JuraganQQlounge – 7 Mitos Tentang Seks yang Harus Berhenti Kamu Percayai Sekarang.
Banyak orang yang mengaku menyukai seks. Saat kita suka, seharusnya kita mencari tahu mengenai seluk beluknya, kan? Namun nyatanya, ini belum sering dilakukan karena masih banyak mitos tentang seks yang beredar di masyarakat.
Padahal kurangnya informasi mengenai seks adalah hal yang cukup fatal. Kehamilan yang tidak diinginkan dapat terjadi, stereotip untuk masing-masing gender, dan bahkan rumor mengenai risiko kesehatan yang menakuti banyak orang.
Maka dari itu, untuk menghilangkan anggapan yang salah mengenai seks, kamu harus mengetahui kebenarannya. Berikut ini sejumlah mitos seks terpopuler dan penjelasannya!
7 Mitos Tentang Seks yang Harus Berhenti Kamu Percayai Sekarang.
1. Mitos 1: Orgasme tidak akan terjadi ketika tidak ada penetrasi
Banyak yang beranggapan bahwa orgasme hanya akan terjadi ketika penetrasi penis ke dalam vagina dilakukan. Ini membuat banyak orang berambisi untuk mencapainya. Benarkah hal ini? Pertama, kita perlu menganalisis apa arti dari orgasme.
Menurut Dictionary.com, orgasme adalah sensasi emosi dan fisik yang terjadi pada puncak hubungan seksual, biasanya terjadi ketika ada stimulasi dari organ seksual.
Jadi, orgasme tidak harus dicari dengan cara penetrasi. Faktanya pria bisa mendapatkannya dengan stimulasi tangan. Sedangkan wanita bisa mencapainya ketika mendapatkan rangsangan klitoris, payudara, dan lain-lain.
2. Mitos 2: Masturbasi buruk untuk kesehatanmu
Mitos berikutnya adalah seputar masturbasi. Banyak yang beranggapan bahwa aktivitas seksual yang dilakukan dengan diri sendiri itu tidak baik untuk kesehatan. Mulai dari dapat membuat kita buta hingga menghilangkan kesuburan.
Nyatanya, berbagai sumber menampik mitos ini. Dilansir dari Science Alert, bahkan masturbasi dapat membawa manfaat. Untuk pria, aktivitas tersebut akan mengurangi risiko kanker prostat. Sedangkan untuk wanita, masturbasi berguna untuk mengurangi kram dan nyeri saat haid.
Namun perlu diketahui bahwa semua harus ada batasannya. Tidak ada risiko kesehatan dari terlalu banyak masturbasi, tetapi jangan sampai keinginan untuk melakukannya mengganggu aktivitasmu.
3. Mitos 3: Pria lebih ingin berhubungan seksual daripada wanita
Stereotip ini sudah beredar sejak lama di masyarakat seluruh penjuru dunia. Namun nyatanya, kita tidak bisa menggeneralisasi hal ini. Tidak semua pria selalu siap untuk berhubungan seksual, begitu pula sebaliknya. Ada saatnya mereka tidak mood dengan seks karena berbagai hal. Misalnya sedang sakit, stres, atau lainnya.
“Memang kelihatannya pria memiliki hasrat seksual lebih tinggi hanya karena mereka cenderung lebih sering memikirkan seks. Namun tidak ada pengukuran yang tepat mengenainya, jadi ini adalah asumsi,” kata Sunny Rodgers, seorang seksologis klinis kepada Huffington Post.
4. Mitos: Tanggung jawab kontrasepsi hanya diemban wanita
Apa saja alat kontrasepsi yang kamu ketahui? Pil KB, suntik KB, spiral, dan implan adalah beberapa di antaranya. Semuanya memang dipraktikkan kepada wanita. Namun bukan berarti pria tidak mengemban tanggung jawab dalam mencegah kehamilan.
Seperti yang kita tahu, ada alat bernama kondom yang harus dipakai pria ketika ingin berhubungan seksual secara “aman”. Dilansir dari Mashable, para ahli juga sedang membuat pil KB khusus untuk pria sehingga tidak hanya wanita saja yang meminumnya.
5. Mitos 5: Pria dan wanita memiliki masa puncak seksual yang berbeda
Sebuah mitos mengatakan bahwa puncak seksual pria terjadi pada usia remajanya. Sedangkan pada wanita, hal itu akan dialami saat berusia 30 tahunan. Ini tidak benar. Pertama, para ahli tidak mengenal istilah puncak seksual itu sendiri. Selain itu, hasrat seseorang untuk berhubungan seks berbeda-beda, maka kita tidak bisa menggeneralisasinya.
“Puncak seksual adalah hal yang aneh karena setiap orang memiliki pengalaman yang unik. Kita juga tidak bisa menggantungkannya pada jumlah orgasme,” kata Jennifer Johnsen, direktur edukasi seks dari Power to Decide kepada Mashable.
6. Mitos 6: Orgasme adalah tujuan utama dari seks
Semua orang tentu menyukai orgasme. Namun perlu diketahui bahwa mencapainya bukanlah sebuah keharusan saat berhubungan seksual. Anggapan tersebut terus berlanjut di masyarakat hingga banyak pasangan yang berambisi untuk orgasme setiap kali melakukan seks.
Padahal ada banyak faktor kenapa orgasme tidak didapatkan ketika berhubungan. Misalnya, stres, pengaruh alkohol, overstimulation, atau bahkan pengobatan tertentu.
Akan lebih baik jika ambisi tersebut dihilangkan. Fokuslah untuk menyenangkan pasanganmu. Berikan apa yang mereka mau, tanpa harus dibayangi-bayangi rasa takut tidak mencapai orgasme.
7. Mitos 7: Seks saat menstruasi tidak akan membuat wanita hamil
Ini merupakan salah satu mitos yang paling banyak dipercaya oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seks saat menstruasi itu aman, tidak membuat wanita hamil. Lagi-lagi, ini adalah asumsi yang salah.
Kesempatan untuk hamil masih ada, walaupun kecil. Ini bergantung pada siklus ovulasi setiap wanita. Dilansir dari Medical News Today, puncak kesuburan terjadi pada 12 hingga 16 hari sebelum tanggal haid.
Tak hanya itu, perlu diketahui bahwa sperma dapat bertahan di dalam rahim selama lima hari. Jika waktunya tepat, maka wanita pun bisa hamil setelah menstruasinya selesai.
Di antara semua yang disebutkan, mana mitos yang pernah kamu percayai? Kini setelah mengetahui kebenarannya, kamu bisa mengedukasi orang lain yang masih tersesat. Jangan malas juga untuk mencari tahu mengenai mitos-mitos lainnya, ya!
Baca Juga : 7 Orgasme Yang Perlu Wanita Rasakan