5 Penjelasan Ilmiah Mengenai Kelakuan Toxic Para Pemain MOBA
Uncategorized

5 Penjelasan Ilmiah Mengenai Kelakuan Toxic Para Pemain MOBA

JuraganQQ Lounge – 5 Penjelasan Ilmiah Mengenai Kelakuan Toxic Para Pemain MOBA

asiajuragan.com– Ada kaitannya dengan fenomena online disinhibition effect

Apa persamaan dari Mobile Legends Arena of Valor dan DotA 2? Yup ketiga permainan tersebut termasuk dalam Multiplayer Online Battle Arena (MOBA), yaitu jenis permainan yang bergantung pada strategi dan kekompakan kelompok. Akan tetapi, tidak jarang strategi yang justru penting dalam permainan malah menjadi hancur karena ulah satu atau lebih pemain yang toxic. Ternyata, penelitian mengenai sifat toxic para pemain MOBA games ini telah banyak dilakukan, lho. Berikut adalah ulasannya.

5 Penjelasan Ilmiah Mengenai Kelakuan Toxic Para Pemain MOBA

1. Ini tipe-tipe sifat toxic MOBA players

Ada lima tipe sifat toxic yang sering dilakukan oleh pemain MOBA games

  1. flaming, yaitu mengirim chat yang bersifat ofensif;
  2. griefing, yaitu membuat pemain lain kesal dengan sengaja;
  3. cheating, yaitu menggunakan perangkat lunak secara ilegal demi keuntungan pribadi;
  4. scamming, yaitu menipu transaksi barang dalam game demi keuntungan pribadi; dan
  5. cyberbullying, yaitu mengganggu pemain lain secara berulang-ulang.

Tentu, pemain-pemain toxic bisa dilaporkan dan diberi hukuman berupa ban dalam jangka waktu tertentu. Dari kelima sifat toxic tersebut, flaming paling sering dilaporkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kwak dkk. (2015), tim lawan akan lebih terdorong untuk melaporkan pemain toxic walaupun pemain toxic itu menguntungkannya jika ada permintaan dari luar, misalnya dari tim sekutu pemain toxic itu sendiri. So, ayo kita sama-sama laporkan pemain toxic demi pengalaman gaming yang lebih baik! 

2. Berhubungan erat dengan online disinhibition effect

Menurut Suler (2004), online disinhibition effect adalah perilaku tertentu yang hanya diperlihatkan seseorang di dunia maya dan tidak diperlihatkan di dunia nyata. Ada dua jenis online disinhibition effectbenign disinhibition dan toxic disinhibition. Jenis yang pertama ada pada orang yang suka berbuat baik kepada orang lain secara online, contohnya saat menyemangati teman di sosial media saat dia sedang sedih. Nah, sifat toxic pemain MOBA games adalah contoh jenis yang kedua.

Internet yang serba “anonim”, keinginan untuk membuat persona yang berbeda dari dunia nyata, dan dunia game yang minim peraturan merupakan faktor-faktor yang menyebabkan munculnya toxic disinhibition pada pemain MOBA games. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lapidot-Lefler dan Barak (2012), kurangnya kontak mata dengan orang lain juga merupakan faktor terbesar seseorang melakukan flaming.

3. Banyak dari mereka yang berusia muda

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mattinen dan Macey (2018), hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi mental anak yang belum matang. Pemain berusia muda kebanyakan kurang memiliki self-control, merespon makian dengan lebih agresif, dan/atau memiliki kecenderungan besar untuk meniru lingkungan sekitar, termasuk lingkungan penuh flaming dalam MOBA games. Oleh karena itu, mungkin saja para pemain “bocah” ini tidak menganggap sifat mereka toxic karena mereka beranggapan hanya meniru lingkungan sekitarnya.

4. Sifat kompetitif yang berlebihan

Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik, termasuk jiwa kompetitif. Berdasarkan penelitian Shores dkk. (2014), pemain yang sering memainkan mode permainan yang kompetitif (ranked mode) cenderung lebih bersifat toxic dibandingkan dengan yang tidak (classic mode). Penelitian lain dari Martens dkk. (2015) menunjukkan bahwa sifat toxic ini juga lebih sering muncul saat peristiwa kill terjadi, di mana pemain yang terkena kill biasanya akan menyalahkan timnya sendiri atas nasibnya.

5. Keinginan untuk menyalahkan player lain

Penelitian dari Martens dkk. (2015) juga menunjukkan bahwa semakin jelas tim akan mengalami kekalahan maka semakin banyak kata-kata kasar yang dilontarkan lewat chat box. Keinginan untuk mempermalukan dan menyalahkan anggota tim juga lebih tinggi pada tim yang kalah dibandingkan dengan tim yang menang. Hati-hati, sifat toxic ini bisa jadi akan berpengaruh pada kondisi mental pemain yang disalahkan!

Itulah penjelasan-penjelasan mengenai kelakuan toxic pemain MOBA games. Jangan sampai kamu jadi salah satunya, ya!

baca juga: Sistem Imun Lawan Infeksi Virus Corona

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *