BERITA KESEHATAN

7 Obat yang Bisa Menyebabkan Gangguan Pendengaran

JURAGANQQLOUNGE – 7 Obat yang Bisa Menyebabkan Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran adalah bagian dari penuaan. Ini bisa berdampak besar pada hidup dan biasanya terjadi karena penyebab alami. Namun, dalam beberapa kasus, obat-obatan juga bisa menyebabkan gangguan pendengaran.

Faktanya, ada lebih dari 100 jenis obat yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran. Dan, banyak obat yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran juga dapat menyebabkan tinitus (telinga berdenging). Lansia dan bayi tampaknya paling berisiko.

Walaupun gangguan pendengaran akibat obat tergolong jarang, tetapi tetap saja ada baiknya kamu mengetahui apakah efek samping ini bisa terjadi dengan obat yang kamu gunakan. Berikut ini beberapa obat yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

1. Diuretik

Pil air seperti furosemida, atau dikenal sebagai diuretik loop, dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Diuretik loop dianggap menyebabkan perubahan pada koklea, menurut studi dalam Journal of Otology tahun 2016. Koklea merasakan getaran suara dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak. Perubahan koklea dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Gangguan pendengaran akibat oleh diuretik loop biasanya bersifat sementara dan reversibel. Namun, ketulian permanen bisa terjadi pada kesempatan langka. Risikonya lebih tinggi jika diuretik loop dikombinasikan dengan obat perusak telinga lainnya atau diberikan kepada orang dengan kerusakan ginjal.

Kalau kamu mengalami gangguan pendengaran saat menggunakan obat diuretik, beri tahu dokter. Dokter mungkin akan menyarankan untuk mengganti obat.

2. Antibiotik

Dosis antibiotik berlebihan bisa berbahaya: 'Merusak bakteri baik hingga  sistem kekebalan tubuh' - BBC News Indonesia

Antibotik makrolida, aminoglycoside, dan vancomycin telah dikaitkan dengan gangguan pendengaran. Antibiotik-antibiotik tersebut dapat menyebabkan gangguan pendengaran dengan langsung merusak struktur di telinga, tetapi alasan pastinya belum diketahui dengan jelas.

Menurut laporan dalam jurnal Frontiers in Neurology tahun 2021, berbagai tingkat gangguan pendengaran telah di laporkan dengan makrolida seperti azithromycin, erythromycin, dan clarithromycin. Ini berkisar dari gangguan pendengaran ringan yang reversibel hingga hingga tuli total. Gangguan pendengaran cenderung lebih mungkin terjadi jika kamu mengonsumsi azithromycin dosis tinggi dari waktu ke waktu.

Antibiotik aminoglycoside seperti gentamicin dan tobramycin efektif membunuh bakteri, tetapi bentuk intravena dan topikal dapat meningkatkan risiko gangguan pendengaran. Aminoglycoside adalah penyebab umum gangguan pendengaran pada anak-anak, menurut studi dalam jurnal Frontiers in Cellular Neuroscience tahun 2021.

Vancomycin adalah antibiotik yang tersedia dalam bentuk oral dan injeksi. Kedua bentuk tersebut telah di kaitkan dengan gangguan pendengaran, tetapi sebagian besar kasus terkait dengan vankomisin intravena.

Mencegah gangguan pendengaran dari antibiotik biasanya melibatkan pemberian pengobatan jangka pendek dan memprioritaskan antibiotik yang memiliki risiko efek samping terkait pendengaran yang lebih rendah. Namun, terkadang antibiotik khusus di perlukan untuk mengobati infeksi. Temui dokter kalau kamu mengalami gangguan pendengaran setelah memulai antibiotik.

3. Obat malaria

9 Obat Malaria Alami yang Ada di Rumah

Chloroquine dan hydroxychloroquine di gunakan untuk mengobati malaria. Hydroxychloroquine juga bisa di gunakan untuk beberapa jenis artritis dan lupus.

Baik chloroquine maupun hydroxychloroquine telah di kaitkan dengan gangguan pendengaran, dengan secara langsung merusak koklea. Keduanya juga bisa menyebabkan berbagai tingkat gangguan pendengaran, mulai dari yang ringan hingga parah. Dalam banyak kasus efek ini reversibel, tetapi beberapa kasus yang di laporkan bersifat permanen, mengutip laporan dalam jurnal International Archives of Otorhinolaryngology tahun 2022.

Hubungi dokter kalau kamu mengalami perubahan pendengaran saat mengonsumsi chloroquine atau hydroxychloroquine. Dokter mungkin menyarankan kamu menghentikannya atau menggantinya dengan obat lain.

4. Obat disfungsi ereksi

Bukan Obat Kuat, Bahaya Gunakan Obat Disfungsi Ereksi Tanpa Resep - Health  Liputan6.com

Obat di sfungsi ereksi seperti sildenafil di kenal sebagai phosphodiesterase-5 (PDE5) inhibitor. Obatlain dalam kelas ini termasuk tadalafil, vardenafil, dan avanafil.

Studi dalam jurnal Archives of Otorhinolaryngology-Head & Neck Surgery menemukan hubungan yang signifikan antara penghambat PDE5 dan gangguan pendengaran. Dalam studi ini, risikonya terutama terkait dengan Viagra. Namun, ada juga laporan kasus gangguan pendengaran yang terbatas dari Cialis, vardenafil, dan avanafil.

Secara umum, risiko keseluruhan gangguan pendengaran dengan penghambat PDE5 rendah. Namun, jika mengalami perubahan pendengaran setelah meminum salah satu obat ini, beri tahu dokter.

5. Opioid

Say No to Opioids! 3 Ways PT Can Naturally Relieve Pain - The Training Room

Opioid seperti oxycodone mengobati nyeri sedang hingga parah. Sementara kerjanya efektif, tetapi penggunaannya cenderung terbatas pada kasus nyeri yang lebih parah karena risiko ketergantungan. 7 Obat yang Bisa Menyebabkan Gangguan Pendengaran

Selain itu, di paparkan dalam studi dalam jurnal Addiction & Health tahun 2018, ada lebih banyak laporan gangguan pendengaran dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam kasus overdosis opioid.

6. Obat nyeri yang di jual bebas

Obat untuk Mengatasi Nyeri Sendi dan Efek Sampingnya Halaman all -  Kompas.com

Penggunaan rutin obat pereda nyeri yang di jual bebas, termasuk aspirin, asetaminofen, dan obat inflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen telah di kaitkan dengan gangguan pendengaran. Akan tetapi, menurut laporan dalam American Journal of Nursing, risiko keseluruhannya rendah.

Satu ulasan besar dalam jurnal Otolaryngology–Head and Neck Surgery mengevaluasi efek mengevaluasi efek asetaminofen dan OAINS pada pendengaran. Secara keseluruhan, data yang tersedia melaporkan hasil yang beragam tentang seberapa besar kemungkinan gangguan pendengaran akibat obat ini.

Namun, dosis aspirin yang sangat tinggi (6–8 gram dalam 24 jam) di ketahui menyebabkan gangguan pendengaran. Kerusakan ringan akibat aspirin menyebabkan gangguan pendengaran sementara, tetapi kerusakan permanen pada telinga bagian dalam mungkin terjadi. Sebagai referensi, dosis aspirin tipikal berkisar dari 81–650 mg hingga 6 kali sehari.

7. Obat kemoterapi

Obat kemoterapi yang mengandung platinum seperti cisplatin, carboplatin, dan oxaliplatin dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Gangguan pendengaran karena obat kemoterapi di anggap terkait dosis. Artinya, makin tinggi dosis, makin besar risiko gangguan pendengaran. Dokter akan mempertimbangkan dosis obat secara hati-hati.

Para peneliti masih berupaya mencari cara terbaik untuk mencegah gangguan pendengaran akibat kemoterapi yang mengandung platinum.

Kabar baiknya, gangguan pendengaran akibat obat jarang terjadi. Dalam kebanyakan kasus, manfaat obat akan lebih besar daripada potensi risiko gangguan pendengaran.

Sering kali gangguan pendengaran yang di sebabkan oleh obat bisa di balikkan. Namun, tergantung tingkat kerusakannya. Kerusakan permanen lebih mungkin terjadi jika kamu mengonsumsi lebih dari satu obat yang menyebabkan gangguan pendengaran, mengonsumsi obat-obatan di atas dalam dosis tinggi, meminumnya dalam waktu lama, atau mengalami kerusakan ginjal.

Tetap saja, setiap orang berbeda. Tergantung situasi, dokter dapat memberi tahu jika perubahan pada pendengaran dapat di perbaiki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *