JURAGAN Berdiri dan hancur unisoviet sebelum Uni Soviet terbentuk, ada cikal bakal atau pendahulunya yakni Kekaisaran Rusia. Kerajaan Rusia ini dipimpin oleh seorang kaisar yang dijuluki dengan Tsar. Pada kala itu, pemimpin Tsar kerap bertindak semena-mena kepada rakyatnya.
Pada kepemimpinan Tsar II tersebut tidak hanya terjadi perkembangan Hal tersebut mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap Tsar Nicholas II menjadi menurun secara drastis. Nah, baik pendukung Partai Sosialis dan Partai Komunis menuntut perubahan terhadap Kerajaan Rusia.
Berdirinya Uni Soviet
Berdiri dan hancunya unisoviett tepat setelah terjadinya Revolusi Oktober, yakni pada 25 Oktober 1917. Pasca revolusi, Uni Soviet yang awalnya memiliki paham sosialisme berkembang menjadi paham komunisme.
Kala itu juga, Uni Soviet di bawah kepemimpinan Vladimir Lenin mengukuhkan diri sebagai negara komunis. Kemudian pada tahun 1919, Vladimir Lenin bahkan membentuk Komintern (Komunis Internasional) yang nantinya bertugas menyebarkan paham komunisme di seluruh dunia.
Pada masa kepemimpinan Vladimir Lenin, pemerintah berusaha mematahkan sistem patriarki keluarga, yakni dengan memberikan kebebasan hak politik kepada para wanita. Sistem NEP tersebut tentu saja menguntungkan pihak petani dan bahkan mampu menghidupi perekonomian Uni Soviet.
Namun, setelah Vladimir Lenin meninggal dunia, kepemimpinan Uni Soviet kemudian digantikan oleh Joseph Stalin. Berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya, Joseph Stalin justru membuat Rencana Lima Tahun, yakni dengan berupa penghapusan sistem NEP, adanya industrialisasi besar-besaran, kolektivisasi pertanian, hingga mengontrol seluruh aktivitas ekonomi.
Bahkan, Joseph Stalin melakukan “pembersihan” dengan menerapkan deportasi besar-besaran bagi para etnis minoritas yang menempati kawasan Asia Tengah dan Siberia. Sekitar tahun 1936-1952, upaya “pembersihan” tersebut berhasil mendeportasi sekitar tiga juta manusia.
Setelah Joseph Stalin meninggal, kepemimpinan terus berlanjut hingga Mikhail Gorbachev. Pada era kepemimpinan ini, Mikhail Gorbachev merumuskan sebuah kebijakan tentang perestroika dan glasnost.
Kebijakan Perestroika (restrukturisasi) ini berkaitan dengan mengubah kebijakan sosial dan ekonomi demi kemajuan Uni Soviet. Di bidang sosial yakni dengan meningkatkan disiplin kader partai dan pekerja, juga adanya kampanye anti konsumsi alkohol.
Runtuhnya Uni Soviet
Berdiri dan hancur unisoviet pada kebijakan Glasnost yang berkaitan dengan kebebasan masyarakat untuk mengakses informasi tersebut justru membuat Uni Soviet mengalami perubahan, misalnya meredanya perselisihan antara blok timur (Uni Soviet) dengan blok barat (Amerika Serikat).
Meskipun kebijakan kebebasan dan keterbukaan tersebut membuat perselisihan blok timur dan blok barat mereda, ternyata dalam kelompok masyarakatnya malah muncul pertentangan sosial.
Para kelompok masyarakat ini bersaing untuk memperebutkan pengaruh dan kekuasaan.
. Selain itu, kelompok militer juga mulai terpecah belah, bahkan negara-negara bagian juga banyak yang menuntut kemerdekaan.
Akhirnya, Mikhail Gorbachev mengundurkan diri dan menyebabkan kekosongan pemerintahan. Kemudian, Boris Yeltsin selaku pemimpin kaum radikal mengambil alih kekuasaan
Uni Soviet yang runtuh tersebut kemudian terbagi menjadi beberapa negara yang berdaulat dan menjadikan Federasi Rusia sebagai “pewaris” kebesaran dari Uni Soviet. Negara-negara yang sebelumnya berada di bawah Uni Soviet (kecuali negara Balkan), kemudian membentuk organisasi Commonwealth of Independent States (CIS) di bawah pimpinan Rusia.
