JURAGANQQ LOUNGE Faktanya, berpikir berlebihan dalam frekuensi yang terlalu sering juga bisa berdampak buruk pada kondisi kesehatan. Sayangnya, ahli belum mengetahui apa yang menjadi penyebab seseorang mengalami kondisi ini. Meski begitu, berpikir berlebihan sering terjadi pada orang-orang dengan masalah kejiwaan, misalnya depresi atau gangguan kecemasan.
Inilah mengapa, kamu perlu mengenali apa saja ciri khas seseorang yang mengidap masalah ini, antara lain:
1. Tidak berfokus pada solusi saat menghadapi masalah
Kamu bisa menyelesaikan suatu permasalah dengan baik jika bisa menemukan solusi untuk meringankan beban. Namun, orang yang berpikir berlebihan justru mengalami kesulitan menemukan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah. Justru, mereka akan lebih berfokus dengan masalah yang sedang dihadapi dan memikirkan berbagai hal yang sebenarnya tidak perlu.
2. Merenungkan hal yang sama berulang kali
Merenungkan atau memikirkan hal yang sama berulang kali adalah tanda lain yang bisa kamu kenali dari seseorang yang overthinking. Pikiran ini umumnya akan berhubungan dengan masalah yang sedang mereka hadapi, kesalahan, dan kekurangan yang dimiliki. Akhirnya, tak jarang pengidap akan membayangkan bahwa hal buruk akan terjadi.
3. Kecemasan yang membuat sulit tidur
Selain itu, memikirkan hal yang sama berulang kali juga dapat memicu munculnya kecemasan yang membuat otak akan tetap aktif. Akibatnya, pengidapnya tidak akan merasa tenang dan sering mengalami kesulitan untuk beristirahat dengan nyenyak pada malam hari atau insomnia.
4. Sulit mengambil keputusan
Memang benar, kamu harus menghindari mengambil keputusan secara terburu-buru. Meski begitu, ini tidak berarti kamu harus menunjukkan sikap berpikir berlebihan. Sebab, mereka yang memiliki kondisi ini hanya berfokus pada masalah, sehingga sulit untuk mengambil keputusan.
5. Menyalahkan diri sendiri ketika keliru memutuskan
JURAGANQQ Tidak hanya itu, seseorang yang berpikir berlebihan sering kali kesulitan untuk move on dari keputusan yang sudah mereka buat. Terlebih kalau pengidapnya salah dalam memutuskan.
Bukan belajar dari kesalahan dan melanjutkan sibuk, pengidapnya justru terlalu memikirkan kemungkinan yang bisa terjadi andai mengambil keputusan lainnya. Alhasil, pengidap akan kerap menyalahkan diri sendiri.