JURAGANQQLOUNGE – 6 Suplemen yang Bisa Berinteraksi dengan Obat Diabetes
Kalau kamu hidup dengan di abetes, kamu perlu berhati-hati dalam mengelola kondisi, menjaga kesehatan dengan penyesuaian pola makan dan gaya hidup, serta mendapatkan pengobatan sesuai arahan dokter.
Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian, penggunaan suplemen makanan bisa di pertimbangkan. Namun, sebelum menggunakan suplemen makanan apa pun, sebaiknya konsultasikan terlebih dulu dengan dokter.
Obat-obatan untuk diabetes
Banyak obat di abetes di setujui dan direkomendasikan untuk menurunkan gula darah. Metformin adalah obat pilihan pertama yang umum, tetapi obat lain juga tersedia. Contoh teratas meliputi:
- Sulfonilurea, seperti glipizide.
- Thiazolidinediones, seperti pioglitazone (Actos).
- Di peptidyl peptidase-4 (DDP-4) inhibitor, seperti Januvia (sitagliptin).
- Sodium-glucose cotransporter-2 (SGLT2) inhibitor, seperti Jardiance (empagliflozin).
- Insulin.
Beberapa suplemen dapat berinteraksi dengan obat di abetes dan memengaruhi kadar gula darah. Apa saja?
1. Niasin
Niasin (vitamin B3) banyak di temukan pada makanan, seperti daging sapi, ayam, dan saus marinara. Ini juga di gunakan sebagai suplemen untuk membantu menurunkan kolesterol tinggi, yang dapat membantu mencegah masalah jantung. Tetap saja, niasin dan di abetes mungkin bukan kombinasi terbaik.
Beberapa penelitian, seperti dalam jurnal Mayo Clinic Proceedings tahun 2008 menemukan bahwa niasin dapat meningkatkan gula darah serta bisa sedikit meningkatkan risiko terkena di abetes. Para peneliti percaya ini terjadi karena niasin membuat tubuh kurang sensitif terhadap insulin, tetapi hal ini tidak sepenuhnya jelas.
Sangat direkomendasikan untuk berhati-hati dengan suplemen niasin. Kamu harus memantau gula darah jika mulai meminumnya. Niasin dapat mempersulit obat di abetes untuk melakukan tugasnya. Jadi, pastikan untuk memberi tahu dokter kalau kamu gejala gula darah tinggi (hiperglikemia), seperti sakit kepala, merasa haus, dan lebih sering buang air kecil. Dokter juga dapat menyesuaikan dosis obat di abetes untuk memperhitungkan efek niasin.
Perlu di ingat, beberapa multivitamin juga mengandung niasin. Ini termasuk niasin dalam bentuk lain, seperti asam nikotinat dan nikotinamida. Dosis niasin dalam multivitamin tidak mungkin menyebabkan perubahan nyata pada kadar gula darah.
2. St. John’s wort
St John’s wort adalah produk herbal yang di pasarkan untuk membantu memperbaiki suasana hati. Para peneliti juga melihat penggunaannya untuk kondisi lain, seperti gangguan obsesif-kompulsif dan sindrom pramenstruasi.
St John’s wort juga terkenal karena berinteraksi dengan obat-obatan. Dalam kebanyakan kasus, ini bisa membuat obat meninggalkan tubuh lebih cepat, menurunkan keefektifannya. Namun, di sisi lain suplemen ini juga bisa memperkuat efek obat lain, seperti di jelaskan dalam laman GoodRx Health.
Belum ada banyak penelitian yang melihat bagaimana St. John’s wort memengaruhi pengobatan di abetes. Akan tetapi, berdasarkan kerja, mungkin St John’s wort membuat obat seperti sulfonilurea, thiazolidinediones, dan DPP-4 menjadi kurang efektif. Ini bisa menyebabkan kadar gula darah lebih tinggi. 6 Suplemen yang Bisa Berinteraksi dengan Obat Diabetes
Penelitian lain menemukan bahwa St. John’s wort dapat meningkatkan kadar metformin dalam tubuh. Ini dapat mengubah kontrol gula darah dengan meningkatkan jumlah insulin yang di lepaskan oleh tubuh.
Bicarakan dengan dokter sebelum mulai meminum suplemen St. John’s wort. Kamu mungkin perlu memeriksa gula darah lebih sering, atau bisa jadi dokter melarangmu meminum suplemen tersebut.
3. Ginseng
Ginseng adalah tanaman yang telah di gunakan selama ribuan tahun untuk pengobatan. Suplemen ginseng di konsumsi untuk sejumlah alasan, mulai dari memori dan dukungan sistem kekebalan, hingga manfaat kesehatan seksual.
Penelitian dalam jurnal Molecules tahun 2019 menunjukkan bahwa ginseng dapat menurunkan gula darah puasa dan hemoglobin A1C (HbA1C) pada orang dengan di abetes tipe 2. Di perkirakan ginseng melakukan ini dengan cara memberi tahu tubuh untuk membuat lebih banyak insulin dan menghilangkan gula dari darah.
Kalau kamu mulai mengonsumsi ginseng dengan obat di abetes, pantau gula darah lebih ketat. Mungkin saja kadar gula darah turun terlalu rendah. Waspadai gejala gula darah rendah (hipoglikemia), seperti pusing, detak jantung cepat, dan lapar. Selalu simpan sumber gula yang bekerja cepat juga jika gula darah turun terlalu rendah.
Banyak jenis ginseng yang tersedia. Dua yang paling populer adalah ginseng Asia dan Amerika. Mereka mungkin tidak semuanya memiliki efek yang sama pada gula darah. Bagaimana ginseng di tanam, di proses, dan di ekstrak dapat memengaruhi cara ginseng menurunkan gula darah.
4. Aloe vera
Aloe vera atau lidah buaya adalah tanaman yang terkenal sebagai pereda untuk kondisi seperti terbakar sinar matahari. Namun, lidah buaya juga tersedia dalam bentuk oral, sepertil pil suplemen dan jus. Ini di gadang-gadang dapat membantu peradangan dan masalah usus. 6 Suplemen yang Bisa Berinteraksi dengan Obat Diabetes
Lidah buaya topikal tidak menjadi masalah, tetapi lidah buaya oral dapat memengaruhi gula darah. Laporan dalam Journal of Di abetes & Metabolic Disorders tahun 2015 menemukan bahwa itu dapat menurunkan gula darah puasa pada orang dengan pradiabetes. Selain itu, metaanalisis dalam Journal of Clinical Pharmacy and Theurapeutics tahun 2016 menyebut bahwa lidah buaya oral dapat menurunkan HbA1C untuk orang yang sudah menderita di abetes.
Sebaiknya periksa gula darah lebih sering jika kamu mengonsumsi lidah buaya oral dengan obat diabetes. Beri tahu dokter kalau kamu lebih sering mengalami gejala gula darah rendah.
5. Ginkgo biloba
Ginkgo biloba adalah suplemen yang di konsumsi orang untuk banyak kondisi kesehatan, termasuk demensia, kecemasan, dan tinitus.
Studi dalam Journal of Clinical Pharmacology tahun 2013 menemukan bahwa ginkgo biloba dapat meningkatkan kadar gula darah pada orang yang mengonsumsi obat diabetes oral. Tidak jelas mengapa ini terjadi, tetapi para peneliti menduga bahwa hal ini dapat menyebabkan hati memecah insulin lebih cepat.
Waspadai gejala gula darah tinggi, seperti sakit kepala, mudah lelah, atau lebih sering buang air kecil.
Di sisi lain, beberapa interaksi mungkin positif. Studi dalam jurnal Drug Design, Development and Therapy tahun 2018 menemukan bahwa ketika diminum dengan metformin, Ginkgo biloba dapat membantu meningkatkan gula darah pada orang yang gula darahnya tidak terkontrol dengan baik hanya dengan metformin.
Dokter dapat memberi tahu apakah menggabungkan metformain dan suplemen ini baik atau berisiko.
6. Jahe
Jahe adalah tanaman serbaguna. Ini telah digunakan selama ribuan tahun untuk membumbui makanan, tetapi orang juga menggunakannya untuk mengobati penyakit tertentu, seperti mual dan kram menstruasi.
Tidak sepenuhnya jelas apakah jahe berinteraksi dengan obat diabetes. Namun, laporan dalam Journal of Ethnic Foods tahun 2015 menunjukkan bahwa jahe dapat menurunkan gula darah dan HbA1C. Studi lain dalam jurnal Medicine tahun 2019 menunjukkan itu tidak memengaruhi gula darah puasa, tetapi bisa menurunkan HbA1C.
Kalau kamu menambahkan jahe ke dalam pola makan, pastikan untuk memantau gula darah lebih sering. Waspadai gejala gula darah rendah, seperti pusing, gemetar, dan cemas. Dokter mungkin juga ingin memeriksa level HbA1C kamu dan melihat apakah perlu ada perubahan pada rutinitas pengobatan.
Kalau kamu makan manisan atau acar jahe, carilah produk yang bebas gula atau rendah garam. Ini bisa membantu mencegah lonjakan gula darah atau tingkat tekanan darah.
Itulah beberapa suplemen yang bisa berinteraksi dengan obat diabetes. Beberapa suplemen dapat mengganggu kerja obat, seperti St. John’s wort dan ginseng, sementara itu, niasin mungkin mengubah cara tubuh merespons insulin.
Sebelum mulai mengonsumsi suplemen makanan, bicarakan dengan dokter. Dokter dapat memberi tahu interaksi mana yang harus dihindari, cara mengelolanya, dan memberi saran tentang suplemen yang aman.