atau magnesium yang rendah.
- Sleep apnea obstruktif.
- Penyakit ginjal kronis.
Itulah tanda-tanda kamu berisiko mengalami henti jantung. Apabila kamu mengalami satu atau beberapa di antaranya, apalagi telah memiliki kondisi jantung, sebaiknya segera mencari perhatian medis.