BERITA KESEHATAN

Mengantuk setelah Makan Mi Instan, kok Bisa?

JURAGANQQLOUNGE – Mengantuk setelah Makan Mi Instan, kok Bisa?

Saat lapar namun tidak punya banyak waktu untuk makan, mi instan sering menjadi solusi. Memang, setelahnya kamu akan merasa kenyang, tetapi beberapa orang malah merasa mengantuk setelah makan.

Kamu tentu bertanya-tanya kenapa merasa mengantuk setelah makan mi instan atau makanan besar lainnya.

Penyebab mengantuk setelah makan mi instan

Mengantuk setelah Makan Mi Instan, kok Bisa?

Mi instan dianggap sebagai makanan yang relatif tidak sehat karena tinggi garam dan karbohidrat.

Satu porsi mi instan bisa mengandung hampir setengah dari rekomendasi natrium harian, dan sering kali rendah nutrisi bermanfaat seperti serat, vitamin, dan mineral.

Ketika kamu mengonsumsi natrium sebanyak itu dalam sekali makan, tubuh memberikan kompensasi berlebihan dengan menahan lebih banyak air. Hal ini dapat menyebabkan penambahan berat air untuk sementara, sehingga membuat kamu merasa kembung dan lesu, dilansir The Healthy.

Mi instan mengandung karbohidrat. Benar bahwa karbohidrat memberikan dorongan energi. Namun, makan sumber karbohidrat olahanan, seperti mi instan, nasi putih, atau pasta, dapat menyebabkan peningkatan gula darah, diikuti dengan penurunan kadar insulin, yang dapat menyebabkan kelelahan dan kelemahan, menambahkan dari HuffPost.

Mengenal fenomena postprandial somnolence

Mengantuk setelah Makan Mi Instan, kok Bisa?

Postprandial somnolence mengaju pada perasaan mengantuk usai makan (eLife, 2016). Kadang, ini juga di kenal sebagai post-lunch dip atau food coma.

Para peneliti tidak yakin mengapa orang sering mengantuk setelah makan.

Penelitian menunjukkan bahwa ada banyak faktor (American Journal of Lifestyle Medicine, 2019) dapat memengaruhi tingkat energi setelah makan, termasuk fluktuasi protein seluler tertentu (Molecular Metabolism, 2018), hormon, aliran darah, bahan kimia otak, peradangan, dan jam internal tubuh.

Porsi makan yang lebih besar kemungkinan besar menyebabkan kantuk, dan komposisi makanan juga bisa berdampak. Penelitian menemukan bahwa makanan yang tinggi lemak, karbohidrat, atau kalori dapat meningkatkan rasa kantuk.

Mengidentifikasi penyebab kantuk setelah makan mungkin sulit di lakukan. Ada banyak alasan potensial mengapa rasa kantuk muncul setelah makan, dan alasan tersebut dapat berubah berdasarkan orang dan makanannya.

Jenis makanan yang bisa menyebabkan kantuk

Mengantuk setelah Makan Mi Instan, kok Bisa?

Penelitian lebih lanjut di perlukan untuk memahami bagaimana nutrisi dan makanan yang berbeda memengaruhi kejadian kantuk pada siang hari.

Selain itu, banyak penelitian tentang pola makan dan tidur berfokus pada tidur malam, yang berbeda dengan penurunan energi pada siang hari.

Meski demikian, menurut Sleep Foundation, beberapa jenis makanan lebih mungkin memicu rasa kantuk, seperti:

  • Makanan tinggi lemak: Makanan tinggi lemak sulit di cerna, sehingga meningkatkan kemungkinan rasa lelah setelah makan.
  • Makanan tinggi karbohidrat: Bbeberapa penelitian menemukan bahwa makanan yang mengandung karbohidrat dalam jumlah besar meningkatkan rasa lelah setelah makan.
  • Triptofan: Triptofan adalah asam amino yang di kenal dapat meningkatkan kualitas tidur di dalam otak. Makanan lain yang mengandung triptofan termasuk susu, pisang, oat, dan cokelat. Meskipun triptofan saja tidak selalu menyebabkan kantuk, tetapi efeknya akan meningkat bila di makan dengan karbohidrat.
  • Buah ceri tart: Penelitian kecil menemukan ceri tart di kaitkan dengan peningkatan kualitas tidur malam hari. Jenis ceri asam tertentu mengandung triptofan dan melatonin, hormon yang membantu mengatur tidur, serta bahan aktif lain yang dapat meningkatkan kualitas tidur.
  • Kacang-kacangan: Kenari, pistachio, dan kacang-kacangan lainnya memiliki kadar melatonin yang tinggi dari makanan nabati. Mengingat efek melatonin pada tidur, makan kacang-kacangan dalam jumlah banyak dapat memicu rasa kantuk.

Meskipun makanan-makanan tersebut dapat menyebabkan kantuk setelah makan, tetapi tidak semua orang akan mengalami kelelahan setelah memakannya karena berbagai faktor memengaruhi reaksi tubuh terhadap makanan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *