JURAGANQQLOUNGE – 7 Penyebab Depresi Kambuh yang Perlu Diperhatikan
Depresi berat ialah kondisi yang kompleks dan menantang. Memang, kondisi ini dapat di kendalikan dengan perawatan intensif. Akan tetapi, masih ada potensi depresi kambuh dan kondisinya menjadi lebih berat.
Kekambuhan depresi adalah hal yang umum terjadi. Kekambuhan di definisikan sebagai episode baru depresi setelah pemulihan. Ada kejadian tertentu yang dapat memicu episode depresi pada seseorang. Pemicu biasanya adalah hal-hal yang sangat pribadi. Dan, hal-hal yang menyebabkan kekambuhan depresi bagi satu orang belum tentu memicu kekambuhan bagi orang lain.
Untuk membantu menurunkan risiko mengalami kekambuhan, kali ini kita akan mempelajari apa saja penyebab depresi kambuh.
1. Menghentikan pengobatan
Menurut Everyday Health, sebagian besar kekambuhan depresi di alami oleh orang yang menghentikan pengobatan atau tidak menjalankan rutinitas pengobatan dengan baik. Kebanyakan orang ini menghentikan pengobatan atau psikoterapi ketika sudah merasa lebih baik. Akibatnya, mereka tidak benar-benar pulih dan gejala depresi perlahan kembali.
Menjaga jadwal tidur, berolahraga secara teratur, makan dengan baik, menghindari alkohol, dan obat-obatan adalah bagian dari pengobatan depresi yang efektif. Mempertahankan kebiasaan yang sehat dan konsisten dapat secara signifikan menurunkan risiko kekambuhan depresi.
2. Perubahan hormon
Perubahan hormon pada perempuan dapat memicu depresi. Alasannya, hormon memengaruhi susunan kimiawi otak yang mengendalikan emosi dan suasana hati. 7 Penyebab Depresi Kambuh yang Perlu Diperhatikan
Karena alasan ini, perempuan lebih rentan mengalami depresi saat pubertas, selama dan setelah kehamilan, dan saat perimenopause. Memiliki gangguan depresi sebelum hamil menempatkan perempuan pada risiko yang lebih besar mengalami depresi pascapersalinan.
3. Stres
Saat sedang stres, kita cenderung malas mengurus diri. Stres bisa membuat kita tidur tidak nyenyak, makan makanan yang tidak sehat, dan tidak menghabiskan waktu yang cukup untuk melakukan hal-hal yang di sukai.
Jika kamu mengalami stres kronis dan membiarkannya, kamu mungkin akan mengalami kekambuhan depresi. Saat stres, kita juga cenderung melupakan hal yang paling penting, seperti kesehatan mental. Neuroscience Institute menyarankan untuk menghindari stres dengan cara apa pun guna mencegah kekambuhan depresi.
4. Peristiwa traumatis
Peristiwa menakutkan, seperti bencana alam dan kecelakaan, dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan depresi. Tak hanya itu, peringatan dari kejadian semacam itu juga dapat menjadi pemicu.
Sebuah studi yang di muat dalam The British Journal of Psychiatry pada Februari 2016 melaporkan bahwa orang yang terlibat dalam serangan, bencana alam, dan pengerahan militer memiliki risiko depresi yang jauh lebih besar. Sayangnya, tidak semua peristiwa ini dapat di cegah.
5. Perilaku adiktif
Alkohol dan perjudian kerap di gunakan sebagai pelarian sementara untuk stres. Bukan rahasia lagi bahwa perilaku ini berpotensi menyebabkan ketagihan. Yang tidak di ketahui banyak orang, terlalu banyak menonton TV juga dapat menjadi pemicu depresi.
Survei tahun 2015 yang di publikasikan dalam American Public Health Association melaporkan bahwa menonton banyak episode TV berturut-turut dapat memicu depresi umum yang memicu stres dan kecemasan.
Lalu, saat orang tersebut berhenti menonton TV, hal itu dapat menyebabkan perubahan neurokimia secara tiba-tiba dan perasaan kehilangan, sama halnya seperti mereka yang berhenti mengonsumsi obat-obatan atau alkohol.
6. Penyalahgunaan zat
Penyalahgunaan zat, seperti obat-obatan dan/atau alkohol dapat menimbulkan banyak komplikasi. Bagi orang yang sedang atau pernah mengalami depresi, penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol dapat memperburuk keadaan.
Menurut Neuroscience Institute, ini karena zat pengubah pikiran memengaruhi suasana hati dan perilaku secara dramatis. Oleh sebab itu, penggunaan zat juga dapat menjadi bumerang yang secara signifikan menyebabkan kekambuhan depresi.
7. Kondisi medis lainnya
Memiliki kondisi kesehatan lain juga dapat meningkatkan risiko kambuhnya depresi. Satu studi yang di muat dalam jurnal General Hospital Psychiatry tahun 1997 menemukan bahwa kekambuhan depresi umum terjadi pada individu yang di diagnosis dengan di abetes. Kekambuhan depresi juga lebih sering di alami oleh orang dengan kondisi mental tertentu, seperti kecemasan dan gangguan penggunaan zat.
Cleveland Clinic juga memperkirakan sepertiga orang yang di diagnosis dengan penyakit serius atau penyakit kronis juga mengalami gejala depresi. Alasannya, setelah di diagnosis dengan penyakit serius, seseorang pasti memiliki perasaan sedih dan putus asa. Jika kesedihan ini terus berlanjut, pengobatan mungkin di perlukan.
Beberapa penyakit kronis yang berpotensi memicu depresi meliputi diabetes, penyakit jantung, radang sendi, penyakit ginjal, HIV/AIDS, lupus, dan multiple sclerosis. Penyakit kronis biasanya dapat diperbaiki dengan pengobatan dan gaya hidup sehat.
Jika kamu didiagnosis dengan depresi dan khawatir mengalami kekambuhan, ingatlah bahwa ini adalah hal biasa. Yang perlu kamu lakukan adalah segera mencari bantuan medis agar situasi tersebut dapat segera diatasi.