JURAGANQQLOUNGE – 8 Komplikasi Kolesterol Tinggi dan Cara Mencegahnya
Kolesterol adalah zat lilin yang di temukan dalam darah. Tubuh kita butuh kolesterol untuk membangun sel-sel yang sehat, serta kolesterol merupakan komponen utama empedu yang membantu pencernaan. Jadi, adanya kolesterol dalam tubuh bukanlah hal buruk, tetapi masalah bisa berkembang jika kadarnya dalam darah terlalu tinggi.
Ada dua jenis utama kolesterol yang beredar dalam darah, yaitu high-density lipoprotein (HDL) alias kolesterol baik dan low-density lipoprotein (LDL) alias kolesterol jahat. Apabila LDL terlalu tinggi atau HDL terlalu rendah, kolesterol dapat bergabung dengan zat lain untuk membentuk deposit keras di bagian dalam arteri, yang di kenal sebagai plak. Pembentukan plak di pembuluh darah, yaitu aterosklerosis, meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti serangan jantung, stroke, dan penyumbatan arteri.
Apabila tingkat kolesterol terlalu tinggi, segera lakukan langkah-langkah untuk menurunkannya untuk mencegah masalah di kemudian hari atau untuk membalikkan masalah yang telah berkembang.
Jika kamu terdiagnosis memiliki kolesterol tinggi dan minum obat penurun kolesterol dari dokter, tidak ada pengganti untuk gaya hidup, dan obat-obatan tidak akan pernah menggantikannya.
Langkah-langkah gaya hidup yang bisa di lakukan untuk menurunkan kolesterol dan mengurangi risiko komplikasi kesehatan terkait kolesterol tinggi termasuk tidak merokok, rutin olahraga, menerapkan pola makan yang baik untuk jantung, serta menurunkan berat badan bila di perlukan.
Inilah beberapa komplikasi kesehatan paling umum yang bisa berkembang akibat kolesterol tinggi.
1. Tekanan darah tinggi
Apabila arteri di seluruh tubuh menyempit karena timbunan plak, tekanan darah pasti meningkat. Ini karena pembuluh darah tidak bisa lagi relaks secara efektif untuk membiarkan darah bergerak pada tingkat tekanan yang sehat. 8 Komplikasi Kolesterol Tinggi dan Cara Mencegahnya
Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi adalah “pembunuh diam-diam”, dalam arti tidak menimbulkan gejala kecuali jika kadarnya sudah sangat tinggi. Akan tetapi, keduanya dapat merusak pembuluh darah dari waktu ke waktu, meningkatkan risiko masalah kesehatan lebih lanjut.
2. Penyakit arteri koroner
Penyakit arteri koroner berkembang ketika deposit plak terbentuk di arteri yang memasok darah ke jantung. Pada awalnya, penyempitan ini mungkin tidak menimbulkan gejala atau masalah yang nyata. 8 Komplikasi Kolesterol Tinggi dan Cara Mencegahnya
Apabila seseorang memiliki penyakit arteri koroner namun mereka tidak mengalami serangan jantung, dan telah di rawat dengan stent atau sedang di kelola dengan obat-obatan, otot jantung bisa menjadi normal. Akan tetapi, jika plak di arteri koroner mengurangi aliran darah ke jantung, ini dapat menyebabkan gagal jantung, yaitu ketidakmampuan jantung untuk memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Dan, jika gumpalan darah terbentuk di arteri koroner, ini bisa menyebabkan serangan jantung, mengutip Everyday Health.
3. Nyeri dada (angina)
Nyeri dada atau angina adalah gejala umum berkurangnya aliran darah ke jantung akibat penumpukan plak di arteri koroner. Ketika penyumbatan sangat mengurangi aliran darah ke jantung, otot jantung tidak akan mendapatkan oksigen yang di butuhkan, yang merupakan kondisi yang di kenal sebagai iskemia. Iskemia ini dapat mengaktifkan reseptor rasa sakit.
Sementara dokter dapat meresepkan obat untuk meredakan nyeri dada dalam situasi ini, tetapi mengobati rasa sakit tersebut tidak memperbaiki masalah yang mendasari tumpukan plak.
4. Penyakit arteri perifer
Saat kolesterol tinggi menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah, jantung dan otak bukan satu-satunya organ yang terdampak. Ada pula kemungkinan terjadinya penurunan aliran darah ke otot-otot di kaki.
Apabila seseorang memiliki arteri yang tersumbat di kaki yang menghalangi aliran darah ke otot, rasa sakit bisa terjadi. Saat orang tersebut mulai berjalan, ia akan merasakan sakit di kaki dan saat berhenti berjalan, rasa sakit tersebut hilang.
Rasa sakit pada penyakit arteri perifer di sebabkan oleh berkurangnya oksigen ke otot-otot kaki, seperti halnya nyeri dada akibat penyakit arteri koroner karena jantung tidak mendapatkan cukup oksigen.
5. Stroke
Stroke terjadi ketika gumpalan darah mengalir ke otak, merampas oksigen dan nutrisi lainnya untuk organ tersebut. Seperti halnya serangan jantung, makin lama area tersebut kekurangan oksigen, makin banyak kerusakan permanen yang terjadi. Ini karena jika kadar kolesterol tinggi dan plak menumpuk di arteri, ini akan memengaruhi arteri yang menuju ke jantung dan yang menuju ke otak.
6. Serangan jantung
Ketika aliran darah ke jantung tersumbat, seseorang bisa mengalami serangan jantung. Penyumbatan biasanya di sebabkan oleh penumpukan plak, lemak, dan kolesterol di arteri. Terkadang, plak bisa pecah dan memicu terbentuknya bekuan darah.
Kolesterol tinggi bukan hanya faktor awal pembentukan plak di arteri koroner. Begitu plak terbentuk, kadar kolesterol yang lebih tinggi juga dapat menyebabkan ketidakstabilan yang lebih besar pada plak tersebut, yang mana ini meningkatkan risiko serangan jantung.
7. Penyakit Alzheimer
Menurut studi observasi terhadap 1,8 juta orang berjudul “Blood cholesterol and risk of dementia in more than 1·8 million people over two decades: a retrospective cohort study” dalam jurnal The Lancet tahun 2021, kadar LDL yang tinggi pada usia paruh baya dikaitkan dengan risiko sedang mengembangkan demensia, termasuk penyakit Alzheimer.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa LDL yang tinggi merupakan faktor risiko yang baru ditemukan untuk demensia, meskipun para peneliti tidak menemukan hubungan yang konsisten untuk kadar HDL dan trigliserida. Para peneliti juga belum tahu pasti bagaimana hubungan antara demensia dan kolesterol tinggi.
8. Penyakit ginjal kronis
Kebanyakan orang tidak mengira ginjal akan ikut terdampak akibat kolesterol tinggi. Akan tetapi, penyempitan arteri yang mengarah ke ginjal nyatanya merupakan masalah umum. Apabila penyumbatan cukup signifikan, maka seiring waktu ginjal akan kekurangan oksigen dan itu akan menyebabkan kerusakan permanen.
Salah satu kemungkinan tanda penyumbatan arteri ginjal adalah tekanan darah tinggi yang tidak merespons pengobatan dengan obat-obatan. Ini karena ginjal berperan penting dalam mengatur tekanan darah dengan cara menyaring cairan dalam tubuh, termasuk dalam darah.
Cara mencegah komplikasi akibat kolesterol tinggi
Dilansir WebMD, ada beberapa perubahan sederhana yang dapat membantu menurunkan kolesterol sekaligus meminimalkan risiko kondisi dan komplikasi terkait kolesterol tinggi, yaitu:
- Minta saran ahli tentang perubahan gaya hidup. Dokter dapat membantu membuat rencana pola makan yang sehat dan olahraga.
- Ubah pola makan. Pilih makanan seperti oatmeal, beras merah, kacang kenari, ikan berlemak (ikan kembung, tuna, dan sebagainya), tahu, dan sebagainya. Terapkan pola makan yang baik untuk kesehatan jantung. Konsultasikan pola makan yang tepat dengan dokter atau ahli gizi.
- Tidak merokok atau segera berhenti. Merokok menurunkan kadar HDL. Jadi, kalau kamu berhenti merokok, HLD tentu akan meningkat dan diiringi berbagai manfaat lainnya bagi seluruh tubuh.
- Aktif secara fisik. Olahraga ringan sekalipun, seperti jalan cepat selama 20 menit, dapat membantu mengontrol berat badan. Rutin olahraga juga baik untuk hal-hal lain yang membuat kamu berisiko terkena penyakit jantung, seperti diabetes dan hipertensi. Olahraga dapat menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan HDL, yang mana keduanya baik untuk jantung.
- Minum obat yang diresepkan dokter. Dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk membantu menurunkan kolesterol. Minum obat tersebut sesuai instruksi dokter. Jangan lupa juga untuk kontrol kesehatan rutin sesuai rekomendasi dokter.
Lakukan cara-cara di atas agar kamu terhindar dari kolesterol tinggi sekaligus komplikasi yang bisa diakibatkannya. Jaga selalu kesehatan dengan pola makan sehat, rutin olahraga, tidur cukup, kelola stres dengan baik, serta lakukan cek kesehatan secara berkala, ya.