JURAGANQQLOUNGE 6 Tanda Kamu Perlu Menemui Psikiater!
Di Indonesia, banyak orang yang masih malu untuk pergi ke dokter spesialis jiwa atau psikiater.
Salah satunya karena adanya stigma negatif dalam masyarakat, bahwa orang yang menemui psikiater akan anggap gila dan kadang bisa kucilkan.
Nyatanya, tidak ada yang salah dengan berkonsultasi dengan psikiater dan tidak perlu menunggu “gila” untuk membuat janji temu.
Berikut ini ada 6 Tanda Kamu Perlu Menemui Psikiater
Merasakan emosi yang berlebihan
Manusia memiliki akal, pikiran, dan perasaan.
Perasaan yang dirasakan ini bisa sedih, marah, kesal, dan bahkan bahagia. Hal yang wajar jika kamu pernah merasakan semua emosi tersebut.
Namun, jika salah satu emosi tersebut kamu rasakan terlalu lama bahkan berlebihan dan sulit di kontrol.
Bisa jadi ada ketidakseimbangan kimia di otak yang membuatmu merasakan emosi yang berlebihan.
Pola tidur berantakan
Salah satu kondisi lainnya yang bisa jadi tanda kamu butuh psikiater adalah pola tidur yang berantakan.
Normalnya, durasi tidur yang baik berkisar 7–9 jam per hari.
Namun, jika waktu tidur kamu terlalu sedikit, ataupun sebaliknya, terlalu banyak tidur, bisa jadi kamu mengalami stres atau kecemasan, atau kondisi mental lainnya.
Sebanyak 50 persen kasus insomnia berkaitan dengan depresi, kecemasan, dan stres psikis.
Menarik diri dari lingkungan
Jika kamu merasa ingin menjauh dari lingkunganmu atau mengisolasi diri, ini juga bisa menjadi tanda adanya kecemasan sosial atau kondisi mental lainnya.
Jadi, pertimbangkan untuk menemui psikiater untuk mendapatkan diagnosis serta pengobatan yang di butuhkan supaya kondisi tidak memburuk, serta menjaga kualitas hidup.
Di hantui kejadian yang membuat trauma
Banyak orang yang mengalami tragedi atau peristiwa traumatis dalam hidupnya, misalnya kematian seseorang yang di cintai, kecelakaan, penyerangan, perundungan, kekerasan, dan sebagainya.
Trauma adalah sesuatu yang sesuatu yang dapat mengganggu fungsi dalam hubungan interpersonal kita.
Bisa terpicu pada waktu-waktu yang tidak terduga (termasuk bertahun-tahun setelah mengalami peristiwa traumatis), bahkan termanifestasi secara fisik.
Pekerjaan atau pendidikan terdampak
Stres atau berurusan dengan gangguan kesehatan mental di tempat kerja atau di sekolah atau kampus dapat menyebabkan produktivitas dan performa yang buruk.
Misalnya sering melakukan kesalahan, mengutip Greatist.
Faktanya, sebuah tinjauan ilmiah menemukan bahwa masalah kesehatan mental sering kali menjadi alasan karyawan berhenti bekerja.
Mengambil cuti sakit, atau meninggalkan pekerjaan.
Mulai menggunakan obat terlarang
Penyalahgunaan obat, menggunakan obat-obatan terlarang, atau seks sebagai cara untuk mengatasi masalah yang di alami bukanlah mekanisme koping yang sehat dan berkelanjutan.juraganqq
Dalam jangka pendek, penggunaan zat sementara dapat membantu meringankan perasaan yang tidak di inginkan seperti keputusasaan, kecemasan, lekas marah, dan pikiran negatif