Apa itu Sakit Tenggorokan?
JURAGANQQ — Sakit tenggorokan atau radang tenggorokan adalah gangguan yang dapat menimbulkan rasa sakit dan gatal pada tenggorokan. Biasanya kondisi ini akan memicu rasa sakit atau nyeri ketika pengidapnya menelan makanan atau minuman.
Penyebab radang tenggorokan yang paling umum adalah infeksi virus, seperti pilek atau flu. Seseorang yang mengalami sakit tenggorokan akibat virus dapat sembuh dengan sendirinya tanpa dilakukan pengobatan tertentu.
Selain itu, sakit tenggorokan juga bisa disebabkann oleh infeksi bakteri yang menyebabkan radang tenggorokan.
Gangguan ini memerlukan pengobatan dengan antibiotik untuk mencegah keluhan yang lebih parah, bahkan komplikasi.
Penyebab sakit tenggorokan lainnya yang kurang umum mungkin juga memerlukan perawatan yang lebih kompleks.
Faktor Risiko Sakit Tenggorokan
Semua orang dapat mengalami sakit tenggorokan tanpa terkecuali. Hal yang membedakan adalah faktor risikonya, sehingga lebih rentan untuk mengalami gangguan ini.
Kebiasaan yang dilakukan sehari-hari juga dapat meningkatkan risiko tenggorokan sakit.
Nah, berikut beberapa faktor risiko dari sakit tenggorokan yang perlu diketahui:
- Usia. Anak-anak dengan usia antara 3 hingga 15 tahun lebih rentan mengalami sakit tenggorokan akibat infeksi bakteri.
- Paparan asap rokok. Seseorang yang memiliki kebiasaan merokok atau kerap berdekatan dengan perokok, dapat mengiritasi tenggorokan yang kemudian menimbulkan rasa tidak nyaman.
- Alergi musiman atau reaksi alergi yang berkelanjutan terhadap debu atau bulu hewan peliharaan membuat kemungkinan radang tenggorokan lebih besar.
- Rentan terkena paparan iritasi kimia, seperti asap pembakaran dari bahan bakar atau bahan kimia rumah tangga.
- Memiliki sistem imunitas tubuh yang lemah, seperti pada seseorang dengan penyakit HIV/AIDS atau bahkan diabetes.
Penyebab Sakit Tenggorokan
Sakit tenggorokan bisa muncul karena berbagai kondisi dan penyakit.
Dari berbagai penyebabnya, kebanyakan kasus sakit tenggorokan disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
Berikut adalah beberapa penyebab sakit tenggorokan secara lebih rinci:
1. Infeksi virus
Beberapa jenis virus yang dapat memicu sakit tenggorokan antara lain:
- influenza penyebab utama flu dan pilek.
- Epstein Barr yang menyebabkan demam kelenjar atau mononukleosis.
- Herpes simplex tipe 1 yang menyebabkan herpes oral.
- Paramyxovirus penyebab gondongan atau campak.
- Vi Corona (SARS-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19 juga bisa mengakibatkan sakit tenggorokan.
2. Infeksi bakteri
Sakit tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri umumnya dipicu oleh bakteri dari kelompok Streptococcus, yang juga dikenal sebagai penyebab strep throat.
3. Penyebab lain
Selain infeksi virus dan bakteri, ada beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan sakit tenggorokan, seperti:
- Reaksi alergi terhadap alergen seperti debu, bulu binatang, atau serbuk sari.
- Iritasi akibat konsumsi makanan pedas, alkohol, atau paparan asap rokok dan polusi.
- Paparan udara yang kering.
- Cedera di tenggorokan, misalnya karena makanan yang tersangkut atau luka di leher.
- Ketegangan otot tenggorokan karena berbicara terlalu keras, berteriak, atau bicara terus-menerus tanpa istirahat.
- Abses atau kumpulan nanah di area tenggorokan.
- Tumor atau kanker di tenggorokan, pita suara, atau lidah.
- Penyakit asam lambung (GERD).
- Infeksi HIV/AIDS.
Gejala Radang Tenggorokan
Sakit tenggorokan dapat membuat seseorang yang mengidapnya merasakan sakit saat menelan.
Gangguan ini juga dapat menimbulkan perasaan kering dan gatal pada tenggorokan.
Beberapa gejala lain yang dapat pengidapnya rasakan adalah sakit kepala, kelenjar yang membesar di leher, radang tenggorokan, hingga mengalami radang pada amandel.
Gejala sakit tenggorokan yang mengindikasikan terjadinya sakit tenggorokan, antara lain:
- Hidung beringus;
- Sering bersin;
- Kerap merasa mual;
- Demam;
- Kelelahan;
- Nyeri pada otot; dan
- Batuk.
Sakit tenggorokan biasanya bisa sembuh dalam waktu 1 minggu meski tanpa mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Namun, setiap orang yang mengalami gangguan ini harus waspada jika tidak kunjung sembuh dalam waktu yang lama, dan disertai dengan beberapa gejala berikut ini:
- Menemukan adanya darah pada ludah;
- Perasaan sakit pada telinga;
- Sulit bernapas;
- Sering meneteskan air liur akibat sulit menelan;
- Suara serak lebih dari dua minggu; dan
- Adanya benjolan pada leher.
Penyebab radang tenggorokan yang paling umum adalah infeksi virus, seperti pilek atau flu. Seseorang yang mengalami sakit tenggorokan akibat virus dapat sembuh dengan sendirinya tanpa dilakukan pengobatan tertentu.
Selain itu, sakit tenggorokan juga bisa disebabkann oleh infeksi bakteri yang menyebabkan radang tenggorokan.
Gangguan ini memerlukan pengobatan dengan antibiotik untuk mencegah keluhan yang lebih parah, bahkan komplikasi.
Penyebab sakit tenggorokan lainnya yang kurang umum mungkin juga memerlukan perawatan yang lebih kompleks.
Faktor Risiko Sakit Tenggorokan
Semua orang dapat mengalami sakit tenggorokan tanpa terkecuali. Hal yang membedakan adalah faktor risikonya, sehingga lebih rentan untuk mengalami gangguan ini.
Kebiasaan yang dilakukan sehari-hari juga dapat meningkatkan risiko tenggorokan sakit.
Nah, berikut beberapa faktor risiko dari sakit tenggorokan yang perlu diketahui:
- Usia. Anak-anak dengan usia antara 3 hingga 15 tahun lebih rentan mengalami sakit tenggorokan akibat infeksi bakteri.
- Paparan asap rokok. Seseorang yang memiliki kebiasaan merokok atau kerap berdekatan dengan perokok, dapat mengiritasi tenggorokan yang kemudian menimbulkan rasa tidak nyaman.
- Alergi musiman atau reaksi alergi yang berkelanjutan terhadap debu atau bulu hewan peliharaan membuat kemungkinan radang tenggorokan lebih besar.
- Rentan terkena paparan iritasi kimia, seperti asap pembakaran dari bahan bakar atau bahan kimia rumah tangga.
Penyebab Sakit Tenggorokan
Sakit tenggorokan bisa muncul karena berbagai kondisi dan penyakit.
Berikut adalah beberapa penyebab sakit tenggorokan secara lebih rinci:
1. Infeksi virus
Beberapa jenis virus yang dapat memicu sakit tenggorokan antara lain:
- influenza penyebab utama flu dan pilek.
- Epstein Barr yang menyebabkan demam kelenjar atau mononukleosis.
- Herpes simplex tipe 1 yang menyebabkan herpes oral.
- Paramyxovirus penyebab gondongan atau campak.
- Corona (SARS-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19 juga bisa mengakibatkan sakit tenggorokan.
2. Infeksi bakteri
Sakit tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri umumnya dipicu oleh bakteri dari kelompok Streptococcus, yang juga dikenal sebagai penyebab strep throat.
3. Penyebab lain
Selain infeksi virus dan bakteri, ada beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan sakit tenggorokan, seperti:
- Reaksi alergi terhadap alergen seperti debu, bulu binatang, atau serbuk sari.
- Iritasi akibat konsumsi makanan pedas, alkohol, atau paparan asap rokok dan polusi.
- Paparan udara yang kering.
- Cedera di tenggorokan, misalnya karena makanan yang tersangkut atau luka di leher.
- Ketegangan otot tenggorokan karena berbicara terlalu keras, berteriak, atau bicara terus-menerus tanpa istirahat.
- Abses atau kumpulan nanah di area tenggorokan.
- Tumor atau kanker di tenggorokan, pita suara, atau lidah.
- Penyakit asam lambung (GERD).
- Infeksi HIV/AIDS.
Gejala Radang Tenggorokan
Sakit tenggorokan dapat membuat seseorang yang mengidapnya merasakan sakit saat menelan.
Gangguan ini juga dapat menimbulkan perasaan kering dan gatal pada tenggorokan.
Beberapa gejala lain yang dapat pengidapnya rasakan adalah sakit kepala, kelenjar yang membesar di leher, radang tenggorokan, hingga mengalami radang pada amandel.
Gejala sakit tenggorokan yang mengindikasikan terjadinya sakit tenggorokan, antara lain:
- Hidung beringus;
- Sering bersin;
- Kerap merasa mual;
- Demam;
- Kelelahan;
- Nyeri pada otot; dan
- Batuk.
Sakit tenggorokan biasanya bisa sembuh dalam waktu 1 minggu meski tanpa mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Namun, setiap orang yang mengalami gangguan ini harus waspada jika tidak kunjung sembuh dalam waktu yang lama, dan disertai dengan beberapa gejala berikut ini:
- Menemukan adanya darah pada ludah;
- Perasaan sakit pada telinga;
- Sulit bernapas;
- Sering meneteskan air liur akibat sulit menelan;
- Suara serak lebih dari dua minggu; dan
- Adanya benjolan pada leher.