JURAGANQQ – Penyair dunia yang meninggal, puisilah yang digunakan untuk mengingat mereka dan juga sebagai pelipur lara, seperti untuk mengingatkan tentang universalitas duka, atau untuk membantu mereka memahami perasaan melalui kata-kata.
Penyair dunia membuat Puisi mengacu pada karya-karya paling awal sastra Barat dari Epik Gilgames hingga karya-karya Homer dan Virgil, dan kematian menjadi hal utama dalam puisi selama berabad-abad.
Meskipun begitu, peran penyair dunia sangatlah penting. Namun, bagaimana jika beberapa penyair dunia yang paling terkenal justru meninggal dengan tragis, siapa saja mereka?
1. Sylvia Plath, kematian yang tragis karena bunuh diri
Kamu akrab dengan tulisan Sylvia Plath pasti tidak asing dengan tema tulisannya yang terkait erat dengan penderitaan, penyakit mental, dan kematian. Karyanya yang cukup berpengaruh adalah “The Colossus” dan “Ariel”, serta novel “The Bell Jar”. Sayangnya, Plath meninggal di usia 30 tahun karena bunuh diri, dengan sengaja menghirup karbon monoksida.
Lahir dan besar di AS, Plath harus kehilangan ayah tercinta, karena komplikasi diabetes saat baru berusia 8 tahun.
Meskipun Plath sukses sebagai penyair dunia di usia muda, tetapi ia mengalami depresi parah dan harus menjalani perawatan esktrem, seperti mengkonsumsi obat-obatan dan terapi kejang listrik. Kesehatan mental Plath juga memburuk akibat pernikahannya yang tidak harmois dengan penyair Inggris terkenal, Ted Hughes. Plath mengalami pelecehan secara mental dan fisik, yang menyebabkan Plath keguguran.
2. Kecelakaan tragis yang menimpa Frank O’Hara
Terkenal karena karya “Lunch Poems”, dan juga tokoh terkemuka di New York School bersama John Ashbury dan Barbara Guest. Frank O’Hara adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah sastra Amerika.
Setelah bertugas sebagai angkatan laut AS, memperoleh gelat dari Harvard dan University of Michigan, O’Hara mengembangkan kariernya dari seorang penjual kartu pos menjadi kurator do Museum of Modern Art di New York. Di sana, ia bertemu dengan pelukis ekspresionis abstrak yang memengaruhi karya puisinya.
O’Hara terkenal karena kejeniusannya dalam memaknai kehidupan. yang ia tuangkan dalam puisi-puisinya. Sayangnya, ia mengalam kecelakaan tragis yang mengakhiri hidupnya pada usia 40 tahun. Penyair dunia itu tertabrak sebuah jip saat sedang berada di Pantau Pulau Api. Dia meninggal 2 hari kemudian di rumah sakit.
3. Kematian Richard Brautigen yang tak diketahui siapapun selama 5 minggu.
Nama Richard Brautigan melambung berkat penerbitan novel puisi prosa tahun 1967 “Trout Fishing in America.” Karyanya yang paling fenomenal adalah puisi “All Watched Over By Machines Of Loving Grace,” yang menggambarkan bagaimana teknologi pembantu kehidupan manusia. Namun, ketika tahun 60-an berakhir dan budaya mengalami pergeseran, karier Brautigan pun meredup.
Pada Tahun 1980an, Brautigan tidak lagi produktif, ia pun mengisi kekosongan hidupnya dengan alkoholisme, paranoia, dan ketertarikannya terhadap senjata api.
Tubuh Brautigan telah membusuk selama 5 minggu oleh 2 temannya di rumahnya di Bolinas, California, pada akhir oktober 1984, lapor New York Times. Ada indikasi yang menyedihkan bagaimana dia diabaikan sebagai seorang penulis dan tokoh masyarakat di tahun-tahun sebelum kematiannya. Diketahui bahwa Brautigan meninggal karena menembak dirinya sendiri, dan meninggalkan catatan bunuh diri yang bertuliskan “Berantakan, bukan.
4. Percy Bysshe Shelly tewas saat berlayar
Kehidupan tragis penyair dunia ini menjadi bagian tak terpisahkan dari daya tariknya, dan itu yang menjadi estetika romantisnya. Namun, kematiannya menimbulkan banyak pertanyaan ketika ia meninggal di usia muda yaitu 29 tahun.
Di tahun-tahun terakhirnya, ia menciptakan beberapa karya yang paling penting, namun di waktu yang sama, Shelly juga harus kehilangan 3 anaknya sendiri dan keponakan dari istri keduanya, serta istri pertamanya, Harriet, yang meninggal karena bunuh diri. Mary Shelley, istri keduanya, juga mengalami keguguran pada juni 1822.
Akibat dari trauma ini, penyair dunia muda itu mulai mengalami perubahan sikap. Pada bulan juli 1822, dia berlayar di Teluk Spezia, Italia, lalu kapalnya terjebak dalam badai. Beberapa catatan menunjukkan bahwa Shelly berlayar tidak menentu. Jenazahnya dan anak buahnya terdampar di pantai, di mana mereka langsung dimakamkan demi aturan karantina. Sebulan kemudian, jenazahnya dikremasi. Anehnya, hati Shelly diambil dan disimpan oleh temannya, kritikus Leigh Hunt, sebelum akhirnya menjadi milik istrinya, Mary.
5. John Keats meninggal karena penyakit mematikan di zamannya yaitu TBC
Penyair romantis John Keats meninggal secara tragis setahun sebelum kematian Percy Bysshe Shelley pada tahun 1881. di usia 25 tahun. pada tahun 2004. Dalam jurnal medis Clinical Infectious Diseases, kesehatannya memburuk, ia menderita penyakit TBC yang mematikan.
Keats tertular penyakit itu karena merawat saudaranya yang terinfeksi TBC yakni Tom. Saat penyakitnya semakin parah, Keats pindah ke Italia yang iklimnya lebih baik, agar ia bisa cepat pulih. Sayangnya, takdir berkata lain. Ia meninggal dan dimakamkan di Roma.
6. Guillaume Apollinaire selamat dalam medan tempur, tetapi meninggal akibat flu spanyol.
Guillaume tidak terlalu terkenal di luar negara asalnya, Prancis, tetapi avant garde awal abad ke 20 ini mempengaruhi banyak orang selama hidupnya yang singkat. Dia adalah pencipta istilah “surrealisme,”sebelum kariernya sebagai penyiar akhirnya meredup.
Setelah pindah ke Paris pada tahun 1899, Apollinaire menjalin hubungan baik dengan berbagai penulis dan seniman terkenal dalam budaya dan pemikiran Eropa, seperti Pablo Picasso, Marcel Duchamp, Erik Satie, dan George Braques. Setelah penerbitan koleksi puisinya “Alcools” pada tahun 1913, Apollinaire menjadi pelopor gerakan modernis awal.
Saat perang Dunia I pecah, Apollonaire mendaftar menjadi tentara prancis, dan menderita luka parah di kepala karena pertempuran di parit untuk membela negara asalnya.
Apollinaire selamat dari perang, dan menulis tentang pengalaman hidupnya. Namun tragisnya, perang dunia I di ikuti oleh pandemi Flu Spanyol, yang merenggut nyawa Apollinaire di usia 38 tahun. Akan tetapi, reputasinya bangkit berkat karayanya yang berjudul “Calligrammes,” sebuah koleksi puisi yang terbit tepat setelah kematiannya, dan menjadi salah satu karya terbaiknya.
7. Phillis Whearley meninggal karena asma
Penyair Amerika abad ke 18, Phillis Whearley lahir di Afrika Barat, tetapi ia di culik, dan di bawa ke Amerika saat berusia 7 tahun untuk menjadi budak, seperti yang tercatat di Poetry Foundation. Namanya berasal dari keluarga tempat ia bekerja, yaitu Wheatleys of Boston, pengusaha di bidang tekstil.
Meskipun seorang budak, Wheatley jago menulis puisi. Kemampuannya terus tumbuh, Wheatley pun sukses menjadi penyair di Amerika abad ke 18, dan orang afrika-amerika pertama yang puisinya dterbitkan dalam sebuah buku.
Wheatley juga menarik dukungan besar dari para aktivis abolisionis di Eropa. Namun, ia terpuruk dalam kemiskinan setelah kematian anggota keluarga Wheatley, dan meskipun dia menikah tak lama setelah itu, Wheatley yang menderita asma kronis sepanjang hidupnya, meninggal saat suaminya berada di penjara debitur pada usia 31 tahun.
8. Pablo Neruda dibunuh?
Penyair Chili ini terkenal selama periode penuh gejolak di negaranya, dan namanya sekarang identik dengan penggunaaan puisi sebagai alat politik. Pablo neruda menerbitkan karya pertamanya di usia 13 tahun. Kesuksesan pertamanya datang dari koleksi puisinya “Twenty Love Poems and a song of Despair,” yang terbit sebelum dia berusia 20 tahun, ungkap Britannica. Sejak itu telah terjual lebih dari 20 juta kopi di seluruh dunia.
Di usia 20an, penyiar itu menjadi konsul untuk negara asalnya di Burma. Dia masuk politik, dan mengambil posisi serupa di Eropa. Namun, Neruda secara terbuka mendukung komunis dan ia mendapat kritik atas dukungannya terhadap pemimpin soviet, Joseph Stalin.
Neruda meninggal pada tahun 1973 di usia 69 tahun karena kanker prostat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Chili vokal atas kematiannya, yang menyatakan bahwa Neruda telah meninggal karena pembersihan lawan politik atas perintah Presiden Chili saat itu, Augusto Pinochet.
9. Kematian Dylan Thomas akibat pola hidup yang buruk
Dylan Thomas berasal dari latar belakang keluarga asal Welsh yang sederhana, tetapi kariernya sukses di dunia sastra berkat puisinya yang menakjubkan . Dia kemudian bekerja untuk BBC, sebagai penyiar radio.
Pada bulan November 1953, saat popularitasnya terus melonjak, Thomas pergi ke New York, di sana dia kecanduan meinuman keras dan menenggak 18 botol wiski hingga tak sadarkan diri, lalu meninggal pada usia 39 tahun.
Dokter mengatakan bahwa penyebab kematiannya karena adanya pembengkakakn di otak dan kolesterol tinggi, diyakini karena gaya hidupnya yang suka minum minuman keras. Namun, beberapa dekade setelah kematian Thomas, terungkap bahwa penyair itu juga menderita radang paru-paru, membuatnya sempat mengeluh sulit bernapas shari sebelum dia meninggal.
10. Charlotte Bronte meninggal saat hidupnya bahagia.
Salah satu kematian paling memilukan terjadi kepada novelis Inggris abad ke 19, Charlotte Bronte. Charlotte adalah kakak tertua dari 3 bersaudara Bronte, yang novel novelnya sangat populer, dan sejak itu mempengaruhi banyak karya seni.
Charlotte adalah salah satu dari 6 bersaudara, tetapi pada tahun 1949 dia adalah satu-satunya yang masih hidup. Ia mengalami depresi dan kesepian karena kematian saudara perempuannya.
Namun akhirnya, masa kesendirian Charlotte yang kelam dan panjang berakhir. Pada tahun 1954, dia menikah dengan Arthur Nicholis, yang menginspirasi salah satu buku Charlotte Brontes. Namun, 1 tahun setelah menikah, Charlotte meninggal karena komplikai kehamilan pertamanya. Kata-kata terakhir Charlotte yang mengiris hati berbunyi, “Aku tidak akan mati, kan? Dia tidak akan memisahkan kita, kita sangat bahagia.” Charlotte meninggal di usia 38 tahun.
11. Delmore Schwartz meninggal sendirian
Delmore Schwartz adalah seorang tokoh penting dalam sastra puisi New York pada pertengahan abad ke 20. Sebagai seorang guru, ia memiliki pengaruh besar bagi banyak orang, termasuk sesama penyair John Berryman da Lou Reed, yang menjadi siswa Schwartz di New York.
Namun saat pernikahan keduanya gagal, Schwartz mengisolasi diri dari lingkaran pertemanannya, kenalannya, dan pengagumnya. Penyair ini harus berjuang dengan kesehatan mental. Akibat dari keterasingannya pula, ia jadi kecanduan alkohol.
Schwartz meninggal sendirian di kamar hotel Times Square pada juli 1966 karena serangan jantung, dalam usia 52 tahun. tubuh Schwartz bahkan di simpan selama 3 hari di kamar mayat sebelum seseorang datang untuk mengidentifikasinya.
12. Lord Byron meninggal karena sakit saat mengikuti pertempuran membela Yunani
Lord Byron adalah penyair abad ke 19. Puisinya yang sangat menghibur, sering kali menceritakan tentang petualangan yang berani tetang masyarakat kontemporer. Meskipun puisi Byron terkenal secara luas, tetapi reputasinya menimbulkan kontroversi.
Pada tahun 1816, ada desas desus bahwa Byron memiliki hubungan inses dengan saudara tirinya, akibatnya, dia mengasingkan diri. Tahun 1823, ia terlibat dalam perang Yunani untuk kemerdekaan melawan Turki, berjuang untuk Yunani dan menyumbangkan kekayaannya untuk perang.
Dia bahkan memimpin pasukan Yunanu. Namun, Byron jatuh sakit pada febuari 1824, dan meninggal di barak tentara pada April tahun itu. Dia menjadi pahlawan perang oleh orang Yunani.
13. Oscar Wilde meninggal karena kerasnya kerja paksa di tahanan
Oscar Wilde adalah laki-laki kelahiran Irlandia yang menjadi seorang selebriti besar di tahun 1800an, karena kecerdasan dan karya sastranya. Kesuksesan sastra pertamamnya terjadi pada tahun 1878, saat dia masih menjadi mahasiswa di Universitas Oxford, dan memenangkan Hadiah Newdigate yang bergengsi untuk puisinya “Ravenna”.
Selama 2 dekade berikutnya, Wilde memantapkan dirinya sebagai penulis, intelektual, dan advokat terkemuka untuk gerakan seni estetika yang baru didirikan melalui puisi dan jurnalismenya, drama satirnya seperti “The Importance of Being Earnest, “dan novelnya “Gambar Dorian Gray.
Akan tetapi, kehidupan dan reputasinya hancur setelah ia menuntut ayah dari kekasihnya, Lord Alfred Douglas, yang menuduh Wilde melakukan sodomi. Ketika bukti homoseksualitasnya terungkap, Wilde mendapat hukuman kerja paksa selama 2 tahun. Akibatnya, Wilde jatuh miskin dan kesehatannya terus memburuk, dia meninggal di paris pada tahun 1900, 3 tahun setelah pembebasannya, pada usia 46 tahun.
14. Wilfred Owen tewas dalam pertempuran sebelum berakhirnya perang dunia I
Penyair Inggris Wilfred owen menulis beberapa puisi terbaik tentang perang. Puisi Owen menggambarkan betapa buruknya perang parit dan telah mengubah cara pandang banyak orang tentang perang dunia I saat itu.
Cedera akibat tembakan senapan mesin, serangan gas beracun, dan penembakan di ceritakan oleh Owen, dan semua berdasarkan pengalamannya langsung, ia menjadi seorang prajurit yang bertempur di parit-parit, dan melihat rekan-rekan infranterinya tewas di sekelilingnya.
Pada tahun 1917, Owen di rawat di rumah sakit di Skotlandia setelah mengalami sakit kepala parah akibat Shock Shell (sindrom gangguan saraf). Dia juga mengalami gagap akibat traumanya. Tahun itu, ia bertemu penyair Siegfried Sassoon, yang membantu Owen berkembang sebagai penyair dan membantunnya menerbitkan karyanya.
Namun, tahun berikutnya, Owen kembali ke parit sebagai komandan. Dia terbunuh hanya seminggu sebelum gencatan senjata. Selama hidupnya, hanya 5 puisi Owen yang terbit tetapi reputasinya tumbuh secara anumerta. Puisi-puisinya yang paling terkenal seperti “Dulce E Decorum Est” dan “The Sentry” menjadi beberapa kisah paling mendalam dan mengharukan tentang kengerian perang dan kematian.