JuraganQQ Lounge – 6 Penjelasan Kenapa Olahraga Keras Menggunakan Masker Itu Berbahaya
asiajuragan.com – Kerusakannya bisa disetarakan terkena COVID-19 itu sendiri
Situasi new normal membuat orang melakukan kebiasaan baru menggunakan masker di mana pun dan kapan pun. Tujuannya adalah untuk memutus rantai penularan wabah COVID-19 dan tidak tertular penyakit tersebut. Hampir di segala kegiatan, orang-orang hampir selalu mengenakan masker. Bahkan di saat yang tidak nyaman, seperti kala berolahraga.
Baru-baru saja terdapat laporan orang meninggal lantaran menggunakan masker sambil berolahraga. Berita tersebut datang dari 7news yang mengabarkan nasib naas itu dialami dua pemuda Tiongkok dengan dugaan mereka kesulitan bernapas.
Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah aman untuk berolahraga sambil menggunakan masker? Berikut ini adalah penjelasan mengenai situasi tersebut.
6 Penjelasan Kenapa Olahraga Keras Menggunakan Masker Itu Berbahaya
1. Olahraga menuntut tubuh membutuhkan asupan oksigen yang cukup besar
Sebelum berbicara lebih jauh mengenai masalah masker, ada baiknya memahami kegiatan olahraga tersebut. Dalam penjelasan paling sederhana, olahraga adalah kegiatan untuk mengolah fisik agar tubuh selalu bisa bugar dan tidak mudah terkena penyakit. Di dalam olahraga, ada aktivitas yang membuat tubuh bekerja keras untuk menguatkan diri dan proses ini memancing tubuh untuk mengambil oksigen lebih banyak daripada biasanya.
Di dalam penjelasan iflscience.com, dituliskan ketika berolahraga tubuh akan menghirup oksigen beberapa kali lipat ketimbang kondisi normal saat kamu hanya berdiri atau duduk saja. Malahan permainan olahraga seperti sepak bola dapat membuat paru-paru menghirup oksigen 40 hingga 100 liter per menitnya.
2. Masker membatasi perolehan oksigen tersebut
Seperti yang diketahui jika saat ini orang-orang dihimbau untuk menggunakan masker demi mengurangi penularan COVID-19. Alasannya adalah penyakit yang masuk dalam kategori infeksi virus influenza tersebut dapat menular melalui cairan tubuh yang mana itu bisa datang dari bersin ataupun batuk. Penggunaan masker tujuannya adalah demi mengurangi risiko penularan tersebut.
Sayangnya, masker yang digunakan agar orang tidak menulari dan tertular COVID-19 itu juga membatasi kapasitas penghirupan oksigen. Dalam artikel di The Conversation, dijelaskan menggunakan masker memiliki kondisi serupa seperti hidup di dataran tinggi. Kandungan oksigen yang dihirup paru-paru menjadi menipis dan memaksa paru-paru untuk bekerja lebih keras.
3. Berolahraga sambil menggunakan masker bisa terasa seperti sedang berada di ketinggian 1.500 meter
Penulis artikel The Conversation tersebut, Lindsay Bottoms, melakukan eksperimen guna menilai seperti apakah kondisi yang dirasakan tubuh ketika berolahraga menggunakan masker. Menggunakan penganalisis gas, dia mencoba melihat konsentrasi gas yang dihirup dan dibuang tubuh.
Dalam kondisi normal di lokasi tempat sang penulis melakukan eksperimen, konsentrasi oksigen di atmosfer berkisar di angka 21 persen. Saat dia berlari di treadmill menggunakan topeng anggar, konsentrasi oksigen itu menurun menjadi 19,5 persen. Jika disetarakan, kurang lebih kondisi ini serupa dengan berolahraga di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut.
Menggunakan masker sekaligus topeng anggar tersebut, konsentrasi oksigennya kembali menurun, menjadi 17 persen. Itu setara berolahraga di ketinggian 1.500 meter. Konsentrasi oksigen yang lebih menurun daripada itu memberikan respons fisiologikal negatif pada tubuh. Itu akan membuatmu mengalami mabuk ketinggian yang mana gejalanya adalah pusing dan sakit kepala.
6 Penjelasan Kenapa Olahraga Keras Menggunakan Masker Itu Berbahaya
4. Masker juga membuat karbon dioksida tidak bisa keluar
Yang menjadi permasalahan dari berolahraga menggunakan masker tak hanya mengenai kesulitan mencari oksigen, tetapi juga menjebak karbon dioksida dalam tubuh. Secara normal atau setidaknya berolahraga menggunakan topeng anggar, konsentrasi karbon dioksida yang terlepas ke udara kurang dari satu persen. Menggunakan masker, angka tersebut ternyata naik hingga tiga persen.
Dalam departemen kesehatan Inggris, orang-orang tidak diperbolehkan terekspos karbon dioksida yang berkonsentrasi lebih dari 1,5 persen selama 15 menit ke atas. Dalam penjelasan iflscience.com, karbon dioksida yang terjebak itu membuat tubuh kembali mendaur ulang gas tersebut dan membuat tubuh semakin lapar akan oksigen. Ini menjadi alasan mengapa masker bisa berbahaya bagi mereka yang sedang berolahraga.
5. Ada alasan mengapa pertandingan dan perlombaan olahraga di dunia diliburkan
Alasan-alasan di atas menjadi satu alasan mengapa banyak pertandingan olahraga, seperti basket dan lainnya ditiadakan untuk sementara waktu. Itu karena tidak mungkin membuat para atlet bertanding menggunakan masker. Di sisi lain, tidak mungkin pula membiarkan mereka berolahraga tanpa masker juga.
Saat berolahraga, cairan tubuh lebih banyak diproduksi lewat hidung dan mulut. Dalam kondisi acara olahraga besar, ini membuat risiko penularan menjadi sangat tinggi mengingat para atlet pasti berkeringat dan dapat minum lewat botol yang sama. Jika dipaksakan berlangsung, COVID-19 bisa menular satu sama lain.
6. Melakukan olahraga yang sangat privat tanpa menggunakan masker adalah jalan terbaik
Sejujurnya tidak ada penelitian ilmiah yang membahas mengenai isu ini sehingga perlu ada riset lebih lanjut untuk menunjukkan data lebih akurat. Untuk sementara ini, jalan terbaik adalah melakukan olahraga ringan yang sekiranya bisa dilakukan di rumah atau menghindari olahraga berat dengan menggunakan masker.
Ada pun sebaiknya kamu memilih masker yang bagus dan bisa membantu pernapasan. Material bahan kain yang tidak terlalu tebal disarankan. Lakukan pula olahraga secara perlahan-lahan. Akan lebih baik apabila kamu berkonsultasi terlebih dahulu terhadap dokter atau pakar kesehatan. Jika memaksakannya, dampak yang kamu rasakan bisa setara terkena COVID-19, yaitu paru-parumu rusak.
Bagaimana? Apakah kamu salah satu orang yang menggunakan masker ketika berolahraga? Berhati-hatilah jika seperti itu. Bisa jadi kamu tiba-tiba tidak sadarkan diri lantaran kekurangan oksigen.
baca juga: Sering Dialami Atlet, Ini 7 Perbedaan Patah Tulang Dan Dislokasi