5 Alasan Berat Badan Tidak Turun Walau Sudah Melakukan Defisit Kalori
Uncategorized

5 Alasan Berat Badan Tidak Turun Walau Sudah Melakukan Defisit Kalori

JURAGAN QQ Lounge – 5 Alasan Berat Badan Tidak Turun Walau Sudah Melakukan Defisit Kalori

IndoJuraganqq.com – Bisa jadi kamu melakukan beberapa kesalahan ini

Defisit kalori adalah salah satu metode yang banyak dilakukan untuk menurunkan berat badan. Metode ini juga sering diandalkan karena tidak memiliki syarat diet yang terlalu kaku dan ketat. Namun, sayangnya banyak orang yang melakukan diet defisit kalori dengan cara yang salah. Alhasil, diet yang dilakukan tidak seperti yang diharapkan.

Sebenarnya, apa saja, sih, penyebab diet defisit kalori tidak membuahkan hasil? Yuk, simak penjelasan di bawah ini!

5 Alasan Berat Badan Tidak Turun Walau Sudah Melakukan Defisit Kalori

1. Kamu tidak benar-benar melakukan defisit kalori

Kunci utama dari defisit kalori adalah mengurangi jumlah kebutuhan harian dalam batas yang sewajarnya. Sayangnya, banyak orang merasa mereka telah melakukan defisit kalori dengan baik. Bila dihitung dengan lebih teliti, bisa saja orang tersebut masih mengonsumsi makanan yang kandungan kalorinya tinggi.

Melansir Medical News Today, ada beberapa cara yang bisa kamu terapkan agar bisa menghitung jumlah defisit kalori yang tepat. Cara tersebut antara lain dengan menghitung kebutuhan kalori menggunakan kalkulator kalori online, menghitung Basal Metabolic Rate (BMR) atau konsultasi dengan ahli gizi tepercaya.

2. Tidak memiliki waktu tidur yang cukup

Jangan kamu pikir hanya melakukan defisit kalori, maka program dietmu dijamin lancar. Kenyataannya, keberhasilan program diet juga ditentukan oleh faktor lain seperti rutinitas olahraga serta tidur yang cukup dan berkualitas. 

Melansir WebMD, seorang direktur klinis divisi tidur untuk Arrowhead Health Centers, Amerika Serikat (AS), Michael Breus, PhD, menyatakan bahwa tidur tidak akan menyebabkan berat badan menjadi turun. Namun, bila kamu memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, maka kamu akan memiliki sistem metabolisme yang baik.

Selain itu, tidur cukup akan memengaruhi dua hormon penting di dalam tubuh, yaitu grelin dan leptin. Grelin adalah hormon yang memberi tahu kamu kapan harus makan, sedangkan leptin adalah hormon yang memberi tahu kamu kapan harus berhenti makan.

Bila kamu kurang tidur, maka tubuh akan menghasilkan hormon grelin yang lebih banyak dibandingkan dengan hormon leptin.

3. Laju metabolisme mangalami penurunan

Melansir Healthline, beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet rendah kalori dapat menurunkan sistem metabolisme sebanyak 23 persen. Selain itu, semakin ringan berat badanmu, maka semakin rendah metabolisme yang terjadi di dalam tubuhmu. Tidak heran bila banyak orang yang pada awal melakukan diet, ia merasa lebih mudah menurunkan berat badan.

Oleh karena itu, jika kamu sudah mengalami penurunan berat badan, maka jumlah asupan kalori dan olahraga yang kamu lakukan harus mengalami perubahan pula. Karena, hal ini akan sangat berpengaruh untuk keberlangsungan program defisit kalori.

4. Menimbang berat badan pada waktu yang berbeda-beda

Menimbang berat badan adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mengetahui apakah program defisit kalori yang kita lakukan berhasil atau tidak. Namun, sayangnya banyak orang melakukan kesalahan pada saat menimbang berat badan.

Kesalahan tersebut adalah waktu menimbang badan yang selalu berubah-ubah. Misalnya, hari ini kamu menimbang badan pada pagi hari, lalu besok hari kamu menimbang badan di sore hari. Padahal, jumlah kalori yang dikonsumsi pada pagi hingga sore hari sangat berbeda. Bahkan, sehabis minum satu liter air akan memengaruhi angka pada timbangan.

Oleh karena itu, melansir Healthline, pagi hari adalah waktu yang paling tepat untuk menimbang badan. Hal ini dikarenakan berat badan kamu belum mengalami fluktuasi dari makanan, minuman, dan hormon.

5. Kamu terlalu stres dalam menjalani defisit kalori

Tanpa disadari pembatasan jumlah kalori yang dikonsumsi membuat beberapa orang mengalami stres. Berdasarkan sebuah laporan dalam jurnal Psychosomatic Medicine tahun 2010, dituliskan bahwa jumlah asupan kalori yang rendah dapat meningkatkan jumlah hormon kortisol.

Tingkat kortisol yang tinggi dapat membuat tubuh menahan air, yang mana air yang tertahan ini akan menyebabkan tubuh jadi “menggembung”. Tak heran, bila kamu menimbang berat badan, maka berat badanmu tidak mengalami perubahan.

Mekipun terlihat mudah, bukan berarti kamu bisa menyepelekan diet defisit kalori, ya. Jika ingin membuahkan hasil yang optimal, lakukan diet defisit kalori dengan tepat dan optimal pula. Percayalah, usaha dan kesabaran yang tinggi akan berbuah manis. Semangat, ya!

Tanpa disadari pembatasan jumlah kalori yang dikonsumsi membuat beberapa orang mengalami stres. Berdasarkan sebuah laporan dalam jurnal Psychosomatic Medicine tahun 2010, dituliskan bahwa jumlah asupan kalori yang rendah dapat meningkatkan jumlah hormon kortisol.

Tingkat kortisol yang tinggi dapat membuat tubuh menahan air, yang mana air yang tertahan ini akan menyebabkan tubuh jadi “menggembung”. Tak heran, bila kamu menimbang berat badan, maka berat badanmu tidak mengalami perubahan.

Mekipun terlihat mudah, bukan berarti kamu bisa menyepelekan diet defisit kalori, ya. Jika ingin membuahkan hasil yang optimal, lakukan diet defisit kalori dengan tepat dan optimal pula. Percayalah, usaha dan kesabaran yang tinggi akan berbuah manis. Semangat, ya!

Tanpa disadari pembatasan jumlah kalori yang dikonsumsi membuat beberapa orang mengalami stres. Berdasarkan sebuah laporan dalam jurnal Psychosomatic Medicine tahun 2010, dituliskan bahwa jumlah asupan kalori yang rendah dapat meningkatkan jumlah hormon kortisol.

Tingkat kortisol yang tinggi dapat membuat tubuh menahan air, yang mana air yang tertahan ini akan menyebabkan tubuh jadi “menggembung”. Tak heran, bila kamu menimbang berat badan, maka berat badanmu tidak mengalami perubahan.

Mekipun terlihat mudah, bukan berarti kamu bisa menyepelekan diet defisit kalori, ya. Jika ingin membuahkan hasil yang optimal, lakukan diet defisit kalori dengan tepat dan optimal pula. Percayalah, usaha dan kesabaran yang tinggi akan berbuah manis. Semangat, ya!

Tanpa disadari pembatasan jumlah kalori yang dikonsumsi membuat beberapa orang mengalami stres. Berdasarkan sebuah laporan dalam jurnal Psychosomatic Medicine tahun 2010, dituliskan bahwa jumlah asupan kalori yang rendah dapat meningkatkan jumlah hormon kortisol.

Tingkat kortisol yang tinggi dapat membuat tubuh menahan air, yang mana air yang tertahan ini akan menyebabkan tubuh jadi “menggembung”. Tak heran, bila kamu menimbang berat badan, maka berat badanmu tidak mengalami perubahan.

Mekipun terlihat mudah, bukan berarti kamu bisa menyepelekan diet defisit kalori, ya. Jika ingin membuahkan hasil yang optimal, lakukan diet defisit kalori dengan tepat dan optimal pula. Percayalah, usaha dan kesabaran yang tinggi akan berbuah manis. Semangat, ya!

Tanpa disadari pembatasan jumlah kalori yang dikonsumsi membuat beberapa orang mengalami stres. Berdasarkan sebuah laporan dalam jurnal Psychosomatic Medicine tahun 2010, dituliskan bahwa jumlah asupan kalori yang rendah dapat meningkatkan jumlah hormon kortisol.

Tingkat kortisol yang tinggi dapat membuat tubuh menahan air, yang mana air yang tertahan ini akan menyebabkan tubuh jadi “menggembung”. Tak heran, bila kamu menimbang berat badan, maka berat badanmu tidak mengalami perubahan.

Mekipun terlihat mudah, bukan berarti kamu bisa menyepelekan diet defisit kalori, ya. Jika ingin membuahkan hasil yang optimal, lakukan diet defisit kalori dengan tepat dan optimal pula. Percayalah, usaha dan kesabaran yang tinggi akan berbuah manis. Semangat, ya!

Tanpa disadari pembatasan jumlah kalori yang dikonsumsi membuat beberapa orang mengalami stres. Berdasarkan sebuah laporan dalam jurnal Psychosomatic Medicine tahun 2010, dituliskan bahwa jumlah asupan kalori yang rendah dapat meningkatkan jumlah hormon kortisol.

Tingkat kortisol yang tinggi dapat membuat tubuh menahan air, yang mana air yang tertahan ini akan menyebabkan tubuh jadi “menggembung”. Tak heran, bila kamu menimbang berat badan, maka berat badanmu tidak mengalami perubahan.

Mekipun terlihat mudah, bukan berarti kamu bisa menyepelekan diet defisit kalori, ya. Jika ingin membuahkan hasil yang optimal, lakukan diet defisit kalori dengan tepat dan optimal pula. Percayalah, usaha dan kesabaran yang tinggi akan berbuah manis. Semangat, ya!

baca juga : 5 Tanda Racun Dalam Tubuh Sudah Menumpuk, Segera Detoks!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *