JURAGANQQ-Jordi Amat tidak bermain karena cedera. Akan tetapi ia menyaksikan timnas Indonesia bermain menjamu Vietnam di tribun bersama. Jordi Amat Ungkap Neneknya
puluhan ribu suporter Garuda di pertandingan ketiga Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, 21 Maret 2024. Jordi Amat Ungkap Neneknya
Saat lagu kebangsaan Indonesia berkumandang di stadion, ia menoleh dan melihat neneknya menangis.
“Meski saya tidak bermain karena cedera, nenek saya menangis,” kata Jordi Amat, dilansir dari SPORTbible.
“Dia menangis di setiap pertandingan karena dia sangat bahagia.
“Dia masih tidak percaya kami berdua ada di sini, di Indonesia,” ujarnya.
Nenek Jordi Amat bernama Isje Maas-Villanueva.
Saat ini ia berusia 75 tahun, ia dibesarkan di Makassar, Sulawesi
Nenek Jordi Amat bernama Isje Maas-Villanueva.
Saat ini ia berusia 75 tahun, ia dibesarkan di Makassar, Sulawesi
Pada usia delapan tahun Isje pindah ke Eropa saat konflik.
Isje bertemu dengan seorang pria bernama Wil Maas di Universitas Tilburg di Belanda.
Ia kemudian hamil saat usia 18 tahun, dan harus menikah.
Jordi Amat menceritakan kisah masa lalu neneknya.
“Itulah yang terjadi pada masa itu,” kata Jordi Amat.
“Tradisi Katolik masih sangat kuat saat itu.
“Tidak ada yang percaya pernikahan itu akan bertahan lama; kami belum lama saling mengenal dan perbedaan budaya serta usia sangat besar.
Pada usia delapan tahun Isje pindah ke Eropa saat konflik.
Isje bertemu dengan seorang pria bernama Wil Maas di Universitas Tilburg di Belanda.
Ia kemudian hamil saat usia 18 tahun, dan harus menikah.
“Tidak ada yang percaya pernikahan itu akan bertahan lama; kami belum lama saling mengenal dan perbedaan budaya serta usia sangat besar.
Di sekitar kami, kami menyaksikan banyak hubungan berakhir akibat perkembangan ekonomi dan ideologi Marxis. Seorang teman sekelas saya yang ahli dalam bidang statistik mengatakan kepada saya bahwa kami memiliki peluang 10 persen untuk tetap menikah selama satu tahun.
“Saya tahu banyak gadis seperti saya yang terpaksa menyerahkan bayinya pada masa itu. Setiap kali saya membaca atau mendengarnya, saya menjadi emosional,” ujarnya.