JURAGANQQLOUNGE – 7 Penyebab Ingus Cair seperti Air, Apakah Normalkah?
Setiap orang pasti pernah mengalami pilek. Pilek sendiri memiliki banyak penyebab dan karakteristik yang berbeda.
Misalnya, pada beberapa orang, pilek mungkin hanya berlangsung singkat. Namun, untuk beberapa orang lainnya, pilek mungkin berlangsung dalam waktu lama. Warna ingus yang keluar pun bisa bervariasi.
Dalam banyak kasus, ingus mungkin tampak kental dan berwarna putih, kekuningan, atau sedikit hijau. Namun, terkadang ingus tampak bening dan cair seperti air serta keluar terus-menerus.
Di bawah ini, kita akan mengeksplorasi beberapa penyebab ingus cair seperti air dan kapan perlu waspada.
1. Flu
Flu adalah salah satu penyebab pilek yang paling sering. Terdapat lebih dari 200 jenis virus yang dapat menyebabkan flu. Sering kali, flu dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Di jelaskan laman Buoy Health, virus dapat menyebabkan radang pada sinus, yang mungkin menyebabkan pilek dan hidung tersumbat. Cairan yang keluar cenderung lebih kental dan berwarna dan dapat menyebabkan nyeri pada wajah. Namun, terkadang cairan bisa bening dan encer seperti air.
Untuk merawatnya, cobalah membilas hidung dengan air untuk membersihkan lendir. Menggunakan dekongestan juga membantu meringankan rasa tersumbat. Antibiotik tidak di perlukan untuk mengobati pilek—antibiotik tidak efektif melawan virus.
2. Alergi
Alergi dapat memengaruhi banyak bagian tubuh. Alergiyang memengaruhi hidung di sebut rinitis alergi. Di terangkan laman Healthline, pada rinitis alergi, sistem kekebalan bereaksi berlebihan terhadap sesuatu yang biasanya tidak berbahaya, seperti serbuk sari, jamur, atau bulu hewan peliharaan.
Hal tersebut menyebabkan peradangan pada saluran hidung dan peningkatan produksi lendir. Ingus yang di sebabkan oleh rinitis alergi sering kali encer dan bening. Ini bisa berlangsung selama pemicu alergi berada ada di lingkunganmu.
Selain pilek, gejala lain dari rinitis alergi, meliputi:
- Bersin.
- Hidung tersumbat.
- Gatal, yang memengaruhi mata, hidung, dan tenggorokan.
- Mata merah atau berair.
- Kelopak mata tampak bengkak.
- Batuk.
- Lekas marah, terutama pada anak-anak.
3. Infeksi virus
Infeksi virus dapat menyerang jaringan hidung dan tenggorokan. Hidung bereaksi dengan menghasilkan lebih banyak lendir untuk membantu menjebak dan membersihkan partikel virus. Ini dapat menyebabkan hidung terus-menerus mengeluarkan ingus yang bening dan encer.
Beberapa gejala umum dari infeksi virus pernapasan, meliputi:
- Hidung berair.
- Batuk.
- Bersin.
- Demam.
- Kelelahan.
- Sakit tenggorokan.
- Badan terasa sakit dan nyeri.
Di terangkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jenis dan frekuensi gejala dapat bergantung pada virus penyebab infeksi. Misalnya, pilek yang di sebabkan oleh flu biasa dapat berlangsung antara 10 hingga 14 hari. 7 Penyebab Ingus Cair seperti Air, Apakah Normalkah?
4. Rinitis non alergi
Ingus adalah bentuk mekanisme pertahanan hidung yang berusaha melindungi tubuh dari pemicunya, entah itu alergen atau virus. Sel-sel kecil seperti rambut di lapisan sinus dan hidung menggerakkan lendir untuk menangkap dan membersihkan penyerbu ini.
Rinitis non alergi adalah istilah luas yang di gunakan untuk mendeskripsikan semua jenis rinitis yang tidak di sebabkan oleh alergi. Pembedaan ini penting, karena alergi melibatkan sistem kekebalan tubuh, sementara rinitis non alergi tidak.
Dikutip dari Buoy Health, jika kamu memiliki gejala seperti alergi, tetapi tes alergi menunjukkan hasil negatif, kemungkinan besar kamu mengalami rinitis non alergi.
Ada banyak penyebab rinitis non alergi. Berikut beberapa penyebabnya yang paling umum:
- Cuaca dingin.
- Olahraga.
- Efek samping obat.
- Perubahan hormon.
- Makan makanan pedas.
- Polusi atau asap.
5. Rinitis kehamilan
Perempuan yang sedang hamil mungkin mengalami pilek yang muncul tanpa adanya riwayat infeksi, alergi, atau kondisi hidung lainnya sebelumnya. Selain pilek, gejala lain dari rinitis kehamilan bisa berupa hidung tersumbat dan bersin.
Dipercaya bahwa perubahan hormon, seperti estrogen dan progesteron, dapat menyebabkan rinitis kehamilan. Perubahan ini dapat menyebabkan peningkatan aliran darah di hidung, mengakibatkan peradangan dan kelebihan lendir.
Menurut laporan dalam Pakistan Journal of Medical Sciences tahun 2016, gejala rinitis kehamilan dapat dimulai kapan saja selama kehamilan, tetapi gejala lebih sering dilaporkan selama trimester ketiga. Gejala biasanya hilang segera setelah persalinan.
6. Makanan pedas
Makan makanan pedas sangat mungkin membuat hidung berair jika kamu memiliki rinitis gustatory, suatu bentuk rinitis non alergi. Pemicu umumnya, meliputi lada hitam, kari, bawang putih, saus pedas, salsa, jahe, dan bubuk cabai.
Para ilmuwan masih mencoba mencari tahu mengapa makanan tertentu membuat beberapa orang pilek. Yang pasti, itu sebenarnya bukan respons kekebalan. Ini lebih mungkin terkait dengan stimulasi saraf trigeminal dan mungkin terkait dengan respon parasimpatis, yang terlibat dalam pencernaan.
Menurut studi dalam Current Opinion in Otolaryngology & Head and Neck Surgery tahun 2012, pembedahan mungkin diperlukan jika kondisi ini secara signifikan memengaruhi kualitas hidup.
7. Obat
Hidung berair adalah salah satu efek samping yang mungkin ditimbulkan dari beberapa obat. Menurut sebuah laporan dalam Therapeutic Advances in Respiratory Disease tahun 2011, berikut adalah beberapa obat yang diketahui menyebabkan pilek:
- Peradangan, nyeri.
- Hipertensi.
- Penyakit kardiovaskular.
- Pembesaran prostat.
- Disfungsi ereksi.
- Penyakit mental.
- Kontrasepsi.
Pilek, termasuk yang berbentuk cair seperti air sering kali bukanlah masalah serius. Akan tetapi, jika kamu mengalami pilek selama lebih dari 10 hari atau diikuti gejala yang parah, segera hubungi penyedia layanan kesehatan.