JuraganQQlounge – Laporkan Kematian Pertama Akibat penyakit Rokok elektrik atau vape sering dipromosikan sebagai alternatif yang lebih ‘aman’ daripada rokok biasa. Namun demikian beberapa studi mulai melihat kalau vape juga bisa memiliki dampak negatif tidak kalah berbahaya bagi kesehatan.
Laporkan Kematian Pertama Akibat penyakit Rokok Di Amerika Serikat (AS) misalnya otoritas kesehatan setempat tengah menginvestigasi kemunculan penyakit paru-paru misterius di antara kalangan pengguna vape. Setidaknya dilaporkan ada 193 kasus potensial penyakit paru-paru di 22 negara bagian disebut kemungkinan karena vape.
Terkait hal tersebut pada Jumat (23/8) Dinas Kesehatan Illinois mengumumkan ada satu pasien yang akhirnya meninggal dunia. Kasus ini kemungkinan jadi kasus pertama kematian akibat penyakit berkaitan dengan vape.
Kami sedih mendengar kematian pertama terkait wabah penyakit paru-paru parah pada mereka yang menggunakan rokok elektrik atau vape,” kata Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), Robert Redfield, seperti dikutip dari BBC.
Kematian tragis di Illinois semakin memperkuat risiko serius yang bisa berkaitan dengan pemakaian produk vape,” lanjutnya.
Hingga kini investigasi sendiri masih berlanjut. CDC mengimbau agar para dokter mengumpulkan data dan sampel bila menemukan pasien dengan gejala penyakit paru serupa.
Lagi, Paru-paru Seorang Remaja Gagal Berfungsi Gara-gara Vape
Agen Poker – Seorang remaja berusia 17 tahun di Texas, Amerika Serikat harus menghabiskan 10 hari menggunakan alat yang menopang fungsi paru-parunya. Diklaim itu disebabkan oleh rokok elektrik atau yang biasa disebut vape.
Pada awalnya, Tryston Zohfeld terbangun dari tidurnya kemudian muntah hebat pada suatu pagi di bulan lalu. Ia juga mengalami penurunan berat badan drastis yang tidak jelas penyebabnya, demam, dan mudah kelelahan.
Remaja tersebut kemudian dilarikan ke rumah sakit. Dokter mengira kondisinya mirip dengan pneumonia, namun setelah melakukan CT scan ternyata negatif.
Kondisi Tryston semakin memburuk, paru-parunya gagal berfungsi secara mendadak. Remaja itu pun harus diintubasi atau dimasukkan tabung endotrakeal melalui mulut atau hidung untuk menghubungkan udara luar dengan kedua paru agar paru-parunya tetap berfungsi.
Seluruh tim medis mencurigai bahwa vape yang diakui Tryston telah dikonsumsinya sejak di kelas 8 diduga menjadi biang kerok gagalnya paru-paru Tryston.
Kami tidak tahu pasti. Ada laporan literatur tentang pneumonitis hipersensitivitas akibat vaping,” kata dokter yang menangani, dr Suzanne Whitworth dikutip dari DailyMail.
Setelah 10 hari diintubasi, paru-paru Tryston kembali pulih walaupun ia masih harus berjuang keras untuk bernapas dengan baik. Ia kehilangan 13 kilogram berat badan dan otot-otot kakinya melemah, Tryston juga harus belajar berjalan kembali.
Saya benar-benar diberi kesempatan kedua, dan segera setelah saya bangun dari koma itu, saya tahu apa yang ingin saya lakukan,” ungkap Tryston.
Tryston berjanji bahwa tidak akan pernah nge-vape lagi dan akan menyarankan kepada teman-temannya untuk membuang vape mereka. JuraganQQ