JURAGANQQLOUNGE – 5 Nutrisi Teratas Bantu Maksimalkan Fungsi Otak
Otak merupakan organ vital yang membutuhkan banyak energi. Organ ini menggunakan sekitar 20 persen kalori tubuh. Fungsi otak yang optimal sangat tergantung pada nutrisi yang didapatkan dari asupan makanan kita sehari-hari.
Saat ini, makin banyak bukti yang mendukung hubungan antara pola makan dan proses kerja otak, seperti keterampilan berpikir atau kognitif. Nutrisi spesifik dalam makanan—seperti asam lemak omega-3, vitamin B, D, dan protein—telah dikaitkan dengan fungsi kognitif.
Beberapa nutrisi tersebut dapat memengaruhi fungsi kerja sel-sel otak agar optimal. Berikut ini beberapa nutrisi penting untuk kesehatan otak dan manfaat yang diberikannya.
1. Lutein
Dalam sebuah penelitian yang melibatkan orang dewasa yang lebih tua (usia rata-rata 63 tahun), intervensi pola makan dengan alpukat, sumber lutein yang tersedia secara hayati, meningkatkan konsentrasi terkait dengan peningkatan fungsi kognitif (Nutrients, 2017).
Studi berbeda juga membuktikan bahwa lutein sangat berperan dalam fungsi penglihatan serta menjadi pelindung terhadap penyakit mata terkait usia, khususnya degenerasi makula terkait usia dan katarak (Current Developments in Nutrition, 2019).
Sumber utama lutein dari makanan antara lain bayam, kangkung, jagung, labu, ubi jalar, alpukat, dan kuning telur.
2. DHA omega-3
Omega-3 adalah asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) yang memiliki dampak penting pada kinerja kognitif pada semua tahap kehidupan. Eicosapentaenoic acid (EPA), docosahexaenoic acid (DHA), dan alpha-Linolenic acid (ALA) sangat penting untuk fungsi otak.
Menurut studi, DHA omega-3 yang dominan di otak, berdampak pada neurotransmiter dan fungsi otak (Cureus, 2022). 5 Nutrisi Teratas Bantu Maksimalkan Fungsi Otak
Sumber utama DHA antara lain ikan berlemak seperti salmon, tuna, dan sarden. Tubuh juga bisa membuat DHA dari biji rami, kenari, dan kedelai.
3. Vitamin B
Kelompok vitamin ini melindungi otak dengan berbagai cara. Vitamin B seperti tiamina (vitamin B1) dan niasin (vitamin B3) membantu memetabolisme nutrisi di otak untuk menghasilkan energi.
Vitamin lainnya, seperti kobalamin (vitamin B12) dan folat (vitamin B9), dapat membantu melindungi kita terhadap demensia dengan memecah homosistein, zat berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.
Sumber utama vitamin B adalah pola makan seimbang yang terdiri dari daging tanpa lemak, unggas, ikan, produk susu, biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran. Jika menerapkan diet vegetarian atau vegan, konsumsi suplemen B12 perlu dipertimbangkan karena vitamin ini hanya terdapat pada makanan hewani.
4. Vitamin D
Sebuah studi membuktikan bahwa vitamin D memiliki peran penting dalam proliferasi, di ferensiasi, transmisi saraf, neuroplastisitas, dan perlindungan saraf (Brain Sciences, 2020).
Selain itu, kadar vitamin D berkorelasi dengan kadar beberapa faktor neurotropik, termasuk faktor pertumbuhan saraf dan neurotrofin, yang memainkan peran penting dalam pemeliharaan dan pertumbuhan neuron.
Vitamin D juga dapat membantu dalam mempertahankan suasana hati dengan membantu sel-sel otak memproduksi neurotransmiter sebagai pengatur suasana hati, seperti dopamin dan serotonin.
Sumber utama vitamin D di antaranya ikan trout, salmon, jeroan seperti hati, susu, sereal yang di perkaya, dan telur.
5. Protein
Protein dalam makanan dapat memengaruhi kinerja otak karena menyediakan asam amino (penyusun protein) yang membentuk neurotransmiter otak.
Neurotransmiter berperan sebagai pembawa pesan biokimia yang tugasnya membawa sinyal dari satu sel otak ke sel otak lainnya. Sel-sel otak ini kemudian mengirimkan berbagai sinyal ke berbagai bagian tubuh untuk menjalankan tugasnya masing-masing.
Protein juga penting untuk fungsi kebahagiaan. Hal ini berkaitan dengan produksi hormon serotonin, yang merupakan salah satu bahan kimia utama yang mengatur suasana hati.
Sumber protein terbaik antara lain daging tanpa lemak, unggas, makanan laut, telur, susu, yoghurt, keju, tahu, kacang-kacangan, dan lentil.
Itulah beberapa nutrisi yang baik untuk meningkatkan fungsi otak. Selain di dapatkan melalui asupan makanan, kamu juga bisa mendapatkannya dari suplemen. Namun, jika ingin mengonsumsi suplemen, yang paling baik adalah berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu untuk memastikan keamanannya.
