Bisa Menyebabkan Kebutaan, Ini 6 Fakta Penting seputar Ablasi Retina
Uncategorized

Bisa Menyebabkan Kebutaan, Ini 6 Fakta Penting seputar Ablasi Retina

Juraganqq Lounge Bisa Menyebabkan Kebutaan, Ini 6 Fakta Penting seputar Ablasi Retina

66juragan.org – Termasuk dalam kondisi gawat darurat

Retina adalah selaput peka cahaya yang berada di bagian belakang mata. Ketika cahaya melewati mata, Situs Poker Online PKV GAME maka lensa memfokuskan gambar pada retina, lalu retina mengubah gambar menjadi sinyal yang dikirim ke otak melalui saraf optik. Retina bekerja dengan kornea, lensa, dan bagian mata lain serta otak untuk menciptakan penglihatan normal.

Ablasi retina biasanya hanya terjadi pada salah satu mata.

Bisa Menyebabkan Kebutaan, Ini 6 Fakta Penting seputar Ablasi Retina

1. Jenis ablasi retina berdasarkan penyebabnya

Terkadang, ada air mata kecil di retina. Ini juga bisa menyebabkan retina terlepas.

Ablasi retina terdiri dari tiga jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu:

Ablasio retina regmatogen (rhegmatogenous): merupakan jenis yang paling umum. BANDARQ Selain itu, area di mana retina terlepas akan kehilangan suplai darahnya dan berhenti bekerja, sehingga menyebabkan kehilangan penglihatan. Penyebab paling umum dari ablasio retina jenis ini adalah penuaan. Seiring bertambahnya usia, bahan seperti gel yang mengisi bagian dalam mata (vitreous) bisa berubah konsistensi dan menyusut atau menjadi lebih cair. Biasanya, vitreous terpisah dari permukaan retina tanpa komplikasi. Salah satu komplikasi dari pemisahan ini yaitu robekan. Ketika vitreous memisahkan atau mengelupas retina, maka vitreous bisa menarik retina dengan kekuatan yang cukup untuk membuat retina robek.

2. Penuaan dan rabun jauh yang parah bisa meningkatkan risiko ablasi retina

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko kamu terkena ablasi retina, di antaranya:

Penuaan, ablasi retina lebih sering terjadi pada individu yang berusia di atas 50 tahun
Ablasi retina sebelumnya di satu mata
Mengalami cedera mata parah sebelumnya
Rabun jauh yang parah (miopia)
Riwayat keluarga dengan ablasi retina
Operasi mata sebelumnya seperti pengangkatan katarak
Memiliki penyakit atau kelainan mata lain sebelumnya, seperti retinoschisis, uveitis atau penipisan retina perifer (degenerasi kisi)

3. Gejala ablasi retina yang perlu diwaspadai

Namun, biasanya ada gejala yang muncul sebelum retina terlepas.

  • Penglihatan kabur
  • Kilatan cahaya yang tiba-tiba muncul ketika melihat ke samping
  • Tiba-tiba melihat banyak floaters, yaitu serpihan kecil puing yang tampak seperti bintik hitam atau benang yang mengambang di depan mata

4. Diagnosis ablasi retina

Dalam proses diagnosis, dokter spesialis mata akan melakukan pemeriksaan mata secara menyeluruh. Dokter kemungkinan akan memeriksa:

  • Visi pasien
  • Tekanan mata pasien
  • Penampilan fisik mata pasien
  • Kemampuan pasien untuk melihat warna

Selain itu, dokter kemungkinan juga akan menguji kemampuan retina pasien untuk mengirim impuls ke otak pasien. Dokter juga mungkin akan memesan USG mata yang menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar mata.

5. Pengobatan ablasi retina melibatkan pembedahan

Laser membakar di sekitar robekan retina, dan menghasilkan jaringan parut yang kemudian menyatukan kembali jaringan tersebut.
Cryotherapy: cryosurgery, cryopexy, atau pembekuan, melibatkan suhu dingin yang ekstrem untuk menghancurkan jaringan abnormal. Prosedur ini akan menghasilkan bekas luka yang halus, yang membantu untuk menghubungkan retina ke dinding mata.
Dokter bedah akan membekukan area air mata dengan menggunakan cryopexy, sebelum menyuntikkan gelembung ke dalam rongga vitreous mata. Ini mendorong retina kembali ke robekan dan area yang terlepas, serta mencegah aliran cairan lebih lanjut di belakang retina. Sesudah beberapa hari, tekanan akhirnya membuat retina menempel kembali ke dinding belakang mata.

Para peneliti telah mempelajari penggunaan minyak silikon untuk mengobati vitreoretinopati proliferatif (PVR), yang merupakan komplikasi dari operasi pelepasan retina, yang bisa menyebabkan pelepasan retina lebih lanjut.

Menurut perkiraan dari National Eye Institute, sekitar 90 persen perawatan untuk ablasi retina akan berhasil, meski beberapa pasien butuh perawatan lebih lanjut.

Namun, jika makula terlibat dalam detachment, maka penglihatan orang tersebut kemungkinan tidak akan sejelas sebelumnya.

Ada sedikit risiko komplikasi sesudah pasien menjalani operasi, yaitu seperti alergi obat-obatan, katarak, glaukoma, pendarahan di mata, penglihatan ganda, dan infeksi mata.

6. Prospek jangka panjang ablasi retina

Prospek jangka panjang ablasi retina tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan seberapa cepat pasien mendapat perawatan medis dari ahlinya. Beberapa pasien kemungkinan akan sembuh total, terutama jika makulanya tidak rusak.

Makula adalah bagian mata yang bertanggung jawab untuk penglihatan yang paling jelas, yang berada di dekat pusat retina.

Beberapa pasien mungkin tidak bisa sepenuhnya mendapatkan kembali penglihatannya. Ini bisa terjadi bila makula mata rusak dan tidak segera mendapat pengobatan.

Itulah deretan fakta penting seputar ablasi retina, suatu kondisi yang bisa menyebabkan kebutaan. Jika kamu mengalami gejala-gejalanya, jangan buang waktu untuk segera mencari pertolongan medis ke dokter spesialis mata karena ini merupakan kondisi gawat darurat. Semakin cepat ablasi retina terdeteksi dan mendapat pengobatan, maka makin besar pula peluang kesembuhannya.

baca juga : 6 Jenis Teh Populer Dan Jumlah Kalorinya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *