Dampak Buruk dari Berpikiran Negatif
BERITA KESEHATAN BERITA UNIK

Dampak Buruk dari Berpikiran Negatif

JuraganQQ Lounge – 5 Fakta dan Dampak Buruk dari Berpikiran Negatif, sampai Pikun!

Sewaktu-waktu, pikiran-pikiran tersebut bisa menyerangmu. Pikiran negatif bisa membuat produktivitas mandek hingga badan sakit-sakitan, lho. Efek domino yang sering kali lolos dari pengamatan orang awam.

Berita buruknya, kamu tidak akan tahu kapan pikiran tersebut menyerang. Berita baiknya, kamu bisa melawannya. Namun, apa yang akan terjadi, bila kamu tidak mampu atau menganggapnya terlalu remeh?

5 Fakta dan Dampak Buruk dari Berpikiran Negatif, sampai Pikun!

1. Tanpa kamu sadari, pikiranmu berpikir negatif di saat kamu terpojok

Saat kamu terpojok atau terpuruk, ada dua opsi psikologis yang dapat kamu ambil: berpikir solusi atau termenung memikirkan kondisi.

Dilansir dari situs Very Well Mind, pikiran negatif adalah sebuah monolog yang muncul dalam diri, membuatmu tidak dapat mencapai potensimu yang sesungguhnya. Pikiran negatif ini bukan hanya menghambat produktivitasmu, tetapi juga sekaligus menjadi beban untuk pikiran.

Pikiran negatif tersebut bisa saja terdengar seperti sebuah “panggilan” dari masa lalu. Ibaratnya, “seandainya saja saya tidak melakukan ini… pasti hasilnya beda.”

Lebih lanjut lagi, pikiran negatif dapat terdengar seperti

  • “Melindungi diri sendiri”, contohnya:

“Ini bukan bidang saya, jadi lebih baik saya tidak melakukannya.”

  • Atau, seperti “menyiksa diri sendiri”, contohnya:

“Kenapa sih, saya selalu gagal?”

  • Dari penilaian realistis terhadap keadaan, seperti:

“Oh, saya dapat nilai jelek di matkul ini, memang saya tidak bakat di sini.”

  • Hingga fantasi yang muncul dari ketakutan dalam diri, seperti:

“Sepertinya saya akan tetap jadi pengangguran.”

2. Studi: pikiran negatif dan menyalahkan diri sendiri adalah celah bagi penyakit

Berpikir negatif memang dapat berpengaruh besar pada produktivitasmu. Namun, apakah ada hubungan antara pikiran negatif dan kesehatan manusia? Jawabannya, “ada”!

Dimuat dalam jurnal PLoS One, sebuah penelitian psikologis dari Britania Raya pada Oktober 2013 berjudul “Psychological Processes Mediate the Impact of Familial Risk, Social Circumstances and Life Events on Mental Health” menyatakan bahwa pikiran negatif dapat menjadi “tanda utama” untuk masalah kesehatan umum.

Hasil tersebut di dapat setelah melakukan percobaan terhadap 32.827 sukarelawan/ti di Britania Raya. Dikutip oleh situs Psychology Today, dengan kata lain,

“Sementara kita tahu bahwa gen dan keadaan hidup berkontribusi terhadap gangguan mental seseorang, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peristiwa traumatis adalah alasan utama mengapa seseorang menderita waswas dan depresi. Namun, cara seseorang memikirkan dan menyelesaikan peristiwa traumatis tersebut adalah indikator tingkat stres dan kecemasan yang mereka rasakan,” tulis Peter Kinderman, kepala peneliti dari University of Liverpool.

Jika caramu menghadapi peristiwa traumatis tersebut dengan memikirkannya terus menerus dan menyalahkan diri sendiri, maka kemungkinan besar kesehatanmu yang akan terserang. Jadi, jika memang berpikiran negatif hanya merusak kesehatan, bagian mana yang dirusak?

3. Penjelasan singkat mengenai demensia

Nah, salah satu masalah kesehatan terbesar yang diakibatkan oleh pikiran negatif adalah demensia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Central for Disease Control and Prevention (CDC), demensia adalah “kemerosotan semua kegiatan pikiran karena kerusakan atau penyakit pada otak”.

Dilansir dari situs Medical News Today, salah satu gangguan demensia yang paling umum dialami adalah Alzheimer. Gangguan degeneratif ini ditandai dengan kesulitan mengingat, berpikir, dan membuat keputusan sehingga menyusahkan kehidupan sehari-hari. Jadi, bukan sekadar lupa ya, melainkan tidak dapat berpikir dengan benar juga!

Meskipun lebih sering terjadi pada kaum manusia lanjut usia (manula) berusia 60 tahun ke atas, beberapa kasus Alzheimer juga dapat menimpa dewasa muda. CDC mencatat pada 2014, sekitar 5 juta penduduk Amerika Serikat (AS) menderita Alzheimer. Lembaga Alzheimer Indonesia meramalkan 4 juta penderita Alzheimer di Indonesia pada 2050.

Hingga saat ini, tidak ada teori pasti penyebab Alzheimer, dan obatnya pun tidak ada. Dunia hanya mampu mengurangi gejala dan perubahan perilaku.

4. Hubungan antara pikiran negatif dan demensia

Jadi, apakah pikiran negatif repetitif dapat menyebabkan demensia? Pertama, kita harus tahu bahwa pikiran negatif mengarah pada depresi.

Menurut riset berjudul “Depression in Older Adults” yang dimuat dalam jurnal Annual Review of Clinical Psychology, selain menghalangi produktivitas dan hubungan sesama manusia, pikiran negatif mengakibatkan depresi. Hal inilah yang akan berbahaya bila tidak secepatnya ditangani.

Pada Juni 2020, sebuah penelitian gabungan dari Inggris, Kanada, Prancis, dan Spanyol berjudul “Repetitive negative thinking is associated with amyloid, tau, and cognitive decline” dari Britania Raya mengungkap hubungan antara pikiran negatif repetitif dengan penurunan fungsi kognitif.

Para peneliti tersebut mempelajari dua studi yang berjalan selama empat tahun dan melibatkan 360 peserta. Yang dipantau adalah tingkat pikiran negatif repetitif, depresi, waswas, dan penurunan fungsi kognitif.

Selain empat hal tersebut, dua studi tersebut juga mengukur kadar protein tau dan amiloid 113 peserta. Para peneliti menganggap penumpukan kedua protein tersebut berkontribusi pada munculnya demensia di masa depan.

Hasilnya mengejutkan! Pemimpin penelitian dari University College London, Natalie L. Marchant, mengatakan bahwa ada hubungan antara pikiran negatif repetitif dengan demensia. Semakin sering seseorang berpikir negatif, semakin dekat ia dengan demensia atau Alzheimer.

“Di sini, kami menemukan bahwa pola berpikir tertentu yang menyebabkan depresi dan waswas bisa menjadi alasan dasar mengapa seseorang lebih rentan terkena demensia. Bersama studi lain yang menghubungkan depresi dan waswas dengan risiko demensia, kami menyatakan bahwa pola berpikir negatif kronis dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko demensia,” papar Marchant.

Meskipun begitu, perlu dicatat bahwa hubungan sebab-akibat antara pikiran negatif dan demensia atau Alzheimer belum dapat dipastikan secara ilmiah. Selain itu, meskipun depresi dan waswas berpengaruh besar terhadap munculnya demensia, ternyata kedua gangguan psikologis tersebut tidak ada hubungannya dengan penumpukan protein tau dan amiloid pada otak.

5. Kiat singkat untuk mencegah datangnya pikiran negatif

Bagaimana? Apakah kamu mau terus-terusan berkubang dalam pikiran negatif hingga kamu terkena demensia atau Alzheimer baru menyesal? Atau, kamu ingin mencegahnya?

Salah satu peneliti Spanyol dalam penelitian gabungan tersebut, dr. Gael Chételat, menyatakan bahwa seharusnya kesehatan mental menjadi salah satu prioritas utama selain kesehatan jasmani.

“Menjaga kesehatan mental itu penting dan seharusnya menjadi prioritas masyarakat. Kesehatan mental bukan hanya mempengaruhi seseorang dalam jangka pendek, melainkan juga berpengaruh besar pada perkembangan demensia di masa tua,” papar dr. Chételat.

Jadi, apa yang harus kita lakukan agar mencegah demensia? Ya, salah satunya adalah dengan tidak berpikir negatif terus menerus. Very Well Mind memberikan saran-saran singkat namun ampuh untuk mengenyahkan pikiran negatif, yaitu:

  • Ingat bahwa pikiran negatifmu bukanlah kenyataan,
  • Jangan terus berpikir negatif (boleh, tetapi jangan terus-terusan),
  • Ubah pikiran negatif menjadi pikiran netral,
  • Jadikan pikiranmu sebagai “teman”, bukan “musuh”,
  • Ubah perspektifmu terhadap satu hal,
  • Bertukar pikiran dengan sahabat,
  • Jika pikiran negatif itu muncul, segera hentikan, dan
  • Pikirkan hal-hal yang memotivasi diri.

Itulah fakta-fakta mengenai Dampak Buruk dari Berpikiran Negatif, terus menerus dan bahayanya terhadap otakmu. Menakutkan! Kamu ingin daya ingatmu tetap prima saat tua nanti, kan? Kalau begitu, yuk, hentikan pikiran negatif itu!

Baca Juga : Joe Hart Jadi Kiper Incaran Arsenal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *