JuraganQQLounge – Polisi bertugas untuk selalu menjaga keamaan. Polisi dituntut untuk stand by sedia kapan saja untuk menjaga keamanan masyarakat. Di beberapa wilayah ada polisi yang bisa menjadi teladan. Kisah-kisah mereka menginspirasi seperti kisah 3 polisi yang kerja sampingan ini.
Terkadang demi mendapatkan uang lebih untuk menutupi masalah ekonomi. Pasalnya hasil dari bekerja sebagai polisi tidaklah cukup. Inspiratifnya, olisi-polisi ini tak malu mencari pekerjaan lain untuk menambah penghasilnya.
Pekerjaan ini dilakukan usai mereka menjalankan kewajibannya sebagai abdi negara. Jadi pekerjaan sampingan ini tak mengganggu tugas mereka sebagai polisi abdi negara.
Bagaimana kisah inspiratif dari kisah 3 polisi yang kerja sampingan di Indonesia ini?
Jadi tukang angkut sampah
Aiptu Trisih Setyono memiliki pekerjaan sampingan yakni menjadi tukang angkut sampah. Trisih bercerita hal ini sudah dilakukan sejak tahun 2016. Dia menggunakan waktu lepas dinasnya dengan mengambil sampah warga, Desa Ngrendeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung dan membuangnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pagerwojo.
Semua berawal saat dia risih lantaran banyak sampah berserakan di wilayahnya. Beberapa lokasi di Desa Gandang seperti di area Jembatan Sungai Gondang, Jembatan Kalitelu dan Jembatan Kedung Gudel sempat dijadikan warga tempat pembuangan sampah liar.
“Mengambil sampah ini biasanya saya lakukan tiga hari sekali selepas jam dinas,” ujar Trisih di Tulungagung, Selasa, 10 April 2018 lalu.
Tindakannya diapresiasi warga. Bahkan, tidak hanya warga desa di wilayah Tulungagung. Tetangga desa yang masuk wilayah Trenggalek pun ikut meminta jasa Trisih dan rekannya membuang sampah. Warga membayar iuran sebagai pengganti biaya operasional. Rp20 ribu per bulan untuk rumah tangga dan Rp50 ribu untuk warung. Agen Poker
Duit iuran juga dipakai membiayai truk yang dibeli dengan cara mengangsur. Bagi Trisih, kegiatan ini bisa jadi cara untuk mengisi masa pensiun yang tiga tahun mendatang. “Saya berharap bisa jadi lapangan kerja. Nanti kalau sudah tak kuat, siapa pun yang mau meneruskan silakan,” ujar Trisih.
Jadi pemulung
Kemudian ada juga Bripka Seladi yang selain menjadi polisi, menjadi pemulung untuk menambah mata pencahariannya. Pekerjaan sampingan sebagai pemulung ini mulai dilakukan oleh Seladi sejak tahun 2006.
Ketika itu dia melihat sampah yang menumpuk di Polresta Malang. Suatu saat, dia datang ke pengepul rongsokan dengan membawa sampah itu yang ternyata laku dijual.
“Ini rezeki, kenapa harus dibuang-buang. Sampingan saja, satu jam atau dua jam waktu luang saya manfaatkan untuk kegiatan ini,” kata Seladi.
Seladi mengumpulkan sampah walaupun hanya di lingkungan Polresta Malang. Baru setelah itu dia akhirnya berkeliling kota untuk menengok setiap bak sampah, barangkali menemukan barang yang masih dapat digunakan. Kegiatan itu biasanya dilakukannya di luar jam tugas yaitu pada malam hari.
Penambal ban
Aiptu Mustamin mencari penghasilan tambahan dengan menjadi tambal ban. Pekerjaan ini dilakukan Mustamin selepas tugas.
“Saya kerja jadi tukang tambal kalau lepas tugas, dan benar-benar tidak ada tugas dari kantor atau perintah dari komandan. Sehingga kedua profesi ini tidak saling mengganggu,” kata Mustamin yang bertugas di satuan Sabhara penjagaan objek vital, Kapolsek Ujung Pandang, Sulawesi Selatan.