Fimosis dari Gejala Penyebab hingga Pengobatannya
BERITA KESEHATAN

Fimosis dari Gejala Penyebab hingga Pengobatannya

JURAGANQQLOUNGE – Mengenal Penyakit Fimosis, dari Gejala, Penyebab, hingga Pengobatannya.

Pernahkah kamu mendengar istilah penyakit fimosis sebelumnya? Fimosis merujuk pada kondisi di mana kulit pada kulup penis menempel pada kepala penis. Sebenarnya kondisi ini dapat dikatakan normal ketika terjadi pada bayi dan anak-anak. 

Namun ketika yang mengalaminya adalah orang dewasa, akan ada berbagai gangguan yang muncul. Lalu sebenarnya apa penyebab dari fimosis? Seberapa umum dan signifikan penyakit ini? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Mengenal Penyakit Fimosis, dari Gejala, Penyebab, hingga Pengobatannya.

1. Apa itu fimosis?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, fimosis terjadi saat kulup penis menempel pada kepala penis. Pada umumnya, bagian tersebut akan terlepas seiring dengan bertambahnya usia laki-laki. 

Fimosis yang terjadi pada anak kecil tidak perlu dirawat, kecuali kondisi tersebut membuatnya sulit buang air kecil. Justru, ketika bagian tersebut ditarik secara paksa, seseorang akan terkena parafimosis. Jika hal itu terjadi, kulup tidak akan bisa kembali ke posisi semula.

2. Fimosis biasa terjadi pada anak yang belum disunat

Fimosis lebih banyak terjadi pada laki-laki yang belum disunat. Itulah kenapa kondisi ini dapat dikatakan normal ketika dialami oleh anak-anak. Menurut National Health Service (NHS) kulup akan mulai terlepas saat menginjak usia enam tahun. 

Namun setiap orang memang memiliki waktu yang berbeda-beda. Batas normal pelepasan kulup adalah hingga usia 17 tahun. Jika sampai setelah itu kulup belum juga terlepas, maka perlu untuk menyelidiki masalah lebih lanjut. 

3. Gejala yang ditimbulkan oleh fimosis

Fimosis pada umumnya tidak akan menjadi masalah sampai menimbulkan gejala-gejala tertentu. Menurut NHS, ada beberapa hal yang bisa menandakan bahwa penyakit tersebut semakin parah, di antaranya:

  • Pembengkakan;
  • Timbul rasa sakit di area penis;
  • Gatal;
  • Timbul ruam atau bintik-bintik kemerahan;
  • Perubahan warna kulit sekitar penis.

Jika terjadi gejala di atas, maka pasien harus segera memeriksakan kondisinya ke dokter. Pasalnya, tanda tersebut menunjukkan bahwa infeksi sudah mulai berkembang menjadi balanitis atau peradangan kepala penis.

4. Apa gangguan yang disebabkan oleh fimosis?

Sebenarnya apa dampak dari fimosis terhadap penderitanya? Penyakit tersebut dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman, sakit, atau bahkan perih saat buang air kecil. Tak hanya itu, fimosis juga mengganggu kehidupan seksual dengan menurunkan hasrat laki-laki. Selain itu, penderita juga lebih rentan terkena infeksi saluran kencing (UTI).

5. Penyebab fimosis

Sebenarnya penyakit ini dapat terjadi secara natural tanpa sebab apa pun. Seperti yang telah disebutkan, kondisi tersebut normal dialami oleh anak-anak yang belum disunat. Lalu apakah hal yang sama berlaku pada orang dewasa? Jawabannya iya. Namun ada kondisi lain yang bisa menyebabkannya. Dilansir dari Medical News Today, di antaranya adalah:

  • Trauma pada kulup penis;
  • Infeksi kulup;
  • Infeksi saluran kencing;
  • Cara memegang penis yang kasar secara berulang-ulang.

Selain memerhatikan penyebabnya, penting untuk diketahui bahwa penyakit tersebut lebih banyak menyerang orang dengan kondisi tertentu. Misalnya, penderita penyakit menular seksual, eksim, psoriasis, lichen planus, dan lichen sclerosus

6. Fimosis dapat menyebabkan komplikasi yang fatal

Fimosis yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi tertentu, terutama jika yang mengalaminya adalah orang dewasa. Apa sajakah itu? Pertama, balanitis atau radang kepala penis. Ada pula posthitis atau radang kulup penis dan nekrosis atau pembusukan jaringan. 

Sedangkan yang paling fatal adalah amputasi penis untuk mencegah pembusukan menjalar ke bagian tubuh lainnya. Namun perlu diketahui bahwa komplikasi ini jarang terjadi, kecuali jika memang fimosis tidak ditangani setelah sekian lama gejala dirasakan. 

7. Pengobatan fimosis

Jika kondisi yang dialami tidak parah, biasanya dokter hanya akan menyarankan pasien untuk meningkatkan kebersihan area penis. Namun ketika fimosis sudah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, pada umumnya ada dua macam pengobatan.

Pertama, menggunakan krim dengan kandungan steroid, antijamur, dan antibiotik. Kedua, dokter biasanya menyarankan pasien untuk sunat, bagi yang belum. 

8. Pencegahan fimosis

Meskipun sering kali tidak berbahaya, fimosis tetap harus dicegah. Upaya pencegahan yang paling utama adalah dengan menjaga kebersihan penis, baik untuk yang disunat maupun tidak. Biasakan untuk mencucinya, terutama di bagian bawah kulup, dengan air hangat setiap hari. Ini dapat membantu peregangan kulit dan mencegah infeksi.

Itulah sekilas tentang penyakit fimosis yang hanya dialami oleh para laki-laki. Jika kamu sedang mengalaminya, segera periksakan ke dokter dan jangan lupa untuk tetap menjaga higienitas, ya!

Baca Juga : Makanan Ini Membuat Penis Kamu Tegak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *