Anggapan umum menyatakan, sering tidur di lantai tanpa alas bisa berisiko terkena rematik. Saking seringnya beredar, masyarakat awam kerap percaya begitu saja tanpa mencari info lebih lanjut.
Rematik atau rheumatoid arthritis umumnya menimbulkan gejala nyeri pada anggota tubuh tertentu, seperti jari-jari, tangan, lutut, dan kaki. Begitu juga usai bangun dari tidur di lantai, biasanya anggota badan terasa pegal-pegal. Karena itu, tak sedikit yang mengaitkannya dengan rematik.
Benarkah Sering Tidur di Lantai Bisa Bikin Rematik?
Dokter spesialis orthopedi dan traumatologi, dr Liauw Roger Leo, SpOT, menjelaskan, sering tidur di lantai tanpa alas tidak menyebabkan rematik. Gangguan rematik atau rheumatoid arthritis termasuk kondisi autoimun yang mengakibatkan peradangan pada sendi.
“Itu kondisi kelainan pada sendi inflamasi yang sebenarnya harus di temukan itu rheumatoid factor jadi dia seperti kayak autoimun sebenarnya,” tutur dr Roger, di kutip dari catatan detikHealth.
Lebih lanjut dr Roger mengatakan, rematik hanya dapat di deteksi melalui pemeriksaan lab seperti Rheumatoid Factor (RF). Hasil pemeriksaan lab harus lebih dahulu menunjukkan hasil positif untuk bisa di katakan terkena rematik.
“Jadi dia harus ada RF atau pemeriksaan lab harus positif dulu baru di sebut rematik atau rheumatoid. Tanpa itu kita nggak bisa mengatakan bahwa seseorang mengalami rematik,” sambungnya.
Penyebab Rematik
Di lansir Cleveland Clinic, para ahli tidak mengetahui pasti apa penyebab rematik. Namun mereka menduga penyakit tersebut mungkin di picu oleh variasi genetik tertentu. Faktor non genetik meliputi hormon serta paparan terhadap iritan dan polutan juga di sebut dapat meningkatkan risiko rematik.
Rematik termasuk kondisi autoimun. Sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit, justru menyerang sendi yang sehat. Rematik bisa pula menyebabkan masalah pada jantung, paru-paru, saraf, mata, dan kulit.
Risiko Tidur di Lantai tanpa Alas
Sering tidur di atas lantai tanpa alas memang tidak menyebabkan rematik, tetapi bisa membuat badan pegal-pegal usai bangun. Menurut dr Roger, tubuh terasa sakit di karenakan tidur selama berjam-jam di lantai yang keras dan dingin. Nyeri yang di alami pun terjadi pada otot, bukan pada tulang.
“Kalau kena dingin terus berjam-jam sampai 8 jam misalnya itu memberikan rasa tidak nyaman yang signifikan. Makanya itu berakibat terjadinya nyeri-nyeri, sebenarnya lebih kepada otot atau sendi-sendi. Ototnya terasa sakit,” imbuhnya.
Berbeda dengan rematik yang tidak dapat sembuh total, dr Roger mengungkap tubuh pegal akibat berjam-jam tidur di lantai bisa di sembuhkan lebih mudah seperti dengan pijatan relaksasi. Hasilnya, tubuh bisa kembali pulih dan kembali produktif.