Terdengar suara gendang Yang bertabuh kencang
BERITA UNIK

Terdengar suara gendang Yang bertabuh kencang

JURAGANQQ – Terdengar suara gendang Yang bertabuh kencang,,Pagi pagi benar alarm di kamarku berbunyi. Bunyi alarm milikku memang menarik, suara gendang bertabuh kencang yang aku percaya ampuh

membangunkanku setiap harinya. Penting untukku untuk tidak bangun terlambat pagi ini. Alasannya sederhana, hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah.

Mahasiswa baru pada umumnya harus melalui program pengenalan (ospek), namun karena aku sakit dan dirawat di rumah sakit satu minggu

Terdengar suara gendang Yang bertabuh kencang

kemarin maka aku pun tidak dapat mengikuti program pengenalan tersebut. Hal ini membuatku khawatir mengenai apa yang harus kulakukan di hari pertama aku masuk kuliah ini.

Aku memutuskan untuk bangun lebih awal, untuk menyediakan waktu lebih mencari tahu kelas dan lingkungan sekitar kampus sebelum mulai

kuliah. Setelah selesai bersiap dan semua kebutuhan kuliah dipastikan tidak ada yang tertinggal, aku pun berangkat ke kampus. Aku mengendarai sepeda motor yang telah menemaniku sejak SMA ini.

Kampusku memiliki parkiran motor yang cukup luas, hal ini aku sadari ketika aku sampai di kampus dan kemudian mencari tempat untuk

Terdengar suara gendang Yang bertabuh kencang,,suara gendang bertabuh kencang yang aku percaya ampuh membangunkanku setiap harinya.

memarkirkan motorku. Tempat parkir dengan mudah aku temukan, mungkin karna waktunya pun masih tergolong sangat pagi dan parkiran cukup kosong. Parkiran di kampusku ada di sebuah gedung berlantai 5.

Terdengar suara gendang Yang bertabuh kencang

Sehingga ketika aku memutuskan memarkirkan motor di lantai 3, aku perlu menuruni tangga untuk keluar dari gedung parkir ini.

Terlalu sepi ternyata tangga gedung parkir di pagi hari. Aku memutuskan untuk mempercepat langkah kaki menuruni tangga dan tiba tiba terhenti

karena ada seseorang yang menaiki tangga dari arah bawah. Karena terkejut aku pun berteriak. Seseorang tadi yang ternyata seorang laki-laki

langsung meraih kedua wajahku dan berkata “hey tenang, kenapa berteriak?”

Setelah memfokuskan penglihatan sejenak, kusadari ternyata laki-laki ini sangat tampan parasnya. Aku menjauhkan wajahku dari rengkuhan

tangannya dan tidak menjawab. Hanya melewatinya di sisi tangga untuk melanjutkan menuruni tangga. Jika boleh diakui, memang laki-laki tampan yang spontan menyentuh wajahku tadi membuat perasaan aneh pada

jantungku. Jantung ini berdegup kencang karena tatapan matanya, sentuhan tangannya, dan suaranya yang mengalihkan waktuku sesaat itu.

Sambil berjalan menuju kelas yang masih aku cari

pikiranku tetap mengarah pada kejadian barusan. Lalu aku berangan angan, “mungkinkah

aku bertemunya kembali?” Saat masih berangan angan, aku pun sampai di depan kelasku. Aku terburu buru membuka pintu, karena aku tahu aku

 Hal ini membuatku khawatir mengenai apa yang harus kulakukan di hari pertama aku masuk kuliah ini.,, Hal ini membuatku khawatir mengenai apa yang harus kulakukan di hari pertama aku masuk kuliah ini.

sudah terlambat akibat sempat menyasar mencari ruang kelas ini. Pintu kelas kubukan dan laki-laki itu ternyata ada di sana. Aku berteriak dalam

hati “dia teman sekelasku?” Mungkin kisahku dengannya masih terus berlanjut mulai dari sini.

Setelah melalui beberapa hari tanpa kabar darinya, aku pun akhirnya sampai di kota ini. Denpasar merupakan kota di mana dia, laki-laki itu

pergi dengan izin melanjutkan pekerjaannya. Lalu bagaimana bisa sampai seperti ini? Bagaimana bisa tak ada satu pun kabar darinya selama

beberapa hari, tepat setelah dia menyatakan akan kembali dan membawa hubungan kami ke jenjang pernikahan?

Hal ini tidak biasanya terjadi. Laki-laki yang memintaku menjadi isterinya bukan laki-laki tidak bertanggung jawab yang akan meninggalkanku tanpa

penjelasan. Aku pun tidak bisa menerima kenyataan. Kuputuskan menemuinya di kota ini. Padahal memang sudah ada rencanaku untuk

Mengunjungi kota ini, sesuai sarannya terakhir kami berbicara.

Aku khawatir bukan hanya karena hubunganku yang terancam kandas, melainkan aku khawatir tentang keselamatannya. Tidak ada tanda dan

pesan sama sekali, sebelum mendadak dirinya menghilang tanpa kabar. Hari pertama aku sampai di sini, tujuan pertamaku adalah kantor tempatnya bekerja.

Terdengar suara gendang Yang bertabuh kencang,, Hal ini membuatku khawatir mengenai apa yang harus kulakukan di hari pertama aku masuk kuliah ini.

Kantor tempat calon suamiku bekerja ini tampak masih beraktivitas tanpa ada tanda-tanda kehilangan. Aku mencoba memasuki kantor tersebut. Aku menemui penerima tamu di depan dan menyebutkan namanya untuk

bertemu. Penerima tamu itu terlihat kaget mendengar aku menanyakan keberadaannya. Dia berkata, “mba mencari mas Adi? mba belum tahu ya?”

Situasi seperti ini sungguh tidak aku sukai. Suatu situasi di mana aku tahu akan ada suatu berita tidak mengenakkan yang akan aku dengar, namun

aku tidak bisa menghindari berita ini. Aku menjawab, “belum tahu apa mba? memang ada apa ya?”

Penerima tamu di kantor tersebut kebingungan untuk menjawab. Setelah beberapa saat dia bertanya, “mba hubungannya dengan mas Adi apa ya?

apa mba mau bertemu dengan pihak kantor saja yang lebih berwenang untuk menjelaskan?”

Aku mengangguk pelan, bingung dengan keadaan. Kuikuti langkah penerima tamu tersebut yang mengantarkan aku ke sebuah ruangan

Terdengar suara gendang Yang bertabuh kencang

bertuliskan HRD. Setelah masuk, aku dipersilahkan duduk dan kemudian seorang wanita menghampiriku. Wanita itu bertanya, “mba kerabat dari mas Adi ya? perkenalkan mba aku Inta HRD kantor ini.”

“Aku tunangan Adi mba. Adi kenapa ya? Adi di mana?” tanyaku tidak dapat lagi membendung kekhawatiran ini. Pihak dari kantor itu menjawab “mas

Adi termasuk beberapa karyawan yang menjadi korban dalam kecelakaan kerja mba. beberapa hari ini kami telah mencoba menghubungi keluarga

mas Adi tapi belum ada jawaban. saat ini mas Adi dalam keadaan koma mba. kami bisa mengantarkan mba menuju ke rumah sakit sekarang.”

Aku terkejut dan menangis

tidak bisa menerima kenyataan ini. Beberapa pihak kantor mengajakku pergi ke rumah sakit. Adi tidur terlelap di ruang

ICU. Adi koma. Aku diperbolehkan masuk untuk menemuinya. Aku menyentuh tangannya dan menangis tersedu melihat keadaan Adi. Tapi

tidak ada jawaban, tidak ada suara Adi yang menenangkan keadaan hatiku yang tidak karuan ini.

Tidak beberapa lama, terdapat pergerakan tangan Adi. Matanya pun membuka dan melihat ke arahku. Setetes air mata keluar dari matanya. Aku ikut menangis. Aku terisak, “Adi…” ( BandarQ Terpercaya )

Wajahnya tersenyum, sekali lagi Adi mengarahkan matanya padaku dan mendadak menutupnya kembali. Berbagai mesin mulai berbunyi. Dokter

dan tim medis datang dan aku tidak bisa lagi berpikir jernih. Apa yang terjadi dengannya?

Dokter pun keluar dan menyampaikan Adi telah tiada. Dia pergi meninggalkanku dengan senyumnya. Dia pergi membawa cintaku hanya

untuknya. Raga adi telah pergi, namun jiwanya tetap ada di sini di dalam hatiku.

Hari ini aku pertama kali masuk ke sekolah sebagai siswa pindahan. Karena tanggung jawab pekerjaan ayahku, keluarga kami pindah dari

Bandung ke Jakarta. Sekolahku di Jakarta cukup dekat dari rumah. Sehingga pagi ini pun aku sampai di sekolah cukup cepat. Menemui Tata Usaha, aku pun akhirnya mengetahui kelasku yang baru.

Saat bel tanda masuk kelas berbunyi, aku pun diajak perwakilan TU menemui wali kelasku untuk diantar ke kelas dan diperkenalkan. Aku

kemudian diarahkan untuk duduk dengan seorang bernama Ayu. Wanita yang cantik dan sepertinya cukup populer di sekolah. Dibandingkan

denganku, tentu aku hanyalah wanita biasa yang tidak memiliki gaya yang unik untuk menjadi populer.

Aku mencoba memulai percakapan dengannya, dan ternyata Ayu anak yang ramah. Ayu pun berjanji akan menemaniku berkeliling sekolah saat

istirahat nanti. Waktu istirahat pun tiba dan Ayu menepati janjinya menemaniku berkeliling. Tiba tiba ada seorang siswa laki-laki yang

mendekat dan memanggil Ayu. “Eh Deni. Mau kemana?” sapa Ayu. Wajah Ayu sesaat terlihat malu sambil berbicara. “ke kantin Yu.” Jawab lelaki itu

padanya. “Kita ke kantin juga yuk?” ajak Ayu padaku. Aku mengangguk mengiyakan.

Selama di kantin, Ayu mengenalkanku pada temannya bernama Deni. Deni ternyata adalah sahabat Ayu sejak kecil. Menurut penglihatanku Ayu

Terlihat menyukai Deni lebih dari teman

Terlihat Ayu sedikit berbeda dalam bertindak ketika ada di sekitar Deni. Memang Deni cukup menarik Main

untuk wanita manapun. Namun, tidak pernah aku sangka bahwa Deni malah lebih tertarik untuk berbincang bincang padaku. Deni menanyakan

dari mana aku pindah dan alasan aku pindah. Hal ini tentu saja tidak mengenakkan untukku dan Ayu. Mainjuraganqq

Setelah istirahat, aku dan Ayu kembali ke kelas dan Ayu mulai berbeda sikapnya juga padaku. Sepertinya Ayu cemburu karena Deni sangat

memperhatikanku di kantin tadi. Aku pun berkata menenangkan Ayu, “Yu kamu nggak marah sama aku kan?” Ayu menjawab, “kamu suka nggak

sama Deni?” Jawabku padanya, “nggak Yu. Bagaimana bisa suka baru juga bertemu beberapa saat.” Ayu pun kembali tersenyum setelah mendengar

penjelasanku. Hampir saja aku hampir kehilangan teman pertamaku, hanya karena cinta segitiga yang tidak jelas.

Baca Juga : Olahraga Air Renang Dan lain lain
Baca Juga : Tanda-tanda Kematian Menurut Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *