JURAGANQQ LOUNGE – Mengenal 5 Hewan Nasional di Asia Tenggara, Indonesia Punya 3!
Setiap negara memiliki identitas tersendiri untuk membedakan dengan negara lainnya. Salah satu bentuk identitas tersebut ialah hewan nasional. Pemilihan hewan nasional tentunya mempertimbangkan sejumlah aspek, termasuk sejarah, budaya, hingga filosofi yang melekat pada negara tersebut.
Di kawasan Asia Tenggara, ternyata hanya ada lima negara dari 11 negara yang resmi memiliki hewan nasional. Hewan-hewan ini tidak hanya menjadi simbol negara, melainkan juga merepresentasikan keunikan dan jati diri dari masing-masing negaranya
Untuk mengenalnya lebih lanjut, berikut di sajikan fakta terkait 5 hewan nasional negara di Asia Tenggara!
Mengenal 5 Hewan Nasional di Asia Tenggara, Indonesia Punya 3!
1. Komodo, Elang Jawa, dan Ikan Sulik Merah (Indonesia)
Jika negara lain umumnya hanya memiliki satu hewan nasional, negara Indonesia tercinta ternyata memiliki tiga hewan nasional. Mereka adalah Komodo (Varanus komodoensis) sebagai Satwa Nasional, Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) sebagai Satwa Langka, serta Ikan Siluk Merah (Scleropages formosus) sebagai Satwa Pesona. Pemilihan ketiga hewan ini berdasarkan Keppres No.4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional, yang secara simbolis merupakan perwakilan dari satwa darat, air, dan udara.
Komodo, sebagai Satwa Nasional, merupakan satwa endemik Indonesia yang hanya bisa di jumpai di Taman Nasional Komodo. Di kenal sebagai kadal terbesar di dunia, komodo merupakan salah satu hewan purba yang masih hidup hingga saat ini. Sementara itu, elang Jawa di ketahui merupakan representasi dari burung Garuda yang menjadi lambang negara. Elang ini dapat di temukan di wilayah hutan Jawa. Terakhir, Ikan Siluk Merah, yang juga menjadi ikan nasional, di ketahui tersebar di wilayah Kalimantan dan Papua. Ikan ini di kenal akan keindahan sisiknya yang memukau.
Sayangnya, meskipun berstatus sebagai hewan nasional, ketiganya telah masuk dalam kategori Terancam (Endangered) berdasarkan IUCN Red List. Kerusakan habitat akibat aktivitas manusia hingga perburuan liar telah menyebabkan penurunan populasi mereka. Oleh karena itu, perlindungan dan konservasi maksimal terhadap ketiga nya sangatlah penting, karena mereka bukan hanya sekadar hewan, melainkan juga identitas bangsa Indonesia yang harus di jaga dengan sepenuh hati.
2. Kouprey (Kamboja)
Kouprey, yang berarti “banteng hutan” dalam bahasa Khmer, merupakan jenis sapi liar endemik Kamboja. Hewan ini pertama kali dideskripsikan secara ilmiah pada tahun 1937. Pada 2004, pemerintah Kamboja menetapkan spesies yang bernama Latin Bos sauveli ini sebagai hewan nasional negara mereka.
Namun, keberadaan Kouprey kini semakin misterius. Catatan terakhir terkait Kouprey berasal dari publikasi sebuah ekspedisi pada 1964. Dilansir WWF Kamboja, hewan ini terakhir kali dilaporkan terlihat pada 1988. Koupre kini diklasifikasikan sebagai spesies berstatus Critically Endangered (CE) atau Terancam Kritis berdasarkan IUCN Red List, dan bahkan kemungkinan besar telah punah.
3. Gajah Thailand (Thailand)
Gajah Thailand, yang dalam bahasa Thailand di kenal sebagai Chang Thai, merupakan hewan nasional yang istimewa bagi masyarakat Thailand. ia termasuk dalam kelompok Elephas maximus, atau lebih di kenal sebagai gajah Asia. Berbeda dengan gajah Afrika, gajah Asia memiliki ukuran tubuh, telinga, serta kepala yang lebih kecil.
4. Harimau Malaya (Malaysia)
Harimau Malaya hanya dapat di jumpai di wilayah Semenanjung Malaya danmerupakan populasi khusus dari subspesies Panthera tigris tigris. Hewan ini di pilih Malaysia sebagai hewan nasional serta menjadi hiasan pada lambang negaranya. Di lansir Malaysia Airlines, harimau Malaya di anggap sebagai lambang kekuatan dan keberanian. Dalam cerita rakyat Malaysia, harimau Malaya di kenal juga dengan sebutan Pak Belang.
5. Elang Filipina (Filipina)
Elang Filipina, atau dikenal dengan nama Latin Pithecophaga jefferyi, merupakan elang endemik Filipina yang telah menjadi hewan nasional sejak 1995. Dalam bahasa Tagalog, Filipina, mereka diberi nama agila, haribon, dan banog. Elang ini hanya dapat dijumpai di empat pulau Filipina, yaitu pulau Leyte, Luzon, Mindanao, dan Samar, dengan populasi terbesar berada di pualu Mindanao.
Di kenal sebagai salah satu jenis elang terbesar di dunia, elang Filipina merupakan predator puncak dalam ekosistemnya. Saat pertama kali di temukan, elang Filipina di sebut elang pemakan monyet karena di anggap suka memangsa monyet berdasarkan laporan warga lokal. Namun, informasi tersebut tidak sepenuhnya benar karena elang ini dapat memangsa berbagai macam hewan, mulai dari tikus, kelelewar, hingga biawak.