JURAGANQQLOUNGE – 8 Penyebab Bibir Bengkak, dari Alergi hingga Kondisi Langka
Bibir bengkak terjadi ketika cairan menumpuk di jaringan kulit atau jika ada peradangan. Hal ini menyebabkan bibir tampak lebih besar dari biasanya. Penyebab bibir bengkak dapat bervariasi, dari hal yang tak perlu dikhawatirkan hingga yang berpotensi bahaya.
Sebaiknya segera temui dokter jika:
- Pembengkakan bibir tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
- Bibir bengkak tidak membaik dalam dua hari.
- Mengalami sulit bernapas.
- Atau jika kamu mencurigai kondisi-kondisi di bawah ini.
1. Bibir pecah-pecah atau terbakar matahari
Bibir yang sangat pecah-pecah bisa menjadi bengkak. Bibirpecah-pecah dapat terjadi jika kamu tinggal di area dengan iklim yang kering, terlalu sering menjilat bibir, atau jika menghabiskan waktu di luar dalam cuaca yang berangin, cerah, atau gersang.
Dilansir Verywell Health, kamu bisa mencegah bibir bengkak karena alasan ini dengan langkah-langkah berikut:
- Pakai pelembap bibir yang mengandung petroleum jelly atau beeswax.
- Produk bibir dengan tabir surya.
- Memakai topi
- Hindari menjilati bibir.
- Tidak mengelupas kulit yang kering dan bersisik.
2. Alergi
Bibir bengkak adalah gejala sindrom alergi oral. Apabila kamu memiliki jenis alergi ini, makanan tertentu dapat memicu sensasi kesemutan pada perut dan peradangan alergi. Sindrom alergi oral jarang dianggap serius, biasanya bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu jam.
Angioedema adalah reaksi alergi yang lebih mengkhawatirkan. Ini dapat dipicu oleh beberapa hal, termasuk makanan, gigitan serangga, alergi serbuk sari, serta obat yang diminum.
Angioedema menyebabkan pembengkakan pada bibir, wajah, dan lidah. Gejala biasanya muncul dengan cepat. Mungkin juga terdapat kemerahan, benjolan, atau gatal-gatal. Pembengkakan mungkin membuat seseorang sulit untuk berbicara, mengutip Anesthesiology News.
Angioedema dapat mengancam jiwa jika memengaruhi tenggorokan. Segera hubungi layanan darurat medis jika pembengkakan disertai mengi, sulit bernapas, dan sianosis (bibir, jari, atau kulit kebiruan).
Keadaan darurat angioedema dapat diobati dengan epinefrin. Obat ini membantu otot-otot di saluran napas rileks sehingga penderitanya bisa bernapas. Jika kamu pernah mengalami reaksi seperti ini, bawalah epinefrin ke mana saja kamu pergi.
3. Cedera
Trauma pada wajah atau bibir dapat menyebabkan pembengkakan. Ini mungkin terjadi saat bibir terbakar karena makanan atau minuman panas, atau benturan di mulut. Dalam kasus ringan, bibir bengkak karena alasan ini bisa di tangani dengan kompres dingin, dan biasanya dapat membaik dalam beberapa hari.
Apabila kamu mengalami luka besar di bibir, segera temui dokter dalam kurun waktu 24 jam. Jika cedera sudah berlangsung lebih lama dari itu, maka tidak dapat di obati dengan jahitan, terutama jika sangat bengkak atau ada risiko infeksi. Sebagai gantinya, dokter akan membersihkan luka dan menjadwalkan perbaikan dalam beberapa hari.
Jika kamu baru mendapatkan jahitan di dekat bibir, ikuti panduan perawatan ini:
- Makan makanan lunak selama dua sampai tiga hari.
- Hindari makanan pedas sampai luka sembuh.
- Bilas mulut dengan air setiap habis makan. Ini akan membantu menghilangkan kotoran dari luka.
- Jangan minum dengan sedotan. Gerakan mengisap menciptakan tekanan negatif yang dapat merusak perbaikan.
4. Mukokel
Mucoceles atau mukokel adalah kista yang terbentuk setelah kamu menggigit bibir atau mengalami cedera yang merusak kelenjar ludah, menurut laporan kasus dalam Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences (2012). Cairan tersebut menumpuk atau menggenang di bawah kulit di area itu dan membentuk benjolan.
Tampilan mukokel dapat bervariasi, tetapi biasanya tampak sebagai benjolan, bukan pembengkakan umum. Mukokel bukanlah ancaman kesehatan serius, walaupun bisa mengganggu. Jika begitu, mukokel dapat di angkat dengan pembedahan atau di tusuk dan di keringkan.
5. Infeksi
Beberapa infeksi dapat menyebabkan bibir bengkak. Ini termasuk infeksi yang di akibatkan jamur, virus, atau bakteri. 8 Penyebab Bibir Bengkak, dari Alergi hingga Kondisi Langka
Beberapa kuman dapat menginfeksi bibir kering dan pecah-pecah. Ini dapat menyebabkan kemerahan, nyeri, dan sedikit bengkak. Jika bibir sampai terinfeksi, perawatannya akan tergantung penyebabnya.
Segera cari pertolongan medis jika mengalami tanda-tanda infeksi yang serius, seperti:
- Demam di atas 38 derajat Celcius.
- Menggigil kedinginan.
- Mual atau muntah.
- Keluarnya nanah.
6. Cheilitis glandularis
Cheilitis glandularis adalah kondisi peradangan yang hanya memengaruhi bibir. Menurut Genetic and Rare Diseases Information Center, kondisi ini paling sering terjadi pada laki-laki. Penyebabnya tidak di ketahui pasti, tetapi tampaknya terkait paparan sinar UV, cedera para bibir, dan merokok.
Gejala pada bibir lainnya termasuk:
- Nyeri atau ketidaknyamanan pada bibir saat di tekan.
- Lubang seukuran jarum yang mengeluarkan air liur.
- Permukaan bibir tidak rata.
Cheilitis glandularis sering kali tidak memerlukan pengobatan. Namun, itu membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi bakteri. Ini biasanya perlu di obati dengan antibiotik atau kortikosteroid.
7. Sindrom Melkersson-Rosenthal
Sindrom Melkersson-Rosenthal (MRS) adalah kondisi neurologis inflamasi yang memengaruhi wajah. Gejala utamanya adalah bibir bengkak. Dalam beberapa kasus, ini juga dapat menyebabkan lidah pecah-pecah atau kelumpuhan wajah. Kebanyakan orang hanya mengalami satu atau dua gejala ini pada satu waktu.
MRS jarang terjadi dan kemungkinan bersifat genetik. Biasanya kondisi ini di obati dengan kortikosteroid dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk mengurangi pembengkakan.
8. Cheilitis granulomatosa
Cheilitis granulomatosa, kadang di sebut Miescher cheilitis, adalah kemungkinan penyebab lain dari bibir bengkak. Ini adalah kondisi peradangan langka yang menyebabkan pembengkakan tidak halus di bibir. Dokter sering menyebutnya sebagai subtipe MRS.
Seperti MRS, cheilitis granulomatosa biasanya diobati dengan kortikosteroid dan OAINS, untuk membantu mengurangi pembengkakan.
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan bibir bengkak. Beberapa tidak perlu di khawatirkan, sementara beberapa lainnya lebih berbahaya. Bekerja samalah dengan dokter untuk menemukan penyebab bibir bengkak agar bisa mendapat penanganan yang tepat.