Uncategorized

Sekilas Nenek Moyang Ayam

Apakah Ayam Kampung dan Ayam Hutan Memiliki Nenek Moyang yang Sama? Apa  Hubungannya Dengan T-Rex? - YouTube

JuraganQQ Sekilas nenek moyang ayam sudah bukan jadi pemandangan asing bagi kita, entah itu di atas piring dalam bentuk hidangan atau di sekitar lingkungan sebagai hewan ternak. Banyak orang memelihara dan berternak ayam. Gak cuma di Indonesia, di seluruh pelosok dunia pun demikian

1. Sejarah ayam hutan merah berevolusi jadi ayam ternak

Sekilas nenek moyang ayam mulai menjinakkan ayam hutan merah sekitar 6.000—8.000 tahun lalu. Spesies unggas bernama ilmiah Gallus gallus ini pertama kali diternakkan di China dan di beberapa wilayah Asia Tenggara. Manusia membiakkan ayam-ayam dengan sifat yang diinginkan, entah yang banyak dagingnya atau yang lebih sering bertelur. 

Lambat laun, ayam hutan merah berevolusi jadi apa yang kita kenal sebagai ayam domestik atau ayam ternak.

Nah, seiring meningkatnya populasi manusia dan ayam ternaknya, kita perlahan-lahan merambah wilayah yang jadi habitat alami ayam hutan merah. Ayam ternak dan nenek moyangnya pun lebih sering ketemu. Akhirnya, perkawinan silang antara keduanya pun gak terhindarkan. 

Para ilmuwan menyebut jenis percampuran genetik ini sebagai hibridisasi introgresif atau introgresi. Dan hal ini bisa mengancam keberadaan ayam hutan merah.

2. Ayam hutan merah bawa lebih banyak DNA domestik

Sebuah studi yang dirilis jurnal PLOS Genetics pada Januari 2023 lalu menemukan kalau keberagaman genetik ayam hutan merah berkurang akibat kawin silang dengan ayam ternak. Tim peneliti mengurutkan genom 51 ekor ayam ternak dan 63 ekor ayam hutan merah.

Hasilnya, unggas liar ini mewarisi 20—50 persen genomnya dari keturunannya sendiri. Studi ini juga mengidentifikasi delapan gen penting yang membedakan ayam ternak dari nenek moyangnya.

Namun, laju percampuran genetik ini meningkat seiring berjalannya waktu. Kalau introgresi terus terjadi, ayam hutan merah bakal sulit bertahan hidup. Berkurangnya keberagaman genetik bisa bikin ayam hutan merah gak bisa beradaptasi dengan perubahan kondisi di habitatnya sendiri. Secara gak langsung, ayam ternak dan manusia juga bisa merasakan dampaknya.

3. Dampaknya juga bisa terasa bagi manusia

Hilangnya keberagaman genetik bisa jadi masalah besar bagi ayam hutan merah. Kenapa? Makin mirip mereka secara genetik dengan ayam ternak, makin rentan mereka terhadap penyakit atau bahaya lain di alam liar.

Mengutip laman Phys.org, populasi ayam hutan merah punya nilai penting bagi ayam ternak.

Misalnya, kalau ada wabah penyakit tertentu, peneliti bisa menemukan varian genetik dari ayam hutan merah yang bisa bikin ayam ternak lebih kuat dan tahan terhadap penyakit. Hasilnya, populasi ayam ternak bisa terlindungi. Nah, kalau keberagaman genetik ayam hutan merah sendiri berkurang, ilmuwan bisa kehialngan cara untuk melindungi ayam ternak dari wabah penyakit. 

Manusia juga bisa merasakan efek dominonya. Kalau ayam ternak jadi lebih rentan terhadap penyakit, kita bisa kekurangan salah satu sumber protein hewani terbesar. Gak cuma itu, ada potensi kalau penyakit tersebut menular ke manusia karena kita hidup berdampingan dengan ayam ternak. 

Meskipun angka populasi ayam hutan merah gak terancam di alam liar, ada bahaya serius tersembunyi yang mengancam keberadaannya. Oleh karena itu, para peneliti mewanti-wanti dan mendorong perlindungan terhadap keberagaman genetik ayam hutan merah dari gangguan lebih lanjut. Hal ini diperlukan untuk menghindari hal buruk ke depannya. Bagaimana kalau menurutmu? SLOT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *