7 Hal Penting yang Perlu Dipahami tentang Gangguan Bipolar dan Autisme
Uncategorized

7 Hal Penting yang Perlu Dipahami tentang Gangguan Bipolar dan Autisme

Juraganqq Lounge7 Hal Penting yang Perlu Dipahami tentang Gangguan Bipolar dan Autisme

66juragan.org – Apakah keduanya berhubungan?

Sementara itu, gangguan spektrum autisme (ASD) adalah gangguan perkembangan otak yang berdampak pada perilaku dan komunikasi.

10 Game terbaik dalam 1 user id PKV GAME Selain itu, seseorang dengan autisme dapat mengalami gejala yang terkait dengan gangguan bipolar, dan berpotensi sebaliknya.

Gejala kedua kondisi tersebut sering tumpang tindih sehingga meningkatkan risiko kesalahan diagnosis. Yuk, ketahui bersama hal-hal seputar gangguan bipolar dan autisme berikut ini!

7 Hal Penting yang Perlu Dipahami tentang Gangguan Bipolar dan Autisme

1. Apakah gangguan bipolar dan autisme saling terkait? 

Ada penelitian yang menyebutkan bahwa sebanyak 30 persen orang dengan autisme juga mengalami gejala gangguan bipolar. Studi tersebut juga menemukan bahwa gangguan bipolar secara umum juga terjadi lebih awal para orang dengan autisme.

Akan tetapi, para peneliti tidak benar-benar tahu seberapa umum pengidap autisme memiliki gangguan bipolar.

Hal ini menjadi sebuah penelitian lebih lanjut karena gangguan autisme dan bipolar memiliki pola ekspresi genetik yang sama di otak.

Ketiga kondisi tersebut juga sama-sama menekan gen yang membantu sinapsis (persimpangan antar sel saraf) bekerja dengan baik.

  • Mengalami gejala mood swing lebih awal
  • Mudah teralihkan fokusnya dan susah fokus
  • Memiliki suasana hati yang mengarah pada depresi
  • Menarik diri secara sosial

2. Kesalahan diagnosis autisme yang sering terjadi dan tahapan diagnosis yang tepat

Dokter dan tenaga profesional yang menangani kasus ini kadang perlu lebih cermat untuk mendiagnosis autisme dan bipolar, karena kedua kondisi tersebut bisa menunjukkan perbedaan perilaku yang serupa.

Perbedaan perilaku pada autisme dan bipolar yang sering tumpang tindih yang menyebabkan kesalahan diagnosis antara lain:

Suasana hati yang sering berubah secara drastis tanpa sebab
Mudah tersinggung
Berperilaku agresif yang bisa menyebabkan gangguan fisik maupun mental
Sulit untuk fokus dan mudah terganggu dengan perubahan kondisi lingkungan
Kecenderungan untuk “mendapat masalah” atau melakukan hal-hal yang berisiko
Melakukan aktivitas atau perilaku yang berulang, seperti mondar-mandir
Sering mengalami gangguan tidur
Kesulitan mengatur perilaku dalam kehidupan sehari-hari
Adapun kesulitan untuk mendiagnosis kondisi kesehatan mental pada autisme meningkat jika seseorang tersebut memiliki gangguan komunikasi atau intelektual yang signifikan.

Setelahnya, kebanyakan dokter melakukan skrining khusus untuk autisme selama kunjungan 18 dan 24 bulan.

Dokter mungkin akan melakukan skrining tambahan jika seorang anak memiliki faktor risiko autisme.

3. Tantangan lain diagnosis autisme yang terkait dengan gangguan bipolar

Untuk mendiagnosis gangguan bipolar, dokter akan menanyakan pertanyaan tentang episode mood anak, tingkat keparahannya, dan berapa itu berlangsung.

Anak dengan autisme yang mengalami kesulitan berkomunikasi atau mengekspresikan diri sering kali kesulitan dalam menjelaskan perasaan, pikiran, dan pengalamannya.

Untuk menentukan dengan tepat apakah seseorang anak menderita autisme, gangguan bipolar, atau keduanya, dokter perlu menilai kapan gejala muncul, berapa lama berlangsung, tingkat keparahannya, dan apakah masuk akal dalam konteksnya.

Misalnya, berbicara terlalu banyak atau mudah kehilangan fokus terkadang adalah hal yang normal bagi kebanyakan orang, terutama orang dengan autisme. Akan tetapi, seseorang yang secara tiba-tiba mengalami lonjakan energi yang tinggi, bertidak sembrono, dan aktif selama berhari-hari tanpa tidur kemungkinan sedang mengalami episode mania.

4. Gejala jika seseorang memiliki gangguan bipolar

Orang dengan gangguan bipolar biasanya mengalami periode lonjakan energi dan suasana hati yang tinggi (episode mania) dan saat energi dan suasana hati yang rendah (episode depresif).

Banyak orang dengan gangguan bipolar menghabiskan beberapa minggu hingga berbulan-bulan di salah satu periode suasana hati (episode mania atau depresif) sebelum secara bertahap beralih ke periode yang berlawanan.

Banyak juga yang memiliki periode netral antara dua episode suasana hati yang berlawanan ini. Akan tetapi, beberapa orang ada juga yang dengan cepat berganti suasana hati di antara episode mania, depresif, dan netral.

Banyak orang terkadang merasakan versi ringan dari gejala pada fase mania atau depresif.

Meski demikian, penderita bipolar mengalami gejala-gejala berikut ini secara ekstrem:

Adapun penyebab gangguan bipolar adalah kelainan genetik yang menyebabkan ketidakseimbangan senyawa kimia di otak yang abnormal, yang menyebabkan deregulasi aktivitas otak. Menurut American Psychiatric Association (APA), sekitar 80-90 persen penderita bipolar memiliki anggota keluarga yang juga mengidapnya.

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya gangguan bipolar jika seseorang memiliki faktor genetik kondisi tersebut dalam keluarganya seperti:

  • Stres yang ekstrem dan dalam jangka waktu yang lama 
  • Trauma
  • Konsumsi alkohol atau penggunaan narkoba
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, terutama antidepresan
  • Memiliki masalah atau gangguan tidur 

5. Pengobatan dan penanganan seseorang dengan gangguan bipolar

Pengobatan setiap orang yang memiliki gangguan bipolar bervariasi, tergantung pada gejala dan faktor lainnya. Akan tetapi, kebanyakan dokter meresepkan kombinasi terapi perilaku kognitif, obat-obatan yang bisa membuat suasana hati stabil, dan antidepresan. Dalam beberapa kasus, dokter juga mungkin juga meresepkan obat antipsikotik dan terapi elektrokonvulsif (ECT).

Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah teknik terapi jangka pendek yang dapat membantu pasien menemukan cara baru untuk berperilaku dengan mengubah pola pikirnya. Tujuannya adalah untuk mengurangi stres, mengatasi hubungan yang rumit, mengatasi kesedihan, dan cara menghadapi serta menyikapi banyak tantangan hidup umum lainnya.

Maka dari itu, sangat mungkin terapi pasien satu dengan pasien lainnya berbeda.

6. Gejala dan perbedaan yang terjadi pada autisme

Untuk penyebab autisme, hingga kini jawaban pastinya masih dicari. Menurut berbagai penelitian yang ada, dikatakan bahwa autisme berkembang karena kombinasi gen dan pengaruh lingkungan.

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko autisme, seperti:

7. Kapan waktu yang tepat untuk ke dokter?

Itulah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai gangguan bipolar dan autisme. Memang, beberapa kasus autisme berhubungan dengan gangguan bipolar. Namun, ini mesti dipastikan dengan pemeriksaan oleh profesional. 

Memiliki gangguan kesehatan mental bukanlah aib atau label buruk kegagalan mengontrol diri, sehingga stigma pada orang dengan gangguan bipolar, autisme, atau gangguan lainnya mesti disikapi dengan bijak.

baca juga : 5 Cara Menjaga Kesehatan Jantung, Cegah Penyakit Kronis Di Masa Depan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *