JURAGANQQ.COM – Italia sedang bersiap untuk tampil di Euro 2024. Italia datang ke Jerman dengan status sebagai juara bertahan. Sebelum itu, mari kita kilas balik sejenak.
Italia memiliki sejarah panjang di Piala Eropa. Italia juga telah memainkan banyak pertandingan, termasuk pertandingan-pertandingan yang tak terlupakan.
Salah satunya adalah pertandingan melawan Inggris di perempat final Euro 2012. Italia menang lewat adu penalti dalam satu pertandingan yang sangat membekas dalam ingatan.
Paling diingat dari pertandingan itu adalah masterclass sang regista Andrea Pirlo dan penalti Panenka-nya yang membuat Joe Hart terdiam.
Masterclass Andrea Pirlo
Italia dan Inggris bermain seri 0-0 sampai habis waktu normal dan extra time. Melihat jalannya pertandingan, di mana Italia begitu dominan, laga itu seharusnya bisa tuntas tanpa adu penalti.
Sayangnya, Italia belum beruntung dalam upaya-upaya mereka untuk menjebol gawang Joe Hart
Di laga itu, Pirlo mencatatkan total 131 operan akurat. Jumlah tersebut bahkan lebih banyak dari total operan akurat Steven Gerrard dan kawan-kawan di barisan tengah Inggris.
Pirlo menunjukkan salah satu kemampuan terbaiknya sebagai pengendali permainan dari posisi regista di depan barisan pertahanan Italia.
Pirlo juga tercatat ‘melahap’ total 11,58 kilometer di laga itu, lebih banyak daripada pemain-pemain Tiga Singa. Masterclass!
Joe Hart Salah Pilih Lawan
Inggris sangat bersemangat di awal adu penalti. Kiper mereka, Joe Hart, juga menunjukkan spirit tinggi. Inggris sempat memimpin 2-1 dan berada di atas angin.
Hart, yang berada di bawah mistar, jadi begitu percaya diri. Kiper Inggris itu pun melancarkan intimidasi. Tujuannya untuk mengganggu konsentrasi algojo ketiga Azzurri.
Hart salah pilih lawan. Pemain di depannya itu tidak mempan diintimidasi.
Algojo ketiga Italia adalah Pirlo.
Pirlo melangkah dengan tenang. Hart menyambutnya dengan gerakan-gerakan berlebihan, bahkan menjulurkan lidah.
Pirlo tidak goyah. Sementara itu, pelatih Cesare Prandelli dan para pemain Italia tampak tegang. Pasalnya, jika Pirlo gagal, habislah mereka.
Intimidasi Hart tak berfungsi. Beberapa detik berselang, itu terbukti. Sebuah ‘panenka’ dilepaskan oleh Pirlo, di mana dia dengan dingin melob bola ke tengah gawang Inggris.
Hart terkecoh, terlanjur melompat ke kanan. Dia pun cuma bisa melongo melihat bola meluncur indah ke gawangnya.
Panenka Pirlo Titik Balik Italia
Gol Pirlo seolah menjadi titik balik. Setelah itu, Italia tak terhadang.
Penalti dingin Pirlo itu meruntuhkan kepercayaan diri Inggris dan Hart, sekaligus membangkitkan moral Italia. Azzurri pun tak terhadang.
Dua algojo Inggris berikutnya, Ashley Young dan Ashley Cole, semua gagal.
Sebaliknya, Antonio Nocerino serta Alessandro Diamanti sukses menaklukkan Hart. Italia melenggang ke semifinal. Pirlo dinobatkan sebagai Man of the Match.
Momen Ikonik Euro
“Saya mengambil keputusan tersebut di detik terakhir, ketika saya melihat Joe Hart, kiper Inggris, bertingkah seperti itu di garisnya,” tutur Pirlo tentang Panenka tersebut, seperti tertuang dalam autobiografinya yang berjudul ‘I Think Therefore I Play’.
“Ketika mulai berlari, saya belum memutuskan apa yang akan saya lakukan. Dia kemudian bergerak, dan saya pun membulatkan tekad.”
“Itu semua tak direncanakan sebelumnya. Itu adalah satu-satunya cara yang saya pikir bisa meningkatkan peluang gol mendekati 100%. Sama sekali tak ada niat untuk memancing kekaguman – itu bukan gaya saya.”
Momen itu menjadi salah satu momen paling ikonik dalam sejarah Piala Eropa.