JURAGANQQ – Apakah Silent Treatment Bisa Memicu Perceraian?. Setiap hubungan, baik hubungan pertemanan maupun pernikahan pasti pernah mengalami konflik. Setiap masalah yang ada perlu di selesaikan dengan baik, sehingga tidak memicu munculnya konflik baru yang bisa merusak hubungan itu sendiri.
Apa Itu Silent Treatment?
Silent treatment adalah tindakan acuh pada seseorang atau pasangan yang sedang terlibat konflik. Ketika salah satu pihak melakukan tindakan silent treatment, mereka memilih sibuk melakukan kegiatan sendiri dan tidak menghiraukan keberadaan pasangan. Jika kondisi seperti ini terus terjadi, maka masalah yang ada tidak kunjung selesai.
Pelaku silent treatment biasanya memilih diam dan menghindari pertengkaran maupun perdebatan dengan pasangan. Ketika emosi sudah reda, maka silent treatment juga akan berlalu.
Namun, silent treatment tanpa di sadari juga bisa menjadi bentuk kekerasan emosional, terutama ketika seseorang menggunakannya untuk mengontrol orang lain.
Alasan Melakukan Silent Treatment
Ada beberapa alasan seseorang melakukan tindakan silent treatment ketika menghadapi sebuah konflik. Alasan pertama ialah mereka tidak tahu cara menyelesaikan konflik. POKER ANDALAN NO.1 ASIA!
Mereka khawatir tindakan yang di ambil justru menambah masalah baru dalam sebuah hubungan. Oleh karena itu, mereka memilih diam dalam percakapan dan melakukan tindakan silent treatment.
Alasan kedua, yakni mereka tidak bisa mengekspresikan perasaannya karena khawatir membuat pasangannya marah. Mereka memilih diam untuk meredam emosi diri sendiri dan pasangannya. Ketika amarah sudah mulai mereda, maka mereka akan memulai komunikasi dengan pasangan untuk menyelesaikan konflik.
Terakhir, tindakan silent treatment di lakukan untuk menghukum seseorang atau mengontrol hidup orang lain. Alasan ini sebenarnya termasuk bentuk kekerasan emosional yang bisa berdampak negatif bagi hidup orang lain.
Silent Treatment Bisa Termasuk Kekerasan Emosional
Silent treatment bisa di anggap kekerasan emosional ketika salah satu pihak mulai mengontrol pihak lainnya. Artinya, tindakan silent treatment bertujuan untuk melukai perasaan dan menyalahkan orang lain.
Tak hanya itu, silent treatment yang termasuk kekerasan emosional biasanya di gunakan untuk memanipulasi atau merubah perilaku orang lain. Konflik sepele bisa menjadi lebih besar akibat tindakan silent treatment.
Apakah Silent Treatment Bisa Memicu Perceraian?
Silent Treatment Memicu Perceraian
Sebuah penelitian yang di terbitkan dalam Journal of Marriage and Family mengungkapkan bahwa tindakan silent treatment bisa memicu perceraian dalam hubungan rumah tangga. Pasalnya, tindakan tersebut justru semakin memperparah keadaan dan menciptakan konflik baru.
Silent treatment yang awalnya bertujuan menghindari pertengkaran secara terbuka justru membuat pasangan suami istri tidak bisa memahami perasaan satu sama lain.
treatment memang dapat membuat konflik mereda sementara, namun bisa menyebabkan konflik yang lebih besar di kemudian hari.
BACA JUGA : Daftar Soundtrack Film The Idea Of You Romantis Banget
Silent Treatment Membuat Hubungan Tidak Bahagia
Penelitian lainnya yang di terbitkan dalam Journal of Communication Monographs menyebut bahwa tindakan silent treatment bisa membuat hubungan pernikahan tidak bahagia.
Ketika salah satu pihak memilih diam dan menghindar dari masalah, pihak lainnya akan merasa tidak puas dan mulai meragukan kelanggengan hubungan.
Hubungan pernikahan bisa terasa hambar karena kurangnya komunikasi. Kedua belah pihak akan mempertahankan ego masing-masing tanpa menemukan solusi atas konflik yang terjadi.
Menghindari konflik dan melakukan tindakan silent treatment bukan cara yang tepat untuk mempertahankan kehidupan rumah tangga. Setiap konflik harus di selesaikan dengan solusi yang tepat. Mama dan Papa perlu belajar untuk bersikap dewasa dan bertumbuh bersama tanpa menghindari konflik.
SUMBER : JURAGANQQ LOUNGE