5 Kandungan Makanan dan Minuman yang Mudah Bikin Tubuh Melebar
Uncategorized

5 Kandungan Makanan dan Minuman yang Mudah Bikin Tubuh Melebar

JuraganQQLounge – 5 Kandungan Makanan dan Minuman yang Mudah Bikin Tubuh Melebar

indojuraganqq.net – Batasi asupannya dan konsumsi secara bijak

Kamu sedang nonton TV atau streaming drama Korea yang baru kamu unduh sambil nyemil keripik kentang yang baru kamu beli kemarin. Dalam waktu 30 menit, tanpa sadar, sudah ludes. Bawaannya ingin buka satu kemasan lagi?

Tunggu dulu! Bisa jadi, itu dikarenakan zat pada keripik kentang yang membuat otakmu mengirim sinyal agar kamu merasa terus lapar.

Seorang peneliti obesitas asal Jerman, Achim Peters, mengingatkan bahwa bahan-bahan kimia pada makanan, dari pengawet hingga pestisida, dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Caranya? Zat-zat ini memengaruhi otak sehingga mengirimkan “sinyal palsu”, sehingga tubuh mengonsumsi lebih banyak kalori. Hasilnya? Obesitas.

Kamu merasa tercerahkan dan ingin tetap langsing? Baiklah! Kalau begitu, inilah beberapa zat pada makanan dan minuman yang harus dibatasi agar berat badan tetap ideal dan sehat.

5 Kandungan Makanan dan Minuman yang Mudah Bikin Tubuh Melebar

1. Disodium guanilat

Zat pada makanan dan minuman pertama yang harus kamu hindari adalah disodium guanilat. Mengapa pertama? Karena bahan ini adalah yang ditemukan pada makanan seperti keripik kentang dan snack kemasan lain yang biasa kamu makan sambil bersantai.

Diproduksi dari rumput laut dan ikan kering, dinatrium guanilat “akrab” dengan garam pada snack kemasan. Ketika dikombinasikan, garam dan dinatrium guanilat dapat mengirimkan sinyal palsu (seperti yang dijelaskan di atas) pada otak, sehingga menghasilkan reaksi adiktif.

Hasilnya, kamu jadi ingin ngemil camilan asin terus! Pada akhirnya, ketika menimbang berat badan tahu-tahu angka timbangan sudah naik.

Seorang ahli gizi asal Amerika Serikat (AS), Monica Reinagel, mengatakan bahwa mereka dengan diet tinggi garam terancam mengonsumsi lebih banyak kalori, sehingga menaikkan berat badan mereka.

“Jika dietmu mengandung banyak camilan, keripik, roti, gorengan, dan makanan cepat saji, bukan hanya garam, kamu juga lebih banyak mengonsumsi kalori. Itulah hubungan antara garam dan kenaikan berat badan,” jelas Reinagel.

Selain obesitas, ternyata kandungan disodium guanilat harus dihindari bagi penderita asma dan mereka yang ingin mencegah asam urat. Hal tersebut dikarenakan disodium guanilat diubah oleh metabolisme tubuh menjadi purina (senyawa yang dapat menyebabkan asam urat).

Meskipun jumlahnya sudah diregulasi pada makanan agar tidak menyebabkan asam urat, kalau dikonsumsi terlalu banyak, otomatis akan menyebabkan asam urat di kemudian hari atau kambuh. Tidak mau, kan, mengalami obesitas dan asam urat?

2. Aspartam

Kamu sedang berbelanja bulanan dan ingin menyetok minuman kesukaanmu buat di rumah? Mungkin ini saatnya untuk melihat kandungan di kemasannya dan berpikir dua kali sebelum membelinya.

Kenapa? Karena mayoritas minuman manis mengandung aspartam. Selain minuman manis, dari yoghurt hingga suplemen vitamin manis mengandung pemanis buatan tersebut.

Memang, menurut badan pengawas obat dan makanan di seluruh dunia, aspartam sudah diuji dan terbukti aman untuk orang-orang dengan diabetes. Pada tahun 2018, beberapa uji coba menyatakan aspartam aman untuk mengurangi asupan kalori dan berat badan pada orang dewasa dan anak-anak.

Lebih manis daripada gula dan dengan hasil uji coba yang bagus, akhirnya aspartam dipakai sebagai pengganti gula dengan jumlah kalori yang kira-kira sama.

Akan tetapi, karena aspartam yang digunakan dalam minuman atau makanan manis memiliki jumlah yang jauh lebih kecil daripada gula alami, aspartam tidak menawarkan asupan kalori yang cukup untuk tubuh.

Hal tersebut dapat merangsang nafsu makan berlebih. Karena aspartam tidak memberi asupan kalori untuk mengekang perasaan lapar, otak mengirimkan sinyal palsu bahwa tubuh kekurangan nutrisi, dan memerintahkan kita untuk makan lebih banyak. Hasilnya? Angka timbangan naik!

3. Monosodium glutamat (MSG)

Pernah diledek begitu? Ledekan ini ditujukan untuk mereka yang “lamban” dalam berpikir. Kemudian, hal itu diasosiasikan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG), salah satu garam turunan dari asam glutamat.

MSG dapat ditemukan hampir di semua jenis makanan, dari padat hingga cair, dan dari makanan utama (daging burger, sosis, mi instan, dan sebagainya), camilan (aneka keripik), hingga bumbu penyedap seperti saus dan kecap.

Ditemukan oleh Kikunae Ikeda (pendiri Ajinomoto) pada 1908, MSG dianggap memberikan rasa lezat nan gurih, atau umami.

Beberapa waktu yang lalu, sempat ramai tentang pengakuan beberapa orang yang mengalami pusing setelah mengonsumsi MSG. Namun, setelah dilakukan blind test, ternyata hanya histeria belaka.

Akan tetapi, pengaruh MSG terhadap angka timbangan sudah diteliti lewat beberapa penelitian.

Melansir Reuters Health, seorang ahli gizi di University of North Carolina, AS, Ka He, mengatakan bahwa meskipun risiko kenaikan berat badan yang disebabkan oleh MSG bersifat ringan, implikasinya pada kesehatan masyarakat tak bisa diabaikan. Kenapa?

Kenapa MSG dapat menaikkan berat badan? Konsumsi MSG amat sarat di Tiongkok dan AS, tetapi perbandingan indeks massa tubuh rakyat kedua negara terpapar begitu jauh. He mengingatkan bahwa rakyat Tiongkok jauh lebih aktif daripada AS, oleh karena itu efeknya tidak terlalu kentara.

Dalam penelitiannya, He dan tim meneliti 10.095 warga Tiongkok selama 5,5 tahun. Pada bagian kesimpulan, He mengatakan bahwa mereka yang mengonsumsi MSG rata-rata 5 gram per hari memiliki risiko obesitas sebanyak 33 persen, dibandingkan mereka yang paling sedikit mengonsumsi MSG kurang dari setengah gram per hari.

He berhipotesis bahwa MSG mengganggu kinerja hormon leptin yang mengatur metabolisme dan nafsu makan tubuh. Terlalu banyak konsumsi MSG dikatakan menyebabkan resistansi leptin, membuat seseorang lebih berisiko mengalami obesitas.

Resistansi leptin menyusahkan tubuh untuk memproses energi yang didapat dari makanan yang dicerna. Alhasil, seberapa banyak kalori yang dicerna, rasanya tetap lapar.

Meski demikian, bersumber dari buku panduan Review Monosodium Glutamat How To Undertand It Properly edisi ke-4 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), penelitian dari He dkk. mendapat kritik dari Shi dkk. dengan melakukan penelitian yang melibatkan 1.282
laki-laki dan perempuan Tiongkok, yang berpartisipasi dalam Studi Gizi Jiangsu. 

Dalam penelitian tersebut, asupan MSG dan berat badan secara kuantitatif dinilai pada tahun 2002 dan ditindaklanjuti di tahun 2007. Temuannya, konsumsi MSG tidak berhubungan dengan penambahan berat badan secara signifikan setelah disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, berbagai faktor gaya hidup, dan asupan energi.

Dari temuan tersebut, disimpulkan bahwa ketika makanan lain atau pola diet dicatat, maka tidak ada hubungan antara konsumsi MSG dengan kenaikan berat badan.

Hasil penelitian Shi dkk. tersebut tampaknya sama dengan hasil temuan oleh Vi Thi Thu Hien dkk. yang dimuat dalam jurnal Public Health Nutrition tahun 2012. Penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan prevalensi dan mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan kelebihan berat badan (overweight), terutama memastikan ada atau tidaknya hubungan antara pemberian MSG sebagai penguat rasa terhadap kejadian overweight di Vietnam.

Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan jumlah partisipan sebanyak 1.528 orang berusia ≥ 20 tahun yang dipilih secara acak. Pada penelitian itu didapat bahwa overweight disebabkan oleh faktor usia, wilayah tempat tinggal, pekerjaan yang panjang, aktivitas fisik dan asupan kalori, karbohidrat, lemak jenuh dan protein hewani. Hasil penelitian tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara konsumsi MSG terhadap overweight

4. Fruktosa

Kemudian, bahan pada makanan dan minuman yang perlu diwaspadai lainnya adalah fruktosa. Pada dasarnya, fruktosa adalah salah satu dari tiga gula utama, yaitu glukosa dan galaktosa. Akan tetapi, terlalu banyak fruktosa malah akan membuatmu gemuk.

Sekadar meluruskan, fruktosa di sini adalah yang 50 persen ada dalam gula bubuk atau sukrosa. Meskipun ada juga di dalam buah, fruktosa buah tidak berbahaya untuk kesehatan, kecuali jika dikonsumsi terlalu banyak.”Intinya, terlalu banyak juga tidak baik!”

Selain gula biasa, fruktosa juga terdapat di sirop jagung tinggi fruktosa dan sirop agave. Jika kamu melihat di kemasan ada nama tersebut, pikir-pikir lagi sebelum membelinya karena kadar fruktosanya yang tinggi.

Kembali lagi ke fruktosa, melansir Healthline, tubuh manusia memproses glukosa dan fruktosa secara berbeda. Kalau seluruh sel manusia dapat menggunakan glukosa, hati manusia hanya dapat memproses fruktosa dalam jumlah tertentu. Jika terlalu banyak, maka hati akan mengubah fruktosa menjadi lemak.

Bukan. Salah kamu yang mengonsumsi terlalu banyak fruktosa. Selain dapat membebani hati, berbagai penelitian mengungkapkan bahwa asupan fruktosa yang berlebihan dapat menyebabkan:

  • Resistansi leptin yang dapat meningkatkan risiko obesitas; 
  • Resistansi insulin yang menyebabkan diabetes tipe 2;
  • Serangan asam urat;
  • Kelebihan makan karena tidak menekan nafsu makan seperti glukosa;
  • Perlemakan hati;
  • Penyakit jantung karena meningkatkan kadar kolesterol VLDL, menyebabkan akumulasi lemak.

5. Natrium siklamat

Kandungan dalam makanan lainnya yang juga perlu diwaspadai adalah sodium siklamat. Terdengar asing? Senyawa ini sering ditemukan sebagai pemanis buatan pada selai, soda diet, hingga agar-agar.

Hingga saat ini, terdapat 130 negara dunia, termasuk Indonesia, yang mengizinkan pemakaian natrium siklamat.

Sejak tahun 1969, AS melarang penggunaan natrium siklamat pada berbagai produk makanan dan minuman, setelah sebuah penelitian menemukan bahwa konsumsi kombinasi natrium siklamat dan sakarin dalam jangka panjang (setara 550 kaleng soda per hari) dapat menyebabkan kanker kandung kemih pada tikus.

Selain kanker itu, konsumsi natrium siklamat secara berlebih bisa bikin tekanan darah naik dan pengecilan testis pada tikus. Efeknya ini dikatakan mendekati dengan apa yang akan dialami manusia.

Melansir Women’s Weekly, konsumsi natrium siklamat berlebih dapat menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak insulin, sehingga menjadi lemak yang menyebabkan kegemukan. Lalu, seseorang yang terlalu sering mengonsumsi natrium siklamat bisa menjadi tidak suka dengan makanan atau minuman yang tidak manis.

Itulah lima kandungan dalam makanan dan minuman yang konsumsinya perlu dibatasi untuk membantu menjaga berat badan tetap ideal. Paling baiknya adalah pilih makanan segar dan makanan dengan proses minimal yang tidak banyak penambahan zat, serta terapkan pola makan bergizi seimbang dan imbangi dengan olahraga rutin.

baca juga : Langsung Fit, Ini 5 Tips Pulihkan Tubuh Setelah Begadang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *