BERITA UNIK

Daftar Tempat Nongkrong yang Dilupakan! Pasukan Mana Suaranya?

JuraganqqLounge Daftar Tempat Nongkrong yang Di lupakan! Pasukan Mana Suaranya? Kali ini saya akan mengajak para nostalgic untuk mengenang kembali tempat-tempat favorit yang sekarang mulai dilupakan terlebih lagi setelah menjamurnya pengguna android.

Maraknya pengguna ponsel pintar/android belakangan ini, selain berdampak pada tingkah laku dan cara berpikir masyarakat, ternyata juga berpengaruh pada nasib tempat-tempat yang dulunya menjadi sasaran nongkrong yang asyik, tetapi kini mulai dilupakan.

Daftar Tempat Nongkrong Tempat-tempat apa sajakah itu? Apakah salah satunya juga merupakan tempat favorit Agan Sista? Yuk, cek sama-sama.

1. Warnet

Daftar Tempat Nongkrong

Daftar Tempat Nongkrong Siapa yang belum pernah datang ke warnet? 😳

Sebagai orang yang lahir tahun 90-an, saya merasakan betul seberapa besar manfaat warnet atau warung internet ini. Bahkan saat zaman kuliah, saya sering menghabiskan waktu di warnet yang buka 24 jam

Untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah sembari mendengarkan musik lewat Winamp

(hayo, siapa yang dulu juga suka mutar winamp sambil berselancar di sosmed?) JuraganQQ

Lewat ruangan kecil/bilik yang di beri sekat pembatas (beberapa bahkan ada yang terbuka) saya saat itu merasa sangat bersemangat karena merasa seperti menemukan hiburan baru.

Tarif warnet saat itu juga masih murah, sekitar 1500 hingga 2000 perak per-jam,

kita sudah bisa menikmati berbagai fitur dan menjelajah sosial media. Saya pernah beberapa kali databg ke warnet bersama teman-teman dan masuk di dalam bilik secara berdesak-desakan. Sesekali kita berebut mouse atau menjerit saat menemukan berita terbaru tentang artis idola. Iya, saya senorak itu.

Kini seiring berkembangnya zaman dan semakin maraknya produksi ponsel pintar banyak warnet yang sepi dan mulai ditinggalkan.

2. Wartel

Kalian pernah menelepon seseorang lewat telepon umum? Bagaimana sensasinya?

Saya pribadi terbilang jarang menggunakan wartel. Selain tidak ada orang jauh yang harus saya hubungi, saya juga bukan orang yang selalu berinisiatif ubtjm menelepon orang lebih dulu.

Namun, waktu SMA, saya pernah mendapat tugas sekolah untuk merangkum percakapan telepon dan wajib menyertakan bukti panggilannya (struk)

Jadi saat itu, mau tidak mau saya harus benar-benar datang ke wartel, memencet nomor yang saya tulis di secarik kertas dan menempelkan gagang telepon ke telinga dengan tangan gemetar. Benar-benar pengalaman yang tidak terlupakan

Daftar Tempat Nongkrong

Belum lagi saya harus melakukan beberapa panggilan dengan tujuan yang berbeda-beda (lokal, interlokal, SLJJ, dan SLI) dengan nomor yang sudahdiberikan dari pihak sekolah.😅

Daftar Tempat Nongkrong Kini seperti halnya warnet, wartel juga sudah mulai jarang di temui, atau bahkan sudah benar-benar hilang sejak setiap orang memiliki ponsel pribadi yang lebih praktis.

3. Telepon Umum

Jauh sebelum banyak tersedia wartel, di tempat-tempat umum atau tepi jalan raya, tersedia telepon umum yang mana pada masanya sering didominasi oleh antrean yang mengular.

Meski saya tidak sempat merasakan fenomena penuh kehangatan ini dalam waktu yang lama, tetapi saya pernah beberapa ikut Emak yang antre telepon umum untuk menghubungi keluarga nenek di kampung. Nomor yang di simpan Emak dengan rapi di salah satu bagian dompetnya adalah nomor milik ketua RT di kampung nenek. Nanti ketua RT akan memanggil nenek ke rumahnya dan barulah Emak bisa bercakap-cakap melepas kangen, setelah memasukkan beberapa uang koin yang sudah di persiapkan jauh-jauh hari.

Daftar Tempat Nongkrong

Meski tidak bisa menelepon terlalu lama karena masih banyak antrean di belakang, masa-masa seperti itu menurut saya hangat sekali. Sambil menunggu giliran, kita bisa bercengkerama dengan para tetangga yang mana kondisi saat itu belum julid seperti sekarang.

4. Warteg

Kalian pernah beli makan di warteg? Kenapa memilih beli di warteg di banding rumah makan? Betul! Karena harga dan tentu saja rasa

Daftar Tempat Nongkrong

Waktu zaman kuliah, hampir setiap hari saya beli makan di warteg. Selain makanan yang tersedia bervariasi, harganya juga terjangkau dompet mahasiswa. Bahkan saat tanggal tua dan kiriman dari orang tua tak kunjung datang, saya sering membeli sebungkus nasi putih saja dan sama oenjualnya selalu di beri kuah sayur dan satu potong gorengan gratis (benar-benar kenangan yang sangat membekas hingga sekarang)

Lalu kini, seiring berkembangnya teknologi dan masuknya makanan-makanan asing ke Indonesia, warteg mulai tergeser oleh gerai-gerai foodcourt yang menjual makanan/minuman cepat saji yang menurut saya rasanya tetap kalah di banding nasi rames ala warteg.

Terlebih lagi kini tempat singgah untuk sekadar melepas lelah itu banyak di tambah fasilitas wifi, yang mana membuat pengunjung yang sebagian besar memiliki ponsel pribadi akan semakin betah nongkrong di sana. Belum lagi aplikasi pesan antar lewat android yang kini semakin memudahkan pembeli dan menggeser posisi warteg dari masyarakat.

di baca juga : Selebritas Yang Pernah Dikurung Dan Disiksa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *