JURAGANQQ – Apa Itu Victim Blaming dalam Hubungan?. Menjalani hubungan rumah tangga yang harmonis dan baik-baik saja mungkin sulit di lakukan bagi sebagian orang. Terlebih lagi jika di dalam hubungan rumah tangga memiliki kondisi yang tidak sehat karena adanya victim blaming.
Pengertian Victim Blaming
Victim blaming adalah sebuah istilah yang menyalahkan korban terhadap kesalahan yang menimpa di rinya sendiri. Padahal bukan di rinya yang bersalah dalam situasi atau permasalahan tersebut.
Menurut konselor Dr. Sharie Stines, LPCC, yang di lansir dari laman PsychCentral, victim blaming merupakan taktik manipulatif yang di gunakan oleh pelaku untuk meyakinkan diri mereka sendiri dan korbannya bahwa masalahnya terletak pada orang lain.
Tanda-Tanda Perilaku Umum yang Di gunakan Pelaku Victim Blaming
Pelaku victim blaming sebenarnya dapat di ketahui secara langsung dari tanda-tanda perilaku umum yang di tunjukkannya.
Di lansir dari laman Psychology Today, ada beberapa tanda-tanda perilakunya, antara lain:. POKER ANDALAN NO.1 ASIA!
Reaksi Khas dari Pelaku Victim Blaming
Pihak korban yang di salahkan mau tidak mau harus siap menghadapi dampak dari pasangan mereka yang merupakan pelaku victim blaming ketika tidak mendapatkan apa yang di inginkan.
Di kutip dari Psychology Today, reaksi khas yang dapat terlihat dari pelaku victim blaming, antara lain:
- Mengamuk seperti membanting pintu, melempar barang, berteriak, menyebut nama, ancaman, tuduhan, perlakuan diam, atau pergi secara tiba-tiba.
- Melibatkan anak-anak dengan berbohong dan memberi tahu mereka tentang hal-hal buruk yang telah kamu lakukan dalam upaya untuk menyakitimu lebih jauh dan mendapatkan dukungan.
- Mencoba untuk mendapatkan dukungan dari orang lain dengan memutarbalikkan fakta tentang apa yang telah terjadi sebenarnya.
- Menghukummu dengan membatalkan rencana, mengganggu pekerjaan atau aktivitasmu, serta menahan hal-hal yang kamu inginkan atau butuhkan.
- Meminta maaf dan mohon ampun. Di rinya sudah berjanjilah untuk melakukan yang lebih baik, namun tetap terus mengulangi perilaku menjengkelkan yang sama.
Mengalihkan fokus dengan menempatkan pasangan mereka pada posisi defensif. Tak hanya itu, pelaku juga mencirikan perilaku normal pasangan sebagai hal yang tercela.
Membenarkan perilaku menyalahkan mereka dengan mengambil peran sebagai korban, seolah-olah mereka tidak punya pilihan selain membela diri terhadap orang-orang yang terus-menerus berusaha menyakiti mereka.
Mengutip semua hal indah yang telah mereka lakukan untuk pasangan mereka.
Berpura-pura memberikan kasih sayang dan pengertian untuk pasangan mereka, tetapi mengklaim bahwa perilaku pasangan mereka “egois, gila, atau irasional” melebihi dari kapasitas besar orang yang menyalahkan untuk memaafkan.
Menceritakan tentang hak dan kesalahan yang salah tempat sambil menghindari penyelesaian.
BACA JUGA :Zodiak Cancer Dan Virgo Dalam Percintaan
Apa Itu Victim Blaming dalam Hubungan?
Cara menghindari argumen dengan pelaku victim blaming.
Pyskoterapi Amy Lewis Bear melalui laman Psychology Today, membagikan hal-hal yang dapat di lakukan untuk menghindari terseret dalam argumen irasional dengan pelaku victim blaming.
Ia menggunakan akronim BREAK (believe, resist, don’t engage, avoid, dan know) untuk membantunya menjelaskan hal ini.
Ia menyarankan untuk belajar membangun kepercayaan pada diri sendiri, serta membedakan antara pikiran yang sebenarnya dengan pikiran yang di tanamkan oleh pelaku.
Berikutnya, Amy menyarankan untuk menolak (resist) mencoba membela atau menjelaskan diri sendiri. Menurut Amy, melakukan hal itu sama dengan menyiratkan bahwa tindakan pelaku baik-baik saja.
Lanjutnya, Amy menjelaskan untuk jangan terlibat (don’t engage) dalam diskusi. Bila ada yang ingin di sampaikan, kamu bisa berbicara dengannya saat situasi sudah tenang.
Tak hanya itu, Amy pun menyarankan untuk hindari (avoid) mengambil kesalahan untuk menenangkan si pelaku ketika itu bukan salahmu.
Menurutnya, mengkompromikan diri sendiri akan melemahkan harga diri dan membuat diri menjadi rentan terhadap serangan emosional lainnya.
Terakhir, Amy mengatakan, kamu harus tahu (know) kapan mempraktikan sikap hangat kepadanya. Menurut Amy, kamu perlu memahami bahwa pasanganmu bisa saja memiliki kondisi psikologis serius yang kemungkinan berkembang dari pengalaman masa kecilnya.
Itulah rangkuman informasi tentang victim blaming dalam hubungan. Semoga saja, fenomena ini tidak pernah terjadi di dalam kehidupan rumah tanggamu, ya.
SUMBER : JURAGANQQ LOUNGE