ADUQ BANDAR POKER BANDAR66 BANDARQ BERITA KESEHATAN BERITA UNIK BERITA VIRAL CAPSA SUSUN DOMINOQQ INFO KEMENANGAN LIFESTYLE PERANG BACCARAT POKER SAKONG TIPS & TRICK

PENYAKIT POLIP

Nasal polyp - Wikipedia

JURAGANQQ — Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan non-kanker yang lunak dan tidak terasa nyeri pada lapisan saluran hidung atau sinus.

Jaringan ini sering kali berbentuk seperti tetesan air mata yang kemudian berkelompok, mirip seperti buah anggur. 

Polip terbentuk sebagai hasil dari peradangan kronis dan berhubungan dengan asma, infeksi berulang, alergi, sensitivitas obat atau gangguan kekebalan tertentu.

hidung yang kecil mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun, pertumbuhan atau beberapa yang lebih besar bisa menyumbat saluran hidung pengidap atau menyebabkan masalah pernapasan, hilangnya indra penciuman, dan infeksi yang sering terjadi.

Kondisi kesehatan ini bisa menyerang siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa.

Obat-obatan biasanya bisa mengecilkan atau menghilangkan hidung, tetapi terkadang diperlukan pembedahan untuk mengangkatnya.

Namun terkadang, setelah pengobatan berhasil, hidung sering kembali.

Penyebab Polip Hidung

Polip Hidung Penyebab, Gejala ...

Pertumbuhan polip pada hidung disebabkan karena adanya perubahan pada selaput lendir yang melapisi hidung atau sinus. Selaput tersebut meradang untuk waktu yang lama atau berulang kali.

Nah, peradangan ini menyebabkan pembengkakan, kemerahan dan penumpukan cairan.

Hingga saat ini, sebenarnya penyebab polip hidung belum sepenuhnya dipahami karena kompleksitas kondisinya. 

Namun, penelitian menunjukkan bahwa, bisa muncul karena seseorang terserang virus dan bakteri, serta memiliki respon imun yang lemah. 

Selain itu, ada beberapa kondisi yang bisa memengaruhi munculnya hidung seperti: 

  • Rhinitis alergi. 
  • Rhinitis non alergi dengan sindrom eosinofilia (NARES). 
  • Cystic Fibrosis. 
  • Sinusitis Kronis. 
  • Asma. 

Selain itu, yuk ketahui juga 7 Hal yang Bisa Sebabkan Polip Hidung.

Faktor Risiko Polip Hidung

Kondisi apa pun yang memicu iritasi jangka panjang dan pembengkakan (peradangan) di saluran hidung atau sinus, seperti infeksi atau alergi, bisa meningkatkan risiko kamu terkena polip hidung.

Berikut kondisi yang biasanya berkaitan dengan pertumbuhan di hidung ini:

  • Asma, penyakit yang menyebabkan saluran napas membengkak (meradang) dan menyempit.
  • Sensitivitas aspirin.
  • Sinusitis jamur alergi, alergi terhadap jamur di udara.
  • Fibrosis kistik, kelainan genetik yang menyebabkan cairan kental dan lengket yang tidak normal di dalam tubuh, termasuk lendir kental dari lapisan hidung dan sinus.
  • Sindrom Churg-Strauss, penyakit langka yang menyebabkan peradangan pembuluh darah.
  • Kekurangan vitamin D, yang terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup vitamin D.

Riwayat keluarga kamu juga mungkin berperan. Ada beberapa bukti bahwa variasi genetik tertentu yang terkait dengan fungsi sistem kekebalan membuat seseorang lebih mungkin mengembangkan .

Gejala Polip Hidung

Polip kecil mungkin tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, seiring mereka bertumbuh, berikut beberapa gejala hidung yang bisa terjadi:

  • Sakit kepala.
  • Kehilangan kemampuan untuk mencium bau atau rasa.
  • Hidung tersumbat.
  • Pilek.
  • Mimisan.
  • Postnasal drip (perasaan seperti ingin membersihkan tenggorokan terus menerus).
  • Tekanan atau nyeri pada sinus, wajah, dahi, atau gigi atas.
  • Mengorok. 

Ketika polip menjadi cukup besar, mereka bisa menyumbat saluran hidung dan sinus, menyebabkan:

  • Serangan asma yang sering terjadi pada pengidap asma.
  • Infeksi sinus berulang.
  • Sleep apnea atau masalah tidur lainnya.
  • Kesulitan bernapas, bahkan pada orang yang tidak mengidap asma.

Rekomendasi Dokter di Halodoc yang Paham Pengobatan Polip Hidung

Apabila kamu atau orang terdekat memiliki gejala hidung, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. 

Nah, berikut beberapa dokter yang sudah berpengalaman yang bisa kamu hubungi. 

Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.

Ini daftarnya:

  • dr. Haerul Saleh Sp.THT-KL
  • dr. I Gede Wahyu Adi Raditya Sp.THT-KL
  • dr. Foppi Puspitasari Sp.THT-BKL
  • dr. Yurnita Arifin Sp.THT-BKL
  • dr. Deni Harapan Sp.THT-KL

Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline

Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

Diagnosis Polip Hidung

Bila kamu memiliki gejala, bicarakan dengan dokter spesialis THT. Untuk mendiagnosis polip, ahli medis tersebut bisa:

  • Menanyakan riwayat kesehatan kamu, terutama alergi, infeksi, dan asma.
  • Menanyakan tentang gejala kamu dan sudah berapa lama kamu mengalaminya.

Selain itu, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan seperti: 

  • Endoskopi hidung. Prosedur ini melibatkan tabung tipis yang fleksibel dengan kamera kecil dan lampu, untuk melihat bagian dalam hidung. 
  • Pemindaian CT scan untuk mengambil gambar detail di dalam sinus kamu. Pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk membantu menyingkirkan penyebab lain dari hidung tersumbat. 
  • Tes alergi. Prosedur yang dilakukan untuk mengetahui reaksi alergi pada tubuh pengidap polip hidung. 
  • Tes darah. Dilakukan untuk mencari kondisi yang berkaitan dengan polip hidung, seperti alergi atau masalah pada sistem kekebalan tubuh. 

Pengobatan Polip Hidung

Tujuan pengobatan polip hidung adalah untuk memperkecil ukurannya atau menghilangkannya. Obat-obatan biasanya merupakan pendekatan pertama. 

Berikut obat-obatan untuk mengatasi pertumbuhan di hidung:

  • Semprotan hidung kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan dan iritasi. Pengobatan ini juga bisa mengecilkan polip atau menghilangkannya sepenuhnya.
  • Kortikosteroid oral dan injeksi. Bila semprotan hidung tidak efektif, dokter mungkin akan meresepkan kortikosteroid oral, seperti prednison, baik diminum sendiri atau dikombinasikan dengan semprotan hidung. Kortikosteroid suntik bisa digunakan jika polip hidung dalam kondisi parah.
  • Obat lain. Dokter mungkin juga meresepkan obat untuk mengobati kondisi yang menyebabkan pembengkakan jangka panjang pada sinus atau saluran hidung. Ini termasuk antihistamin untuk mengobati alergi dan antibiotik untuk mengobati infeksi kronis atau berulang.

Jika perawatan dengan obat-obatan tidak ampuh untuk mengecilkan atau menghilangkannya, kamu mungkin memerlukan operasi endoskopik untuk menghilangkan polip.

Operasi terkadang diperlukan, tetapi mungkin tidak memberikan solusi permanen karena polip cenderung kambuh.

Tindakan ini juga bisa memperbaiki masalah pada sinus yang membuatnya rentan terhadap peradangan dan perkembangan polip.

Rekomendasi Obat Polip Hidung

Ada beberapa rekomendasi obat polip hidung yang bisa digunakan, antara lain: 

  • Modexa 0.05% Nasal Spray 60 Dosis. Mengandung Mometasone Furoate 0.05% (golongan kortikosteroid) untuk mengobati rinitis alergi seasonal dan menahun, terutama pada alergi sedang sampai berat yang menetap dan polip hidung. 
  • Nasonex Nasal Spray 60 Dosis. Mengandung Mometasone Furoate 50 mcg, obat golongan kortikosteroid untuk mengatasi profilaksis, terapi rinitis alergi, serta polip hidung.  
  • Flixonase Nasal Spray. Obat dengan kandungan Fluticasone propionate 50 mg, untuk mengatasi polip hidung, rinitis alergi, asma, dan dermatitis. Penggunaan obat ini perlu resep dari dokter. 
  • Nasacort AQ Nasal Spray. Mengandung Triamcinolone acetonide 55 mcg sebagai terapi rinitis alergi musiman dan menahun
  • Avamys Nasal Spray. Obat dengan kandungan Triamcinolone acetonide 27,5 mcg yang bisa digunakan oleh orang dewasa dan remaja untuk mengatasi rhinorrhea, hidung tersumbat atau gatal dan alergi rinitis. 

Obat-obatan untuk mengatasi polip hidung bisa kamu beli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc. Yuk, download aplikasinya sekarang juga!

Komplikasi Polip Hidung

Polip hidung bisa menyebabkan komplikasi karena menghalangi aliran udara normal dan drainase cairan, dan juga karena iritasi jangka panjang dan pembengkakan (peradangan) yang mendasari perkembangannya.

Berikut potensi komplikasi yang bisa terjadi:

  • Obstructive sleep apnea. Ini adalah kondisi gangguan napas yang terjadi ketika seseorang sedang tertidur. Sleep apnea membuat pengidapnya kesulitan bernapas selama hitungan detik atau lebih dari satu menit, dan terjadi beberapa kali sepanjang malam. 
  • Serangan asma. Polip hidung yang kronis dapat memperburuk asma.
  • Infeksi sinus. Polip hidung bisa membuat kamu lebih rentan terhadap infeksi sinus yang sering kambuh.

Pencegahan Polip Hidung

Kamu bisa mengurangi risiko perkembangan atau kambuhnya polip tersebut dengan cara berikut:

  • Kelola alergi dan asma dengan baik agar gejalanya terkontrol dengan baik.
  • Hindari iritan atau zat-zat yang bisa menyebabkan iritasi pada hidung, seperti alergen, asap rokok, debu, dan lain-lain.
  • Praktikkan kebersihan yang baik. Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas.
  • Gunakan pelembap udara di rumah.
  • Gunakan pembilas hidung, seperti semprotan nasal atau pencuci hidung. Ini bisa meningkatkan aliran lendir dan menghilangkan alergen dan iritasi lainnya.
  • Hindari faktor pemicu iritasi seperti debu, kotoran, rokok, serta alergen umum lainnya. 

Kapan Harus ke Dokter?

Temui dokter bila kamu mengalami gejala di atas lebih dari 10 hari.

Pasalnya, gejala sinusitis kronis dan polip mirip dengan banyak kondisi lain, termasuk flu biasa.

Segera cari perawatan medis darurat bila kamu mengalami:

  • Kesulitan bernapas yang parah.
  • Gejala memburuk secara tiba-tiba.
  • Memiliki penglihatan ganda, penglihatan berkurang atau kemampuan terbatas untuk menggerakkan mata.
  • Pembengkakan parah di sekitar mata.

Kamu juga bisa menghubungi dokter THT melalui aplikasi Halodoc untuk membicarakan gejala kesehatan yang kamu alami.

Frequently Asked Question

Polip hidung disebabkan oleh apa?

Polip hidung disebabkan oleh peradangan kronis pada lapisan dalam hidung dan sinus. 

Beberapa faktor yang dapat memicu peradangan pada lapisan hidung, yaitu:

  • Reaksi alergi terhadap serbuk sari, debu, bulu hewan, atau zat pengiritasi lainnya.
  • Mengidap asma.
  • Infeksi sinus yang berulang atau kronis.
  • eberapa kondisi seperti cystic fibrosis dan sindrom Churg-Strauss.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti aspirin.
JURAGANQQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *