Uncategorized

5 Alasan untuk Tidak Hidup Di setir

5 Alasan untuk Tidak Hidup Disetir Perasaan, biar Gak Gampang Baper
5 Alasan untuk Tidak Hidup Di setir

Situs Poker no1 di Indonesia 5 Alasan untuk Tidak Hidup Di setir kita membiarkan diri sendiri disetir perasaan? Contoh sederhana, ketika pesanmu hanya dibaca oleh teman. Kamu langsung berpikir dia marah padamu tanpa dasar yang jelas. Padahal, belum tentu itu benar.

Tapi karena perasaanmu gak enak, kamu langsung berasumsi macam-macam. Akhirnya, kamu jadi overthinking sendiri. Sedih, khawatir, dan marah untuk hal-hal yang tidak perlu. Sebagai bahan renungan, ini lima alasan mengapa kamu tidak seharusnya hidup disetir perasaan.

1. Perasaan hanya menimbulkan asumsi 

Namanya saja asumsi, kebenarannya masih belum pasti. Untuk apa menerka-nerka sesuatu yang tidak tentu sampai memengaruhi suasana hatimu sepanjang hari? Sudah bikin capek hati, rugi sendiri kalau ternyata apa yang kamu pikirkan tidak benar. Iya kalau asumsi positif yang memberi semangat dan kebahagiaan.

Bagaimana dengan asumsi negatif yang justru malah memperparah overthinking? Perkembangan dirimu pun akan terhambat oleh pikiran-pikiran yang tidak perlu.

2. Buang-buang waktu memikirkan hal yang tidak perlu 

Coba bayangkan berapa jam yang kamu habiskan untuk overthinking seharusnya bisa di unakan untuk melakukan aktivitas produktif lain. Seperti belajar hal baru, asah kemampuan atau bakatmu, dan melakukan hobimu.

Semua akan terasa menyenangkan bila di lakukan dengan hati gembira. Bukan uring-uringan, apalagi takut dan gelisah karena sesuatu yang belum pasti apa.

3. Bikin kamu tidak bahagia 

Waktumu terlalu berharga untuk dihabiskan muram hati. Bukan hanya merugikan diri sendiri, bad mood juga akan merugikan orang-orang di sekitarmu. Memang tidak terasa, tapi pasti akan memengaruhi mereka melalui berbagai cara. Entah vibes-mu, sikapmu, pembawaanmu yang akhirnya bikin mereka merasa tidak nyaman.

makasiSia-sia waktu yang kita gunakan dengan terus berlarut-larut dalam perasaan. Boleh merasa sedih, khawatir, gelisah, tapi jangan sampai kamu membiarkan diri terus di kontrol oleh perasaanmu.

4. Di cap sebagai orang tidak dewasa 

Salah satu ciri orang yang tidak dewasa ialah tidak mampu mengendalikan perasaannya sendiri. Sekali di timpa masalah, ia akan langsung gundah gulana, merasa seolah paling menderita. Padahal ini sama sekali gak benar.

Akhirnya, pekerjaan jadi keteteran, banyak tugas dan tanggung jawab yang terbengkalai. Bukan hanya tidak dewasa, kamu pun akan dicap tidak profesional karena mencampurkan masalah pribadi dan kehidupan kerja.

5. Membuatmu jadi pribadi manja 

Siapa, sih, yang suka bergaul dengan orang manja? Orang manja identik dengan kepribadian yang tidak dewasa, merepotkan, dan tidak bisa bertanggung jawab, termasuk dengan perasaannya sendiri.

Apa kamu mau jadi pribadi manja? Bila tidak, jangan mau hidup terus dikontrol perasaan. Milikilah hati yang tegar dan teguh, yang tahu kapan harus merasa sedih, marah, gelisah, kapan harus berkata “oke, ini cukup”.

Layaknya bahagia, manusiawi, kok, untuk merasa sedih dan marah. Hidup tidak dikendalikan perasaan bukan berarti kamu harus menyangkal semua emosi negatif. Melainkan berhikmat dan punya pengendalian diri yang baik atas perasaanmu sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *