JURAGANQQLOUNGE – 5 Alasan Pentingnya Memisahkan Masalah Pribadi dengan Pekerjaan
Syarat untuk sukses dalam karier adalah menjadi orang yang profesional. Salah satunya contoh sifat profesional adalah mampu memisahkan masalah pribadi dengan perkerjaan. Banyak masalah dalam hidup kita yang tidak terduga dan kita perlu melampiaskannya untuk meringankan beban di hati. Masalah pribadi bisa berupa masalah keluarga, asmara atau keuangan.
Terkadang, terlalu banyak problematika hidup dapat mempengaruhi kinerjamu di kantor. Namun, kamu tidak bisa membiarkan masalah tersebut mengganggu pekerjaanmu, bukan?
Walaupun tidak mudah untuk melakukannya, kamu perlu tahu manfaat jika kamu bisa memisahkan masalah pribadi dengan pekerjaanmu. Yuk, belajar mengontrol diri dan jadi orang yang profesional!
1. Menciptakan keseimbangan dalam hidup
Semua orang setuju bahwa work-life balance adalah salah satu kunci kebahagiaan dalam hidup. sangat penting untuk kesehatan mental kita. Namun, masalah dalam pekerjaan dapat mengganggu keseimbangan hidup, apalagi ditambah dengan masalah personal yang tidak bisa dihindari.
Masalah ini bisa menyebabkan stres, kurang fokus, dan jadi banyak melamun. Jika dibiarkan berlarut-larut bisa berpengaruh terhadap pola makan, pola tidur dan produktivitas kamu. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah menyusun daftar prioritas. Dengan begini, kamu bisa menyelesaikan masalah yang penting tanpa terganggu hal-hal lain.
2. Bersikap profesional
Sebagai seorang profesional, kita harus bisa memisahkan masalah pribadi dengan urusan pekerjaan. Permasalahan pribadi dapat berpengaruh terhadap kualitas kerja, kehadiran dan interaksi di tempat kerja.
Salah satu cara memisahkan kedua masalah ini adalah dengan mengerjakan tugas tepat waktu. Selain itu, pekerjaan juga bisa dijadikan pelarian sementara agar kita melupakan masalah pribadi. 5 Alasan Pentingnya Memisahkan Masalah Pribadi dengan Pekerjaan
3. Belajar mengontrol emosi
\
Saat menghadapi situasi berat seperti ini, kamu harus menghadapinya dengan kepala dingin. Jangan sampai kamu melakukan hal yang berakibat buruk untuk pekerjaanmu. Tidak hanya itu, kesehatan mentalmu juga akan terganggu.
Jangan ragu untuk mencari bantuan dengan bercerita kepada sahabat, keluarga atau rekan kerja yang kamu percaya. Namun, kamu juga bisa mencari bantuan profesional untuk saran yang lebih objektif dan netral.
4. Belajar mengatur waktu
Jika sudah bisa mengatur emosi, waktu juga harus diatur sebaik mungkin agar pekerjaan tidak terabaikan. Terkadang, stres bisa disebabkan karena alokasi waktu yang berantakan, sehingga banyak hal yang tidak terselesaikan.
Masalah pekerjaan tidak bisa di selesaikan bersamaan dengan masalah pribadi. Maka dari itu, selagi menghadapi masalah ini kamu juga harus belajar untuk membuat skala prioritas agar mengetahui problem apa yang harus di selesaikan terlebih dulu.
5. Menghindari masalah dengan rekan kerja
Selain mengganggu kualitas pekerjaan, mood yang jelek bisa menganggu interaksi dengan rekan kerja di kantor. Kamu jadi mudah emosi terhadap kesalahan kecil yang orang lain perbuat. Segala hal di kantor jadi terlihat menyebalkan bagimu.
Apalagi jika kamu tidak bisa mengontrol raut wajahmu dan terlihat cemberut seharian, tentu saja ini akan membuat rekanmu bingung. Mood yang jelek juga bisa menyebabkan kamu tidak konsentrasi saat diskusi grup.
Selain itu, kamu bisa minta tolong orang lain jika kamu terlalu sulit untuk fokus. Bicarakan kepada rekan kerja atau atasanmu kalau kamu sedang kesulitan menghadapi masalah personal. Jangan lupa minta maaf jika ada kesalahan kinerjamu kurang baik akhir-akhir ini. Jika bicara baik-baik, mereka pasti akan mencoba mengerti dan membantumu.
Tidak dapat di pungkiri bahwa memisahkan masalah pribadi dan pekerjaan bukanlah perkara mudah, apalagi jika lingkungan di kantormu tidak mendukung. Maka dari itu, kamu perlu belajar mengendalikan emosi dan manajemen waktu.