JuraganQQ Lounge – 5 Perbedaan antara Sedih, Stres dan Depresi yang Harus Kamu Ketahui
asiajuragan.com – Yuk, kenali gejala-gejalanya
Mental adalah salah satu aspek penting dalam kesehatan manusia. Tubuh fisik yang sehat akan percuma jika tidak dibarengi dengan mental yang sehat pula. Nah, pada banyak kasus, mental seseorang akan berhubungan langsung dengan perasaan sedih, stres, atau bahkan depresi.
Apa saja, ya perbedaan dari ketiganya? Sejauh mana rasa sedih dan stres dapat ditoleransi oleh manusia? Yuk, disimak!
5 Perbedaan antara Sedih, Stres dan Depresi yang Harus Kamu Ketahui
1. Dari jenisnya, ketiga gangguan tersebut memiliki perbedaan signifikan
Medical News Today mencatat bahwa sedih adalah tingkatan emosional yang wajar, mengingat setiap orang di dunia ini pernah mengalami kesedihan. Perasaan sedih juga merupakan respons emosional terhadap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar kita.
Berbeda dengan stres. Gangguan ini mengarah pada tekanan mental (terkadang juga fisik), yang biasanya masih dapat diterima dengan baik oleh manusia. Dalam takaran tertentu, stres merupakan cara yang baik untuk memompa semangat dan hormon-hormon tertentu agar seseorang dapat lebih keras lagi dalam berusaha.
Bagaimana dengan depresi? Depresi adalah sebuah kondisi kejatuhan mental seseorang yang dibarengi dengan perasaan sedih tanpa batas, gelap, putus asa, dan tidak lagi memiliki semangat dalam hidup. Depresi inilah yang berbahaya karena dapat mengakibatkan seseorang melakukan bunuh diri.
Bahkan, dalam kebanyakan kasus, depresi dapat muncul tanpa sebab. Seseorang akan merasa sedih yang luar biasa tanpa sebab. Ia hanya merasa sendirian dan merasa bahwa tidak ada yang peduli kepadanya. Namun, meskipun sulit, depresi ternyata dapat disembuhkan dengan baik.
2. Karena jenisnya berbeda, penanganannya juga berbeda
Pada umumnya, perasaan sedih dan stres yang masih dalam tingkat wajar tidak membutuhkan bantuan khusus atau profesional. Biasanya, orang yang sedih dan stres hanya memilih untuk curhat dengan orang terdekatnya, maka itu sudah cukup untuk mengembalikan mood dan kesadaran mentalnya.
Namun, jika kesedihan dan stres berkepanjangan yang tak kunjung sembuh, maka hal tersebut bisa saja mengarah pada depresi. Jika sudah begini, biasanya bantuan konseling profesional dibutuhkan untuk mengurangi dampak negatif dari depresi.
Depresi yang berat bahkan membutuhkan lebih dari sekadar konseling. Biasanya bantuan dari ahli kejiwaan sangat dibutuhkan untuk mengatasi depresi berat. Laman Psychiatry menulis bahwa depresi yang sangat parah harus ditangani dengan cara-cara medis.
Obat-obatan medis, psikoterapi, hingga terapi elektrokonvulsif (ECT) dibutuhkan bagi pasien penderita depresi berat yang sering mengarah para gangguan mental dan kejiwaan. Orang-orang terdekat dari pasien juga bisa menjadi kunci dari kesembuhan pasien tersebut.
3. Ketiga kasus ini memiliki gejala yang berbeda
Kesedihan yang mendalam biasanya juga dibarengi dengan respons tubuh menangis dan sulit untuk makan atau pun minum. Jika hal tersebut terjadi tidak lebih dari 24 jam, maka hal tersebut masih dalam batas wajar.
Sedangkan stres mungkin tidak tampak dari luar. Biasanya seseorang yang stres akan mengalami gejala klinis seperti kelebihan asam lambung, muntah, pusing, dan mungkin malas untuk bersosialisasi untuk sementara waktu.
Yang unik adalah penderita depresi. Karena banyak dari penderita depresi tidak menunjukkan gejala sedih, stres, atau pun kelainan mental lainnya. Orang depresi akan tampak biasa saja, ia masih tertawa dan tersenyum. Bahkan, dalam beberapa kasus, orang depresi masih dapat membantu atau menolong penderita depresi lainnya.
Namun, depresi tidak boleh dianggap remeh. Di balik tawa dan senyuman orang depresi, ada sebuah perasaan sedih dan gelap yang sangat dalam. Laman Your Health in Mind mencatat bahwa gejala depresi yang bisa tampak adalah sedih berkepanjangan, perasaan bersalah yang sangat besar, dan terlihat tidak memiliki energi untuk menjalani hidup.
4. Bagaimana dengan faktor genetik?
Studi dan penelitian yang dicatat dalam Healthline menegaskan bahwa depresi juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Tentu hal ini sangat berbeda dengan sedih dan stres yang dapat dialami oleh semua orang.
Ilmuwan dan ahli psikologi menemukan kesimpulan bahwa faktor genetik bisa membawa pengaruh pada seseorang terhadap rentan atau tidaknya orang tersebut untuk depresi. Genetik menyumbang 40 persen penyebab utama terhadap depresi yang terjadi. Sedangkan 60 persen sisanya adalah faktor-faktor lainnya.
Para ilmuwan juga mengatakan bahwa orang yang memiliki orang tua atau saudara kandung yang pernah mengalami depresi, maka ia akan memiliki risiko tiga kali lebih besar terserang depresi di masa depan.
Jadi, berbeda dengan sedih dan stres, depresi lebih condong pada penyakit mental yang sama dengan penyakit-penyakit lainnya. Depresi bisa disembuhkan dengan penanganan dan pengobatan yang benar.
5. Menjaga kesehatan mental itu penting
Sama seperti kesehatan fisik, kesehatan mental juga sama pentingnya. Mengelola stres dengan baik, istirahat cukup, hidup secara seimbang, dan makan asupan bergizi adalah sebagian cara yang bisa dilakukan supaya mental tetap sehat.
Beberapa cara khusus lainnya juga dapat dilakukan dan terbukti efektif menjaga mental tetap sehat. Mendekatkan diri pada Tuhan dan menjalani hidup dengan sebuah keyakinan, secara medis dapat membuat seseorang lebih kuat secara mental.
Bahkan, menurut laman Psychology Today, praktik meditasi dapat membantu seseorang dalam menjaga agar mental tetap sehat. Meditasi dapat membantu seseorang tidur lebih lelap dan dapat mengatasi beberapa gangguan kecemasan.
Itulah beberapa ulasan mengenai sedih, stres dan depresi secara medis. Ternyata, kesehatan mental itu juga sangat penting, ya!
baca juga: Achraf Hakimi Menuju Inter Milan