BERITA KESEHATAN

Perbedaan Gula Darah Tinggi dan Diabetes

JURAGANQQLOUNGE – Perbedaan Gula Darah Tinggi dan Diabetes

Beberapa orang mungkin mengira gula darah tinggi dan diabetes sama. Namun, nyatanya tidak demikian. 

Gula darah tinggi, atau istilah medisnya adalah hiperglikemia, merupakan gejala khas diabetes. Kondisi ini umum pada orang dengan diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 1, tetapi juga bisa dialami oleh orang-orang tanpa penyakit tersebut.

Sementara itu, di abetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang di hasilkan secara efektif.

Sudah ada gambaran singkat tentang perbedaan antara gula darah tinggi dan di abetes, kan? Supaya lebih paham, baca terus ulasannya di bawah ini.

Hubungan antara gula darah tinggi dan diabetes

Orang dengan pradiabetes, yaitu kadar gula darah (glukosa) lebih tinggi dari normal namun tidak cukup untuk di diagnosis dengan di abetes, lebih berisiko mengembangkan di abetes.

Pradiabetes biasanya di diagnosis saat kadar glukosa puasa 100 miligram per desiliter (mg/dl), sedangkan di abetes pada 126 mg/dl.

Orang dengan pradiabetes akan mendapat skor 140–200 pada tes toleransi glukosa oral, sedangkan orang dengan di abetes akan mendapat skor 200 dan lebih tinggi, di lansir Medical News Today.

Di abetes menyebabkan kadar gula darah tinggi melalui dua kemungkinan mekanisme:

  • Produksi insulin yang tidak mencukupi di pankreas.
  • Resistansi terhadap kerja insulin di tempat lain di tubuh.

Pada di abetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Sementara pada di abetes tipe 2, sel-sel tubuh menolak kerja insulin dan pankreas tidak memberikan respons yang tepat, yang akhirnya tidak menghasilkan cukup insulin.

Orang dengan di abetes tipe 1 perlu mendapatkan insulin tambahan untuk mengontrol gula darahnya. Sementara itu, beberapa orang dengan di abetes tipe 2 mungkin perlu insulin, meskipun mereka mungkin juga mengonsumsi obat oral non insulin.

Pasien di abetes jenis apa pun harus memantau kadar gula darahnya untuk memastikannya tetap dalam kisaran aman.

Penyebab

Perbedaan Gula Darah Tinggi dan Diabetes

Hiperglikemia

Hiperglikemia paling sering menyerang pasien di abetes.

Di rangkum dari Yale Medicine, bagi pasien di abetes, hiperglikemia bisa di picu oleh:

  • Makan terlalu banyak karbohidrat.
  • Tidak cukup berolahraga.
  • Tidak mengonsumsi cukup obat insulin (untuk diabetes tipe 1) atau obat lain yang mengatur kadar glukosa darah.

Hiperglikemia juga bisa di sebabkan oleh:

  • Obat-obatan seperti kortikosteroid, diuretik thiazide, beta-blocker, dan antipsikotik.
  • Kondisi tertentu yang memengaruhi pankreas yang memproduksi insulin.
  • Kondisi medis yang dapat menyebabkan resistansi insulin, seperti sindrom Cushing dan akromegali.
  • Kehamilan.
  • Stres.
Diabetes

Penyebab di abetes tipe 1 tidak di ketahui. Para ilmuwan memahami di abetes tipe 1 menyebabkan tubuh menyerang sel-sel yang membuat insulin. Penelitian masih berlangsung untuk memahami mengapa itu terjadi.

Penyebab di abetes tipe 2 adalah masalah pada jumlah insulin yang di buat atau di gunakan. Tubuh tidak bisa mengontrol kadar gula darahnya sehingga terus meningkat. Ini sering di kaitkan dengan:

  • Minim aktivitas fisik.
  • Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Memiliki riwayat di abetes tipe 2 dalam keluarga.
  • Menderita pradiabetes.

Di abetes tipe 2 biasanya berkembang secara bertahap dan menyerang lebih banyak orang dewasa di atas usia 40 tahun, walaupun bisa terjadi pada usia berapa pun, di lansir British Heart Foundation

Gejala

Hiperglikemia

Hiperglikemia bisa berbahaya karena sering kali tidak menimbulkan gejala sampai kadar glukosa sangat tinggi.

Orang dengan di abetes tipe 2 selama beberapa tahun mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun meski memiliki gula darah tinggi. Banyak orang mengidap di abetes tipe 2 yang tidak terdiagnosis.

Hiperglikemia yang berkepanjangan meningkatkan risiko komplikasi terkait di abetes, seperti penyakit ginjal, penyakit mata, dan neuropati.

Tanda dan gejala khas hiperglikemia meliputi:

  • Sering buang air kecil.
  • Peningkatan rasa haus.
  • Peningkatan rasa lapar.
  • Penglihatan kabur.
  • Penurunan berat badan.
  • Kelelahan.
  • Luka yang tidak kunjung sembuh.
  • Kadar gula yang tinggi dalam urine.
  • Penurunan berat badan.
Diabetes

Jika kamu memiliki salah satu gejala di abetes berikut, temui dokter untuk menjalani tes gula darah:

  • Buang air kecil yang banyak, seringnya pada malam hari.
  • Sangat haus.
  • Penurunan berat badan tanpa berusaha.
  • Sangat lapar.
  • Penglihatan kabur.
  • Tangan atau kaki mati rasa atau kesemutan.
  • Merasa sangat lelah.
  • Kulit sangat kering
  • Memiliki luka yang sembuh lebih lambat.
  • Mengalami lebih banyak infeksi dari biasanya.

Diagnosis

Perbedaan Gula Darah Tinggi dan Diabetes

Hiperglikemia

Diagnosis hiperglikemia biasanya melibatkan tinjauan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan tes darah.

Dokter akan menanyakan gejala dan apakah kamu memiliki riwayat di abetes dalam keluarga atau faktor risiko lain yang berhubungan dengan hiperglikemia. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik. Perbedaan Gula Darah Tinggi dan Diabetes

Namun, pada akhirnya tes darah yang mengukur kadar glukosa darah di perlukan untuk mendiagnosis hiperglikemia secara pasti. Ini bisa berupa tes gula darah puasa. Tes darah lainnya yang mungkin di perlukan meliputi tes hemoglobin A1C dan tes toleransi glukosa oral.

Diabetes

Diagnosis di abetes mirip hiperglikemia. Lengkapnya, menurut Cleveland Clinic, ini dapat meliputi:

  • Tes glukosa darah puasa: Kamu tidak makan atau minum apa pun kecuali air putih (puasa) setidaknya delapan jam sebelum tes. Ini karena makanan dapat sangat memengaruhi gula darah. Tes ini memungkinkan dokter untuk melihat garis dasar gula darah.
  • Tes glukosa darah acak: “Acak” berarti kamu bisa di tes kapan saja, terlepas dari apakah kamu puasa atau tidak.
  • A1c: Tes yang juga di sebut HbA1C ini, atau tes hemoglobin terglikasi, memberikan rata-rata kadar glukosa darah selama dua hingga tiga bulan terakhir.

Untuk menyaring dan mendiagnosis di abetes gestasional, dokter biasanya memesan tes toleransi glukosa oral.

Hasil tes berikut biasanya menunjukkan apakah kamu tidak mengidap di abetes, mengidap pradiabetes, atau mengidap di abetes. Nilai-nilai ini mungkin sedikit berbeda. Selain itu, dokter mengandalkan lebih dari satu tes untuk mendiagnosis di abetes.

Pengobatan

Hiperglikemia

Jika kamu menggunakan insulin untuk mengelola di abetes, suntikan insulin adalah cara utama untuk mengobati episode hiperglikemia. Setiap orang memerlukan dosis insulin yang berbeda-beda.

Kamu dan dokter akan menentukan dosis yang terbaik untuk mengobati dan mencegah gula darah tinggi. Perubahan pola makan dan rencana olahraga juga dapat membantu mengatur gula darah untuk mencegah hiperglikemia.

Bagi pasien di abetes tipe 2 yang tidak memerlukan suntikan insulin, perubahan gaya hidup, seperti perubahan pola makan dan olahraga, serta obat di abetes oral, dapat membantu mengelola hiperglikemia. Kamu dan dokter akan menentukan rencana perawatan terbaik.

Kamu mungkin juga di sarankan untuk memantau kadar gula darah lebih dekat, atau menguji darah atau urine untuk mengetahui adanya zat yang di sebut keton (berhubungan dengan ketoasidosis di abetik).

Diabetes

Empat aspek utama pengelolaan di abetes meliputi:

  • Pemantauan gula darah: Memantau gula darah adalah kunci untuk menentukan seberapa baik rencana perawatan. Kamu bisa memantau kadar glukosa dengan pemeriksaan berkala menggunakan meteran glukosa dan finger stick dan/atau dengan monitor glukosa berkelanjutan (CGM). Dokter akan menentukan kisaran gula darah terbaik untuk kamu.
  • Obat di abetes oral: Ini membantu mengatur kadar gula darah pada pasien di abetes yang masih memproduksi sejumlah insulin, terutama pada pasien di abetes tipe 2 dan pradiabetes. Orang dengan di abetes gestasional mungkin juga memerlukan obat oral.
  • Insulin: Pasien di abetes tipe 1 perlu menyuntikkan insulin sintetis untuk hidup dan mengelola di abetes. Beberapa pasien di abetes tipe 2 juga perlu insulin. Ada beberapa jenis insulin sintetis, masing-masing mulai bekerja dengan kecepatan berbeda dan bertahan di tubuh untuk jangka waktu berbeda. 
  • Pengaturan pola makan: Perencanaan makan dan memilih pola makan yang sehat adalah aspek kunci dalam pengelolaan di abetes, karena makanan sangat memengaruhi gula darah. Pada pengguna insulin, menghitung karbohidrat dalam makanan dan minuman yang kamu konsumsi adalah bagian besar dari manajemennya. Jumlah asupan karbohidrat menentukan berapa banyak insulin yang kamu butuhkan saat makan. Kebiasaan makan yang sehat juga dapat membantu mengatur berat badan dan mengurangi risiko penyakit jantung.
  • Olahraga: Aktivitas fisik meningkatkan sensitivitas insulin (dan membantu mengurangi resistansi insulin), sehingga olahraga teratur merupakan bagian penting dari penatalaksanaan semua pasien di abetes.

Karena meningkatnya risiko penyakit jantung, penting juga untuk menjaga berat badan, tekanan darah, dan kadar kolesterol.

Komplikasi

Perbedaan Gula Darah Tinggi dan Diabetes

Episode hiperglikemia ringan yang terjadi sesekali biasanya tidak perlu di khawatirkan dan bisa dengan mudah di obati atau bisa kembali normal dengan sendirinya. Namun, hiperglikemia berpotensi berbahaya jika kadar gula darah menjadi sangat tinggi atau tetap tinggi dalam jangka waktu lama. Perbedaan Gula Darah Tinggi dan Diabetes

Menurut NHS Inform, kadar gula darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti:

  • Ketoasidosis di abetik: Kondisi yang di sebabkan oleh tubuh perlu memecah lemak sebagai sumber energi, yang dapat menyebabkan koma di abetik. Ini cenderung memengaruhi pasien di abetes tipe 1.
  • Status hiperosmolar hiperglikemik: Dehidrasi parah yang di sebabkan oleh tubuh yang berusaha membuang kelebihan gula. Ini cenderung memengaruhi pasien di abetes tipe 2

Mengalami kadar gula darah tinggi secara terus-menerus dalam jangka waktu lama (berbulan-bulan atau bertahun-tahun) dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada bagian tubuh seperti mata, saraf, ginjal, dan pembuluh darah.

Kalau kamu sering mengalami hiperglikemia, bicarakan dengan dokter tentang perubahan pengobatan atau gaya hidup untuk menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang sehat.

Diabetes

Seiring waktu, menurut MedlinePlus, kadar glukosa darah yang terlalu tinggi pada pasien di abetes dapat menyebabkan komplikasi berikut ini:

  • Penyakit mata akibat perubahan kadar cairan, pembengkakan pada jaringan, dan kerusakan pembuluh darah pada mata.
  • Masalah kaki yang di sebabkan oleh kerusakan saraf dan berkurangnya aliran darah ke kaki.
  • Penyakit gusi dan masalah gigi lainnya karena tingginya jumlah gula darah dalam air liur membantu bakteri berbahaya tumbuh di mulut. Bakteri bergabung dengan makanan membentuk lapisan lembut dan lengket yang di sebut plak. Plak juga berasal dari mengonsumsi makanan yang mengandung gula atau pati. Beberapa jenis plak menyebabkan penyakit gusi dan bau mulut. Jenis lain menyebabkan kerusakan gigi dan gigi berlubang.
  • Penyakit jantung dan stroke yang di sebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah dan saraf yang mengontrol jantung dan pembuluh darah.
  • Penyakit ginjal akibat rusaknya pembuluh darah di ginjal. Banyak pasien di abetes mengalami tekanan darah tinggi. Itu juga dapat merusak ginjal.
  • Masalah saraf (neuropati diabetik) yang disebabkan oleh kerusakan pada saraf dan pembuluh darah kecil yang memberi nutrisi pada saraf dengan oksigen dan nutrisi.
  • Masalah seksual dan kandung kemih yang di sebabkan oleh kerusakan saraf dan berkurangnya aliran darah di alat kelamin dan kandung kemih.
  • Kondisi kulit yang beberapa di antaranya di sebabkan oleh perubahan pada pembuluh darah kecil dan berkurangnya sirkulasi. Pasien di abetes juga lebih mungkin terkena infeksi, termasuk infeksi kulit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *