JURAGANQQ – Orgasm Gap, Ini 6 Penjelasan Perbedaan Orgasme Pria dan Perempuan.
Pada tubuh manusia, ada satu fenomena tubuh yang dinamakan orgasme. Itu adalah momen seseorang mencapai titik klimaks dalam kepuasan seksual.
Data dari jurnal yang dirilis di Archives of Sexual Behavior menyebutkan hampir 95 persen pria selalu mendapatkan orgasme ketika berhubungan seks. Tetapi tidak demikian dengan perempuan. Perempuan hanya mencapai angka 65 persen saja. Lantas apakah hal ini menunjukkan jika orgasme pria dan perempuan berbeda?
Beberapa studi mencoba menguak kasus ini. Mereka ingin mengetahui orgasme yang terjadi pada perempuan memang begitu berbeda dengan pria. Atau jangan-jangan sebenarnya kedua pengalaman seksual itu sebenarnya sama saja? Berikut ini adalah penjelasan mengenai masalah orgasme yang terjadi pada pria maupun perempuan.
Orgasm Gap, Ini 6 Penjelasan Perbedaan Orgasme Pria dan Perempuan.
1. Hal termudah yang membedakan orgasme pria dan perempuan adalah masalah struktur alat kelamin
Satu aspek paling dasar dan yang paling mudah diamati dari perbedaan orgasme pada pria dan perempuan adalah pada permasalahan struktur alat kelamin. Genital kedua jenis seksual tersebut berbeda. Pria mendapatkan penis, sedangkan perempuan vagina.
Dalam artikel yang ditulis di NBC News, dijelaskan jika vagina memiliki 8 ribu sistem saraf yang membuat vagina perempuan sangat sensitif. Kenikmatan seksual dari penetrasi yang diterima perempuan bisa sangat menyenangkan dan nyaman ketika klitoris terangsang. Sebaliknya, ketika tidak terangsang malahan penetrasi bisa menjadi sangat menyakitkan.
2. Ini membuat rangsangan pada perempuan jauh lebih susah
Berbeda dengan punya pria. Dalam urusan sistem saraf, ujung penis adalah bagian yang paling banyak memilikinya. courses.lumenlearning.com mengatakan ini menjadikan penis sangat mudah terangsang dengan hanya menyentuh ujungnya. Ini menjelaskan fenomena mengapa pria cukup sering mengalami mimpi basah dan lebih mudah mendapatkan orgasme ketimbang perempuan.
Malahan ketidaksetaraan di kamar tidur disebut menjadi penyebab munculnya istilah orgasm gap. Dengan kondisi banyaknya saraf tersebut, perempuan membutuhkan stimulasi secara langsung. Umumnya bisa dipicu dengan seks oral dan sentuhan. Namun sayangnya hal ini banyak tidak dimengerti pasangan hingga membuat perempuan susah mendapatkan orgasme.
3. Selain itu, kepuasan perempuan sering tidak diprioritaskan
Dengan lebih susahnya perempuan untuk orgasme, dibutuhkan usaha yang lebih keras demi merangsangnya. Hal ini sering dihiraukan oleh pasangan pria yang mana mereka berakhir hanya memikirkan diri sendiri. Ini menjadi salah satu alasan mengapa perempuan susah mengalami orgasme.
Malahan terdapat data jika orgasme yang dilakukan perempuan lesbian jauh lebih tinggi ketimbang perempuan dengan hubungan lurus. Dalam studi dari Chapman University, dicatat 86 persen perempuan lesbian sering mendapatkan orgasme.
Dapat disimpulkan jika kesamaan alat kelamin menjadikan perempuan lesbian lebih memahami dan dapat memuaskan satu sama lain. Frekuensi orgasme yang lebih tinggi juga didapat oleh perempuan yang melakukan masturbasi sendiri.
4. Besar kemungkinan pula para pria tidak memahami cara memuaskan perempuan
Ketidaktahuan pria akan cara memuaskan perempuan juga bisa jadi penyebab jarangnya perempuan mengalami orgasme. Mereka jarang atau enggan menanyakan bagaimana memuaskan pasangannya dan berlaku seenaknya. Umumnya masalah ini juga dipersulit dengan enggannya perempuan untuk mengatakan kepada pasangannya bagaimana cara membuatnya klimaks.
5. Kenyataannya, orgasme pada pria dan perempuan serupa
Dalam penjelasan dari kanal YouTube AsapSCIENCE, orgasme yang terjadi pada pria dan perempuan sama-sama mengalami empat tahapan, yaitu rangsangan, bergairah, orgasme dan resolusi. Otak kedua manusia juga sama-sama mengeluarkan hormon dopamin dan oksitosin.
Ketika dilakukan scanning otak pun, bagian otak yang teraktivasi pada saat orgasme di pria dan perempuan serupa, yaitu sama-sama terjadi di orbitofrontal cortex, amygdala, hingga hippocampus. Memang ada perbedaan sedikit terhadap efek aktivasi otak tersebut, namun secara biologis semuanya terjadi serupa.
6. Persamaan orgasme tersebut bisa jadi berhubungan dengan kondisi kita yang masih jadi janin
Pada 1969, terdapat satu studi dari London yang menyebutkan jika tidak ada perbedaan pada gender terkait masalah kenaikan detak jantung, tekanan darah dan hiperventilasi ketika seseorang mengalami orgasme. Hal ini juga diucapkan serupa oleh penelitian 1994 di Stanford yang mengemukakan adanya tingkatan serupa pada produksi hormon okstitoksin.
Satu hipotesis mencoba menjelaskan fenomena persamaan ini. Pada saat kita masih menjadi janin, sebenarnya kita semua memiliki kelamin perempuan.
Namun saat memasuki bulan ketiga di kandungan, fetus pria mulai memproduksi testosteron hingga menciptakan kemunculan penis bagi para pria. Persamaan seksual pada saat menjadi janin inilah yang berkemungkinan besar menyamakan orgasme pada perempuan dan pria.
Dari sini, kamu tidak perlu bingung mengapa orgasme pria dan perempuan berbeda. Pada kenyataannya sama. Hanya saja cara memicunya yang sedikit berbeda. Jika kamu menjadi pasangan pun, ada baiknya kamu mulai memikirkan kenikmatan seksual dari pasanganmu.
Baca Juga : Fakta Anastasia Tropitsel, Influencer Rusia Yang Tewas Di Bali