BERITA UNIK

Emak Emak Ini Bikin Debt Collector Tak Berdaya

Juraganqq – Tapi tidak sedikit pula cerita para penagih utang dibuat pusing nasabah pengutang. Mereka juga kerap mendapat perlakuan tak menyenangkan, bahkan beberapa nasabah jauh lebih galak daripada sang penagih.Profesi sebagai penagih utang tidaklah mudah. Banyak hambatan yang harus dihadapi di lapangan, apalagi pekerjaan ini berkaitan dengan penarikan uang. Emak Emak Ini Bikin Debt Collector Tak Berdaya

Sudah banyak kita dengar penagih utang yang galak. Mereka membentak nasabah hingga mengeluarkan ancaman demi menarik utang dari nasabah.

Cerita adu mulut antara nasabah dengan penagih utang sudah jamak viral di media sosial. Dalam beberapa kasus bahkan ada nasabah yang memaki dan mengancam penagih utang dengan senjata tajam.

Tidak hanya galak, banyak juga tipe nasabah yang bikin kesal saat ditagih utang. Mereka menggunakan ‘jurus ninja’, menghilang saat sang penagih datang.

Karena jengkel, sang penagih utang mencoret-coret tembok rumah nasabah yang raib tanpa jejak itu. Harapan mereka cuma satu, nasabah membayar cicilan.

Nasabah mengajak perang dan menghilang seperti yang sudah-sudah itu hanya beberapa dari banyak tipe nasabah. Nah, emak-emak yang satu ini beda lagi.

Emak Emak Debt Collector Gak Jadi Nagih

Emak Emak Ini Bikin Debt Collector Tak Berdaya

Dia tidak marah dengan berteriak-teriak saat ditagih utang. Emak-emak yang sedang viral ini juga tak pakai jurus menghilang seperti nasabah-nasabah pada umumnya.

Emak-emak berdaster ini tetap cool. Dia berani menghadapi sang penagih utang sendirian. Namun, sang penagih utang tak kalah pusing menghadapinya.

Dalam video yang diunggah akun TikTok @juraganqq.mantap, terlihat emak-emak berdaster kuning tampak santai menghadapi sang penagih utang. Tak ada raut kepanikan. Dia tenang.

” Endi mak setorane, Mak? [Mana setorannya, Bu],” demikian tagih sang debt collector.

Beginilah Aksi Debt Collector Itu

Itu memang pertanyaan standar dari penagih utang. Tapi dengarlah, emak-emak itu memberi jawaban yang mengejutkan. Emak ini membuat syarat untuk abang debt collertor ini agar utang nya di bayar.

” Ora, gah, pokoke tak ambung sek. [Tidak, enggak mau, pokoknya saya cium dulu],” kata emak-emak itu.

Tidak jelas, apakah jawaban itu termasuk model ancaman maupun modus baru untuk mengelak daari cicilan. Yang pasti, sang penagih utang kelabakan mendengar permintaan itu.

” Ngawur, mosok ngambung inyong? [Ngawur, masak cium saya],” kata si tukang tagih.

” Ora ngawur-ngawuran. [Tidak ngawur-ngawur],” jawab si emak-emak.

Bahkan sang penagih utang tidak surut. Dia tetap meminta emak-emak itu membayar cicilan. Sang tukang juga menolak dan memberikan alasan jika ia akan di marahi sang istri.

Namun emak-emak itu tak juga mengubah syarat. Dia punya alasan mengajukan permintaan itu kepada sang penagih utang. Emak-emak itu mengatakan, si penagih utang sudah berbuat salah kepadanya.

Sementara Syarat itu rupanya sebagai upaya balas dendam. ” Kowe wes mitnah aku, aku garek balese koyok kuwi. [Kamu sudah memfitnah aku, aku balas seperti itu],” kata emak-emak itu.

Melihat kegigihan itu, teman sang penagih utang yang juga berada di tempat itu, meminta emak-emak itu tidak bercanda, karena perkara mereka sebenarnya adalah soal tagih-menagih cicilan yang menjadi kewajiban nasabah.

” Ojo guyonan. [Jangan bercanca],” kata teman sang penagih utang.

Mendengar peringatan itu, emak-emak itu menjawabnya dengan enteng, ” Aku ora guyonan, Om. [Aku tidak bercanda, Om].”

Mungkin karena sudah pusing dan ingin segera menyudahi perdebatan itu, sang penagih utang kembali menegaskan niatnya dengan bertanya kepada emak-emak itu.

” Lha iki setorane piye Mak? [Lha ini setoranya bagaimana Bu?],” tanya sang penagih utang.

Bahkan emak-emak itu tetap teguh pada pendiriannya. Kemauannya tak bergeser sejengkalpun, tetap minta mencium snag penagih utang.

” Lha iyo, tak ambung sek, nek gelem engko tak jipukne duit. [Lha iya, saya cium dulu, kalau mau nanti saya ambilkan duit],” kata emak-emak itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *