JuraganQQ Lounge – Ciri dan pengobatan penyakit usus buntu. Disebut dengan usus buntu karea secara umum bagian ujung usus ini tertutup. Jika mengalami perdagangan dan pembengkakan, maka penyakit ini disebut dengan istilah appendicitis (radang usus buntu). Penyakit usus buntu lebih sering ditemukan pada orang usia sekitar 10-30 tahun. BandarQ
Apendisitis atau usus buntu adalah salah satu penyakit umum yang menyerang anak-anak sampai dewasa. Namun umumnya ‘serangan’ penyakit ini biasanya terjadi di umur 10- 30 tahun.
Penyakit usus buntu sendiri sebenarnya tak berarti kalau usus Anda benar-benar buntu. Apendisitis atau penyakit usus buntu adalah kondisi dimana usus buntu mengalami peradangan.
Ketika usus sudah meradang, maka operasi untuk mengangkat usus tersebut pun harus segera dilakukan. Jika tak segera dilakukan, usus buntu yang meradang akan pecah dan ‘meracuni’ organ-organ lain di perut. Tak cuma itu, bakteri penyebab radang juga akan menyebabkan luka di rongga perut.
Apa Penyebab Penyakit Usus Buntu?
Abses (luka yang muncul akibat infeksi bakteri) yang berisi nanah akan terbentuk di luar usus buntu yang meradang. Luka ini kemudian akan menutup dinding usus buntu dari bagian perut lainnya. Ketika pecah, usus buntu yang terinfeksi menyebabkan peritonitis (peradangan pada lapisan tipis dinding dalam perut peritoneum).
Jika radang usus buntu tidak ditangani dengan cepat, usus buntu akan pecah. Hal tersebut tidak bisa diabaikan.
“Ketika usus buntu pecah, tinja akan meresap ke dalam lapisan perut, dan anda akan merasa sangat kesakitan,” kata ahli gastroenterologi di Rumah Sakit Umum Massachusetts Kyle Staller. Ada beberapa hal yang menyebabkan penyakit radang usus buntu ini.
Hanya saja sampai saat ini, masih belum jelas penyebab pasti dari usus buntu tersebut.
- Akumulasi feses: Mengutip berbagai sumber, usus buntu juga disebabkan oleh adanya obstruksi pada apendiks. Obstruksi ini sering disebabkan oleh adanya akumulasi feses.
- Infeksi saluran cerna: Infeksi saluran cerna yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau cacing Enterobius vermicularis yang sudah menyebar ke apendiks akan menyebabkan masalah pada usus buntu, berupa penyumbatan atau infeksi.
- Cedera atau trauma di perut juga bisa menjadi alasan terjadinya usus buntu.
- Cedera atau trauma di perut juga bisa menjadi alasan terjadinya usus buntu.
- Iritasi atau bisul di saluran pencernaan.
- Penelitian pada 2013 yang dimuat dalam Enviromental Health Perspectives mengungkapkan bahwa polusi udara dan ozon juga dikaitkan dengan peningkatan risiko apendisitis.
- Makanan juga dianggap berpengaruh pada terjadinya peradangan usus buntu. Beberapa makanan yang disinyalir menjadi biang kerok adalah makanan instan, gorengan, makanan yang dibakar langsung, makanan yang terlalu asin, dan makanan yang pedas.
Cara Mengenali Gejala Penyakit Usus Buntu
Secara umum, gejala penyakit usus buntu yang paling awal adalah sakit perut. Sehingga terkadang orang tidak menyadari bahwa usu buntunya telah terganggu. Rasa sakit ini berawal di bagian perut tengah, kemudian setelah beberapa jam, rasa sakit akan berpindah hingga ke perut bagian kanan bawah.
Di sinilah usus buntu berada. Setelah itu rasa sakit akan terus bertambah dengan eskalasi yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Selain itu, gejala berikut ini juga menyertai penderita penyakit usus buntu, yaitu:
- Pembengkakan di perut : Ciri-ciri ini muncul ketika usus buntu telah mengalami peradangan. Rasa nyeri dan perih juga akan menyertai gejala ini.
- Mual dan muntah : Saat terjadi apendisitis, maka secara langsung penceraan akan terganggu. Hasilnya sekresi akan sulit terbuang sempurna. Jadi, rasa mual dan muntah berkali-kali kerap dialami penderitanya.
- Demam : Bila mengalami gejala penyakit usus buntu, badan akan mengalami demam tapi suhunya tidak setinggi demam pada penyakit demam berdarah. Jadi, demamnya tergolong ringan. Gejalanya seperti meriang biasa.
- Diare dan hilang nafsu makan : Gejala yang bisa dilihat selanjutnya adalah mengalami diare atau mencret. Feses yang seharusnya keluar secara normal, tapi ternyata daam bentuk cair dan volume sedikit. Pada saat yang sama, nafsu makan menghilang karena perut terasa tidak nyaman. Sebaikya makan makanan yang teksturnya lunak agar gizi tetap masuk.
- Sulit buang angin : Umumnya jika mengalami sakit usus buntu, biasanya akan kesulitan buang angin. Ini karena saluran usus buntu mengalami pembengkakan, akibatnya terjadi penyumbatan di area tersebut.
Gejala-gejala di atas adalah gejala yang umumnya muncul dan dikeluhkan penderita usus buntu. Beberapa ciri yang muncul tersebut juga bisa dialami oleh penderita penyakit lain seperti tifus, demam berdarah, dan lainnya. Oleh sebab itu, diagnosa dokter sangat diperlukan untuk memastikan apakah gejala tersebut memang disebabkan oleh penyakit usus buntu atau merupakan gejala umum dari jenis penyakit lainnya.
Jika usus buntu ini sudah pecah, maka satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah operasi pengangkatan usus buntu tersebut. Ada dua prosedur utama apendiktomi atau operasi usus buntu ini, diantaranya:
Laparoskopi
Ciri dan Pengobatan Penyakit Usus Buntu. Istilah ini biasa disebut sebagai ‘prosedur lubang kunci’. Metode apendiktomi ini banyak dijadikan pilihan dokter untuk penderita dengan usia lanjut (manula), juga pasien dengan kondisi obesitas. Metode ini biasanya dilakukan dengan membuat sayatan kecil di perut yang bertujuan untuk mengangkat usus buntu.
Karena masa pemulihan dari metode ini relatif cepat, maka pasien biasanya sudah diizinkan untuk pulang bahkan setelah 24 jam pasca operasi. Pada beberapa kasus, ada juga yang harus tertahan untuk perawatan lebih lama, namun tidak lebih dari hitungan hari.
Bedah sayatan terbuka
Metode operasi ini dipilih bila kondisi usus buntu sudah memasuki stadium lanjut atau lebih berat. Penyebabnya secara umum dikarenakan pecahnya usus buntu, serta terdapat penyebaran infeksi yang lebih luas. Sehingga diperlukan sayatan terbuka, guna melakukan pengangkatan juga membersihkan rongga perut.
Selain dengan menggunakan metode apendiktomi, ada juga metode lain dengan menggunakan antibiotik yang biasa dijalankan dokter untuk mengatasi radang usus buntu dengan stadium yang belum parah.
Kondisi ini juga memicu munculnya benjolan yang merupakan jaringan llemak dan usus buntu. Ini sebenarnya adalah upaya alami tubuh untuk menghentikan peradangan.
Setelah menjalani operasi, pasien disarankan untuk menjalani masa pemulihan dengan jangka waktu lebih kurang antara 1 minggu. Bagi pasien yang hanya melakukan aktivitas secara normal, disarankan baru memulai aktivitasnya pada minggu ke-3 pasca operasi. Tapi untuk aktivitas yang berat, hanya boleh dijalankan setelah bulan ke-2 pasca operasi.