JuraganQQ Lounge – 5 Jenis Skizofrenia yang Harus Kamu Kenali, Yuk Disimak!
juragan88.net – Kenali perbedaan gejala tiap jenisnya
Skizofrenia adalah gangguan mental yang terkait dengan ekspresi atau persepsi realitas yang tak biasa. Adanya gangguan pikiran, perilaku abnormal, dan antisosial membuat penderitanya sulit membedakan antara khayalan dan realita.
Ciri skizofrenia adalah adanya halusinasi pendengaran atau mendengar hal-hal yang sebetulnya tidak ada. Penderitanya juga bisa mengalami halusinasi visual, akan tetapi ciri ini lebih jarang terjadi.
Dulunya, skizofrenia dikategorikan ke dalam lima jenis
Di masa lalu, skizofrenia dibedakan menjadi lima jenis. Namun, pada tahun 2013, dalam buku panduan “Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition (DSM-V)” yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association (APA), metode klasifikasinya diubah. Dari yang awalnya ada lima menjadi hanya satu klasifikasi, yaitu skizofrenia.
Perubahan tersebut berdasarkan keputusan para ahli dari APA. Mereka sepakat bahwa klasifikasi tersebut memiliki stabilitas yang terbatas, validitas yang buruk, serta reliabilitas yang rendah.
Meski begitu, yuk, kenali apa saja jenis-jenis skizofrenia yang dulu pernah menjadi acuan para ahli beserta perbedaannya!
5 Jenis Skizofrenia yang Harus Kamu Kenali, Yuk Disimak!
1. Skizofrenia paranoid: ketakutan yang berlebihan
Menurut buku “Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa” yang ditulis oleh Willy F. Maramis dan Albert A. Maramis, skizofrenia paranoid adalah jenis yang paling sering terjadi. Kejadiannya lebih sering dialami orang yang berusia di atas 30 tahun.
Skizofrenia paranoid ditandai dengan adanya waham (keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan realita dan dibangun atas unsur yang tidak berdasarkan logika) ketakutan yang berlebihan.
Dilansir dari laman Psycom, umumnya pasien setidaknya ‘disibukkan’ dengan satu delusi atau sering mengalami halusinasi pendengaran. Pasien akan merasa selalu dikejar-kejar seseorang dan akan dibunuh. Ia juga akan mendengar bisikan-bisikan yang mengatakan bahwa ada orang yang akan membunuhnya. Halusinasi suara yang juga bisa didengar adalah bunyi derap langkah seperti ada yang mengikuti atau mengejarnya. Padahal, kenyataannya tidak ada.
Skizofrenia paranoid juga akan sulit percaya dengan orang lain, sehingga ia akan sulit bersosialisasi, bahkan bisa jadi antisosial atau fobia sosial (social anxiety disorder).
Meski demikian, gejala skizofrenia jenis ini dianggap ‘positif’, dalam arti merespons perawatan medis cukup baik.
2. Skizofrenia hebefrenik: pola pikir nggak nyambung
Masih berdasarkan buku “Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa”, jenis ini ditandai dengan gangguan dalam proses berpikir yang sangat mencolok. Apa yang diucapkannya tidak berkesinambungan antar kalimat alias nggak nyambung, dan pikirannya sangat sulit dipahami.
Seseorang dikatakan mengalami skizofrenia hebefrenik (atau dikenal juga sebagai disorganized schizophrenia) bila punya ciri ini:
- Disorganized speech: campuran kata-kata dan frase yang diucapkan acak sehingga sulit dimengerti, inkoheren, dan gigih.
- Disorganized behaviour: sulit menyelesaikan tugas, sulit bertindak dengan tepat dalam situasi sosial.
- Eskpresi datar atau perilaku tidak pantas: kontak mata yang buruk, ekspresi wajah datar.
Selain itu, pasien juga punya kepribadian ganda. Ada pula gejala manerisme dan neologisme. Manerisme adalah gerakan berulang yang khas, biasanya terlihat pada mimik wajah atau gaya berjalan. Sementara itu, neologisme adalah perilaku kekanak-kanakan.
Jenis skizofrenia ini sering terjadi pada usia 15-25 tahun.
3. Skizofrenia katatonik: apatis atau malah hiperaktif
Dilansir dari laman Southeastern Arizona Behavioral Health Services, Inc., skizofrenia katatonik sekarang dianggap sebagai sub tipe yang langka, karena diyakini merupakan akibat dari skizofrenia yang tidak ditangani. Kemunculan jenis ini dilaporkan lebih jarang di antara pasien skizofrenia karena kemajuan intervensi dini dan pengobatan.
Jenis ini punya ciri peningkatan atau penurunan gerakan yang cukup besar, dengan setidaknya menunjukkan dua dari gejala berikut ini:
- Jarang bergerak
- Postur tubuh kaku
- Menolak untuk dipindahkan
- Gerakan tubuh yang berlebihan
- Ekolalia (meniru ucapan orang lain)
- Ekofraksia (meniru gerakan orang lain)
- Postur tubuh yang aneh
- Meringis
- Gerakan khas seperti bergerak maju mundur (rocking), melambaikan tangan, dan menggigiti kuku
Selain itu, sikapnya yang sangat apatis terhadap lingkungan. Penderitanya akan berdiam diri saat diajak berbicara, wajah tanpa ekspresi, tidak akan bergerak sama sekali dalam waktu yang lama, menolak untuk makan, dah bahkan tidak mau menelan ludah yang lama-lama keluar dari mulutnya. Jika disuruh sesuatu, penderitanya akan melakukan hal yang sebaliknya.
Penderita juga akan mengalami kesulitan tidur serta tidak dapat makan dan minum, yang akhirnya menyebabkan kelelahan, dehidrasi, dan kekurangan nutrisi.
Skizofrenia katatonik biasanya muncul pertama kali di umur 15-30 tahunan. Biasanya penyebabnya didahului oleh stres emosional.
4. Skizofrenia simpleks: hilangnya emosi dan kepedulian
Skizofrenia simpleks ditandai dengan tumpulnya emosi. Biasanya penderita akan tidak peduli dengan hal-hal penting pada dirinya, misalnya masa depannya. Selain itu, penderita juga akan mengalami anhedonia, yaitu penurunan minat terhadap suatu aktivitas.
Penderita akan mulai tidak peduli dengan lingkungan dan keluarganya, serta akan menarik diri dari pergaulan. Lama-lama, terjadi penurunan kualitas dalam pekerjaan atau pelajaran.
Pada skizofrenia simpleks, jarang ditemukan adanya waham dan halusinasi. Pola pikirnya juga masih dapat dipahami. Biasanya, kemunculannya sejak masa puber.
5. Skizofrenia residual: penampilan tak lagi terawat
Skizofenia residual adalah jenis yang sudah lama dialami penderitanya. Umumnya, penderita tampak tak terawat dan kotor karena tidak dapat merawat dirinya sendiri.
Pada jenis ini, sebagian besar gejala positif (gejala tampak) menurun seiring tingkat keparahan. Gejala positif seperti halusinasi atau delusi jarang terjadi atau bahkan berhenti. Namun, justru muncul gejala negatif seperti penurunan psikomotor, penumpulan perasaan, pasif dan kurang inisiatif, termasuk hilangnya gairah hidup.
Apabila ada seseorang yang kamu kenal menderita skizofrenia, jangan dijauhi. Beri dukungan untuknya agar menjalani perawatan medis yang tepat dan membantunya dalam melawan stigma dan diskriminasi. Dengan begitu, kekambuhannya bisa dicegah dan kualitas hidupnya tetap terjaga.
baca juga: 6 Tips Agar Seks Tidak Terganggu, Bikin Rumah Tangga Harmonis!