Faktor Penyebab Runtuhnya Uni Soviet
1. Kegagalan Paham Marxisme-Komunisme dan Dampak Perang Dingin
Pada tahun 1946, terjadi Perang Dingin yang antara kedua belah pihaknya lebih mengarah pada perang antar teknologi. Kala itu, Uni Soviet berhasil menjadi negara pertama yang menerbangkan manusia ke luar angkasa sehingga mendapatkan pandangan positif di dunia internasional.
Namun ternyata, Perang Dingin tersebut justru memberikan dampak buruk bagi kelanjutan ekonomi di Uni Soviet. Mulai dari inefisiensi (pemborosan) kerja hingga lemahnya infrastruktur menyebabkan rakyat Uni Soviet mengalami kesulitan dan segala kebijakan tidak memiliki mana yang berarti.
Nah, hal itulah yang menjadi awal dari kegagalan paham Marxisme-Komunisme, yang mana ternyata tidak memiliki kontrol efektif di bidang politik dan ekonomi.
2. Kebijakan Perestroika dan Glasnost
Pada tahun 1980-an, Uni Soviet mengalami krisis ekonomi dan politik yang meningkat setiap tahunnya. Adanya krisis tersebut tentu saja meningkatkan tindakan kriminalitas dan korupsi. Nah, untuk mengatasinya, Mikhail Gorbachev berusaha membangun kembali Uni Soviet dengan kebijakan Perestroika dan Glasnost.
Dampak dari kebijakan tersebut adalah dengan penurunan tingkat kehidupan masyarakat. Mulai dari terjadinya pemogokan, aksi demonstrasi, hingga tindakan kriminalitas yang terus meningkat.
Bahkan dampak dari kebijakan Glasnost yang paling terlihat adalah dengan kebebasan media dalam memberikan informasi kepada masyarakat.Hal tersebut tentu saja membuat keyakinan publik terhadap sistem komunis Uni Soviet menjadi menurun secara drastis.
3. Pemisahan Diri Negara Bagian dari Uni Soviet
Berdiri dan hancur unisoviet dari kebijakan Perestroika dan Glasnost tersebut ternyata berpengaruh pada gerakan separatisme (gerakan memisahkan diri dan mendirikan negara sendiri). Terutama pada Konstitusi Uni Soviet Pasal 72 yang secara langsung mendukung legalitas gerakan separatisme, karena memiliki bunyi “Setiap Republik Uni berhak secara bebas keluar dari USSR”.
4. Bubarnya Pakta Warsawa
Pakta Warsawa adalah sebuah organisasi internasional di bidang pertahanan terutama untuk negara-negara Blok Timur. Organisasi ini dicanangkan oleh Nikita Khrushchev selaku politikus yang sebelumnya pernah memimpin Uni Soviet pada masa awal Perang Dingin.
Atas runtuhnya Uni Soviet juga secara tidak langsung membuat Pakta Warsawa juga ikut runtuh tepat pada 1 Juli 1991. Semua mantan anggota organisasi ini, kecuali Rusia, segera bergabung dengan aliansi “musuh” lama mereka, yaitu NATO.
Mikhail Gorbachev telah melepaskan kontrol atas urusan anggota dari Pakta Warsawa ini. Beliau berpendapat bahwa aliansi ini masih dapat melayani tujuan politik, tetapi tidak dengan militer. Namun, pandangan tersebut seolah “tidak berlaku”.
Dampak Runtuhnya Uni Soviet
Secara tidak langsung, runtuhnya Uni Soviet jelas memberikan dampak besar terhadap situasi dunia. Hal tersebut karena Uni Soviet merupakan negara adidaya sehingga tentu saja dalam keruntuhannya pun memberikan pengaruh kepada negara-negara lain.
Nah, berikut adalah dampak dari runtuhnya Uni Soviet:
- Berakhirnya Perang Dingin antara Blok Barat (Amerika Serikat) dengan Blok Timur (Uni Soviet)
- Negara-negara komunis berubah menjadi negara demokrasi
- Berkurangnya kecemasan dunia akan kemungkinan terjadi Perang Dunia III
- Amerika Serikat “tampil” sebagai negara adidaya
- Tumbangnya paham komunisme di beberapa negara Eropa Timu SLOT