INFO KEMENANGAN

Beda Nasib Granit Xhaka dan Harry Kane Usai Tinggalkan London Utara

JURAGANQQ LOUNGEGranit Xhaka dan Harry Kane mempunyai dua sisi cerita berbeda pada 2023/2024. Pada musim panas 2023, keduanya meninggalkan London Utara untuk menjajal karier baru di luar Inggris. Xhaka pergi dari Arsenal, sedangkan Kane hengkang dari Tottenham Hotspur.  Beda Nasib Granit Xhaka

Xhaka menuju Bayer Leverkusen dan Kane berlabuh ke klub langganan juara, Bayern Munich. Kepindahan keduanya tentu di latarbelakangi alasan masing-masing. Xhaka pergi dari Arsenal setelah gagal mengantarkan mereka menjuarai English Premier League 2022/2024. Sementara, Kane mencoba mencari gelar mayor pertamanya dengan meninggalkan Spurs yang tidak juga juara.

Menariknya, terjadi paradoks ketika Bayern Munich yang sudah mendominasi Bundesliga Jerman di prediksi bakal kembali menang musim ini. Terlebih lagi, Kane merupakan striker tajam di Eropa saat ini. Namun, tidak ada yang menyangka nasib tragis menimpanya dengan Bayer Leverkusen bersama Granit Xhaka memutus dominasi 11 musim juara beruntun Bayern Munich.

Berikut beda nasib Granit Xhaka dan Harry Kane usai tinggalkan London Utara.

1. Keduanya sama-sama hengkang pada musim panas 2023

Beda Nasib Granit Xhaka dan Harry Kane Usai Tinggalkan London UtaraGranit Xhaka (twitter.com/bayer04fussball)

Granit Xhaka mengakhiri pengabdiannya selama 7 tahun bersama Arsenal. Kegagalannya membawa The Gunners meraih gelar juara Premier League 2022/2023 membuatnya hengkang. Bayer Leverkusen menjadi tujuan baru kariernya dengan biaya kepindahan senilai 15 juta euro atau Rp256 miliar. Ia menandatangani kontrak berdurasi 5 tahun hingga 2028.

Sementara itu, Harry Kane mengambil langkah besar dengan hengkang dari Tottenham Hotspur setelah membela klub selama 19 tahun. Bayern Munich merogoh kocek senilai 95 juta euro atau Rp1,62 triliun untuk mendatangkan striker internasional Inggris ini. Kontrak berdurasi 4 tahun akan membuatnya berada di Allianz Arena hingga 2027 mendatang.

Musim panas 2023 menjadi momentum keduanya untuk menapaki karier baru di Bundesliga Jerman. Ambisi juara tentunya menjadi hal yang di usung Xhaka dan Kane ketika berlabuh. Namun, pada akhirnya, Xhaka berbahagia dengan gelar juara, sedangkan Kane harus meratapi nasibnya belum pernah merasakan gelar bergengsi pada usianya yang sudah 30 tahun.

Baca Juga: 5 Pemain Tertua di Bayer Leverkusen pada 2023/2024, Ada Xhaka!

2. Nestapa Harry Kane gagal juara bersama Bayern Munich

Beda Nasib Granit Xhaka dan Harry Kane Usai Tinggalkan London UtaraHarry Kane (uefa.com)

Harry Kane memulai babak baru kariernya di Bayern Munich dengan tanpa kendala berarti. Seperti halnya bersama Tottenham Hotspur, ia tampil moncer meski dengan klub baru dan atmosfer baru. Persaingan di Bundesliga yang dianggap tidak seketat Premier League menjadi salah satu faktor baginya bisa langsung nyetel dengan pola permainan tim pada musim debutnya. Beda Nasib Granit Xhaka

Hingga pekan ke-29 Bundesliga 2023/2024, Kane sudah membuat 32 gol dan 9 assist dari 29 kali berlaga. Sederet rekor berhasil dipecahkan olehnya. Menjadi pencetak gol terbanyak pada musim debut, membuat empat hattrick, dan masih banyak yang lainnya. Namun, ketajaman tersebut terasa hampa baginya. Lesakan gol-gol yang dibuatnya tetap saja gagal membawa Bayern Munich juara. Ia kembali harus menelan pil pahit gagal merasakan trofi juara. 

Kegagalan Bayern Munich menjuarai Bundesliga ini membuat muncul istilah kutukan Harry Kane. Anggapan tersebut mencuat sebab sang striker yang belum pernah meraih trofi selama kariernya. Maklum saja jika hal tersebut menyasar kepadanya. Pasalnya, klub yang mendominasi liga dalam 11 musim beruntun harus kecewa tidak juara pada musim ini setelah kedatangannya.

3. Pengalaman Granit Xhaka berperan vital membantu Bayer Leverkusen juara Bundesliga

Beda Nasib Granit Xhaka dan Harry Kane Usai Tinggalkan London UtaraGranit Xhaka (instagram.com/granitxhaka)

Berbeda halnya dengan Harry Kane, Granit Xhaka mempunyai langkah yang berbeda. Ia datang dengan sarat pengalaman ketika Xabi Alonso menjalani musim penuh perdananya bersama Bayer Leverkusen. Tidak ada yang bakal mengira merekalah yang memutus dominasi Bayern Munich di Bundesliga yang sudah dilakukan selama 11 musim. 

Kehadiran Xhaka sangat vital dalam keberlangsungan sistem permainan Bayer Leverkusen. Berposisi sebagai gelandang bertahan, ia mampu menjaga stabilitas lini tengah tim. Konsistensinya mampu menghadirkan kenyamanan bermain bagi rekan-rekannya sehingga menjadi penghubung yang baik. Pemain asal Swiss ini menjadi sosok tak tergantikan di dalam taktik permainan yang dijalankan Xabi Alonso.  Beda Nasib Granit Xhaka

Pada akhirnya, nasib keduanya seperti tertukar di Bundesliga 2023/2024. Harry Kane yang digadang-gadang bakal mudah meraih gelar juara sebab dominasi Bayern Munich justru harus gigit jari. Bayer Leverkusen menjadi pemutus rentetan 11 musim juara tersebut dengan dimotori Granit Xhaka yang datang setelah gagal juara bersama Arsenal pada musim sebelumnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *