JURAGANQQ LOUNGE – Dialami Deddy Corbuzier, Ini 7 Fakta Penting seputar Badai Sitokin
juraganqqvip.com – Salah satu komplikasi COVID-19 yang berpotensi fatal
Ia menceritakan bagaimana infeksi virus corona SARS-CoV-2 hampir merenggut nyawanya karena badai sitokin, PKV GAME yang membuat paru-parunya rusak hingga 60 persen hanya dalam waktu dua hari.
Apa itu badai sitokin? Apa bahayanya bagi pasien atau penyintas COVID-19? Fakta penting seputar kondisi berbahaya ini perlu kamu ketahui.
Dialami Deddy Corbuzier, Ini 7 Fakta Penting seputar Badai Sitokin
1. Apa itu sitokin? Apa fungsinya bagi tubuh?
Sebelum mengetahui badai sitokin, mari kita kenali sitokin terlebih dahulu. Sitokin adalah senyawa glikoprotein kecil yang diproduksi sel tubuh. Sitokin meningkatkan berbagai fungsi tubuh, seperti proses pembiakan dan diferensiasi sel, BANDARQ aktivitas kelenjar autokrin, parakrin, dan endokrin, serta mengatur respons imun dan inflamasi.
Melansir News Medical, jenis-jenis sitokin yang paling umum adalah:
- Interferon (IFN): terbagi menjadi tipe I (IFN-a and IFN-b) dan tipe 2 (IFN-g). Fungsi dari IFN adalah:
- Mengatur sistem kekebalan bawaan terhadap virus dan senyawa patogen lainnya
- Efek anti-proliferatif terhadap virus dan patogen lainnya
- Interleukin: paling terkenal adalah IL-1. Fungsi dari interleukin adalah:
- Mengatur diferensiasi dan aktivasi sel imun
- Dapat memiliki efek pro- atau anti-inflamasi
- Kemokin: famili terbesar dalam grup sitokin yang terkenal dengan CXC, CC, C, dan CX3C. Fungsi dari kemokin adalah:
- Menarik sel atau organisme (chemoattractant)
- Mengontrol pergerakan sel imun
- Berkontribusi pada embriogenesis, perkembangan sistem kekebalan bawaan dan adaptif, serta metastasis kanker
- Faktor Stimulasi Koloni (CSF): terbagi menjadi Granulosit CSF (G-CSF), Makrofag CSF (M-CSF), Granulosit-makrofag CSF (GM-CSF). CSF bertugas untuk memicu respons inflamasi pada tubuh
- Faktor Nekrosis Tumor (TNF): terkenal dengan TNF-a, TNF adalah dalang di balik terjadinya badai sitokin. Produksi TNF berlebihan dapat menyebabkan inflamasi kronis dan penyakit autoimun
Intinya, sitokin adalah “pembawa pesan” (“κύτος” atau kytos yang berarti sel dan “κίνησις” atau kinesis yang berarti bergerak) antara sel imun. Bekerja sama dengan sel darah putih atau limfosit, sitokin akan bergerak menuju jaringan yang terinfeksi untuk membasmi virus dan senyawa patogen.
2. Apa itu badai sitokin? Apa gejalanya?
Umumnya, badai sitokin adalah kondisi respons imun yang berlebihan, sehingga menimbulkan inflamasi dan komplikasi serius. Dalam keadaan normal, sitokin membantu tubuh mengatasi infeksi virus dan patogen. Namun, BANDAR SAKONG jika level sitokin tidak terkendali, maka inflamasi dalam tubuh tak terkendali.
Masalahnya, terkadang tubuh memproduksi terlalu banyak sitokin yang menyebabkan inflamasi, dan tidak cukup sitokin untuk menguranginya. Hal tersebut membuat sitokin inflamasi berada di luar kendali.
Badai sitokin menyebabkan inflamasi atau peradangan luar biasa pada tubuh.
Melansir Verywell Health, beberapa gejala utama dari badai sitokin adalah:
Demam dan panas dingin
Letih dan lesu
Pembengkakan
Mual dan muntah
Nyeri otot dan persendian
Sakit kepala
Ruam
Batuk
Sesak napas
Napas cepat
Kejang
Tremor
Kesulitan mengendalikan gerakan tubuh
Linglung dan halusinasi
Hal ini menyebabkan jantung tak bisa memompa secara optimal. Akibatnya, badai sitokin merusak organ tubuh lain, hingga menyebabkan gagal organ dan kematian.
3. Penyebab umum badai sitokin
Hingga saat ini, ilmuwan masih mencari tahu penyebab pasti dari badai sitokin yang kompleks.
Pertama, individu dengan sindrom genetik tertentu lebih rentan mengalami badai sitokin. Salah satunya adalah riwayat keturunan hemofagositik limfohistiositosis (HLH) yang menyerang sel imun tertentu. Oleh karena itu, individu dengan HLH biasa cenderung mengalami badai sitokin sebagai respons infeksi.
Kedua, jenis infeksi virus, bakteri, atau patogen tertentu dapat memicu badai sitokin. Salah satu yang paling umum adalah infeksi virus influenza A Inilah salah satu faktor yang menyebabkan angka kematian pada pandemi influenza 1918 meningkat pesat. Selain virus influenza, virus Epstein-Barr dan cytomegalovirus juga dapat menyebabkan badai sitokin.
Selain itu, individu dengan gangguan autoimun tertentu memiliki risiko lebih tinggi mengalami badai sitokin.
Keadaan ini dapat terjadi saat autoimun kambuh atau saat terjangkit infeksi lain.
Kemudian, badai sitokin juga dapat terjadi sebagai efek samping terapi medis. Salah satunya adalah terapi chimeric antigen receptor-T (CAR-T) untuk leukemia. DOMINO99 Bukan hanya terapi medis, badai sitokin juga terjadi akibat situasi medis, seperti transplantasi organ, kanker, hingga gangguan sistem kekebalan seperti AIDS dan sepsis.
4. COVID-19 dan badai sitokin
Pada pasien COVID-19, peningkatan produksi sitokin inflamasi (IFN-g, IL-1B, IL-6 dan IL-2, dan kemokin) umum terlihat. Oleh karena itu, badai sitokin adalah salah satu komplikasi mematikan yang dapat berujung pada kematian.
Saat strain virus corona baru (SARS-CoV-2) menginvasi paru-paru, kondisi ini memicu respons imun dan menarik sel imun ke wilayah tersebut untuk menyerang virus, sehingga menyebabkan inflamasi lokal. Akan tetapi, pada beberapa situasi, produksi sitokin berlebihan sehingga menyebabkan hiperinflamasi yang berakibat fatal.
5. ARDS, komplikasi serius akibat badai sitokin
ARDS menyebabkan cairan pada pembuluh darah paru-paru bocor. Paru-paru yang penuh WD 51.050.000 JT dengan cairan tidak dapat memompa oksigen secara optimal, sehingga aliran darah dan tubuh kekurangan oksigen. Akibatnya, ARDS dapat menyebabkan hipoksia dan gagalnya fungsi organ vital seperti jantung dan otak, sehingga menyebabkan kematian.
Bukan hanya COVID-19, ARDS juga terdeteksi pada penyakit SARS, MERS, pneumonia, sepsis, dan pankreatitis. Selain itu, ARDS juga dapat terjadi akibat transfusi darah.
6. Diagnosis badai sitokin
Diagnosis badai sitokin juga harus melibatkan kondisi medis penyerta. J
Hal ini penting karena badai sitokin dapat memengaruhi begitu banyak sistem tubuh yang berbeda.
Tes darah dasar dapat memberikan petunjuk mendalam mengenai kelainan pada pasien badai sitokin. Pasien badai sitokin kemungkinan besar menunjukkan kelainan seperti:
- Penurunan jumlah sel imun
- Peningkatan biomarker penyebab kerusakan ginjal atau hati
- Peningkatan biomarker inflamasi seperti C-reactive protein (CRP)
- Kelainan biomarker penyebab trombosis
- Peningkatan protein feritin, umum terlibat dalam respons infeksi tubuh
7. Penanganan badai sitokin
Jika pasien mengalami gejala badai sitokin parah, seperti kesulitan bernapas, BDQQ perawatan intensif sangat dibutuhkan. Beberapa upaya yang bisa dilakukan meliputi:
Pemantauan tanda-tanda vital secara intensif
Dukungan ventilator
Pemberian cairan lewat infus
Pemantauan elektrolit
Hemodialisis
Dalam beberapa kasus, lebih mungkin untuk mengobati penyebab pasti badai sitokin.
Pilihan terbaik kemungkinan besar tergantung pada penyebab spesifik badai sitokin. Dengan tingkat keberhasilan variatif, dilansir Verywell Health, beberapa obat yang bisa diberikan untuk mengatasi badai sitokin antara lain:
Aspirin
Kortikosteroid untuk pasien badai sitokin dengan autoimun
Obat yang memengaruhi sistem imun, seperti siklosporin
Terapi biologis yang memblokir produksi sitokin tertentu
Pertukaran plasma (plasmapheresis)
Statin
Sekitar 80 persen membaik, 18 persen mengalami pneumonia akut, dan 2 persen meninggal dunia.
Beberapa terapi antiinflamasi tengah dikaji untuk mengobati badai sitokin pada pasien COVID-19. Untuk mengurangi efek badai sitokin, beberapa peneliti merekomendasikan imunoterapi setelah diagnosis badai sitokin. Beberapa imunoterapi yang disarankan adalah:
Menyalurkan antibodi dari plasma konvalesen penyintas COVID-19
Penghambat IFN
Penghambat oxidized phospholipid (OxPL)
Antagonis sphingosine-1-phosphate receptors 1 (S1P1)
Akan tetapi, studi klinis masih dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan opsi imunoterapi terhadap badai sitokin pada pasien COVID-19. Jadi, konsultasikan dengan ahlinya sebelum mengambil opsi tersebut.
Itulah beberapa fakta mengenai badai sitokin, salah satu komplikasi berpotensi bahaya bagi WD 21.300.000 JT pasien COVID-19. Penanganan dini secara cepat dan tepat bisa meningkatkan peluang untuk pasien pulih dan selamat.
BACA JUGA : 5 Jenis Hubungan Seksual Yang Berpotensi Menularkan Penyakit