JuraganQQlounge – 8 Percobaan Tidak Manusiawi Ini Pernah Dilakukan demi Ilmu Psikologi
Ilmu psikologi selalu menarik untuk dibahas dan dipelajari. Mengetahui sifat-sifat manusia dan bagaimana terbentuknya membantu kita memahami diri sendiri dan bagaimana dunia ini serta masyarakat berjalan. Agen Poker
Namun apakah kamu tahu dalam proses mendapatkan ilmu-ilmu ini sering kali terdapat percobaan mengerikan yang dilakukan? Entah itu percobaannya kepada hewan atau manusia sendiri. Berikut ini adalah percobaan psikologi tak berperikemanusiaan yang pernah terjadi.
Berikut akan kita bahas 8 Percobaan Tidak Manusiawi yang Pernah Dilakukan demi mendapatkan ilmu psikologi.
1. Terapi kejut listrik kepada anak-anak
Praktik ini sering dilakukan pada 1960an. Salah satunya oleh Dr. Lauretta Bender yang bekerja di Creedmore Hospital di New York. Dia memilih anak-anak yang akan jadi subjek percobaan lewat wawancara menggunakan metode memberikan tekanan kecil kepada kepala anak-anak tersebut yang dikumpulkan dalam sebuah grup.
Mereka yang merespons tekanan itu dianggap oleh Bender sebagai gejala awal schizophrenia. Dengan memberikan metode kejut listrik, Bender percaya itu mampu menyembuhkan anak-anak tersebut. Setidaknya ada 100 anak yang mengikuti terapi ini dengan anak yang paling kecil berumur tiga tahun.
2. Studi monster
Pada 1939, 22 anak yatim piatu yang tinggal di Davenport, Iowa menjadi subyek tes psikologi. Untuk mempelajari masalah kegagapan, 22 anak itu dibagi menjadi dua grup. Grup pertama mendapatkan terapi pidato positif dan secara konsisten dipuji untuk kemampuan pidatonya.
Grup satunya lagi mendapatkan terapi pidato negatif yang mana mereka mendapatkan pengucilan untuk setiap pidato yang tidak sempurna. Hasilnya mereka yang berada di grup kedua yang kala itu masih bisa berbicara dengan normal berakhir memiliki masalah bicara seumur hidup mereka.
Baca Juga : Menahan Bersin Ternyata Sangat Berbahaya
3. Proyek Aversion
Di era apartheid Afrika Selatan, Dr. Aubrey Levin mendapatkan tugas untuk menyembuhkan para homoseksual. Ribuan homoseksual dipenjarakan di rumah sakit militer Voortrekkerhoogte.
Di sana mereka mendapatkan metode elektrokonpulsif untuk “menyembuhkan” kondisi homoseksual itu. Praktiknya adalah para pria homoseksual ini ditunjukkan gambar pria bugil dan disuruh untuk memfantasikan hal tersebut sebelum pada akhirnya mendapatkan kejutan listrik.
4. Percobaan obat-obatan kera
Pada 1969 sebuah fasilitas studi melakukan eksperimen efek kecanduan obat-obatan menggunakan hewan. Sejumlah kera dilatih untuk menyuntikkan diri mereka dengan morfin, alkohol, kokain, dan obat lainnya. Tiap kera yang bisa menyuntik diri sendiri diberikan sejumlah obat-obatan dalam jumlah besar.
Tidak mengagetkan monyet-monyet tersebut menjadi gila. Beberapa mencoba melarikan diri, hingga anggota badannya patah, sementara beberapa lainnya bulunya rontok. Ada pula yang mati beberapa minggu kemudian.
5. Eksperimen ekspresi wajah
Psikolog dari University of Minnesota, Carney Landis, menjalankan sebuah riset pada 1924 untuk mengetahui ekspresi wajah seseorang. Secara spesifik, Landis ingin mengetahui ekspresi seseorang yang senang, bahagia, takut, sedih, jijik dan lainnya. Dia pun merekrut beberapa mahasiswa dan memberikan stimulan yang nantinya wajah mereka difoto.
Stimulan ekspresi wajah itu berupa pornografi, amonia, menyentuh reptil hingga memenggal tikus. Sepertiga partisipan bersedia memenggal tikus itu walaupun mereka tidak tahu cara memenggal yang benar. Sisanya yang menolak, Landis sendiri yang memenggal tikus itu.
Baca juga : Tips Mudah Bikin Wajah Glowing
6. Little Albert
Eksperimen ini dilakukan oleh John Watson yang dikenal sebagai “Bapak Kebiasaan.” Dalam eksperimennya, Watson sering menggunakan anak yatim piatu sebagai objek eksperimennya. Salah satu yang terkenal adalah kasus Little Albert. Pada awalnya Little Albert diekspos untuk memberikan reaksi kepada berbagai gambar dan suara, seperti monyet, kelinci, koran yang terbakar dan lainnya.
Proses keduanya, Watson memperkenalkan Little Albert dengan tikus putih. Pada awalnya Albert tidak takut dengan hewan itu. Sampai suatu ketika, Watson mulai membuat suara berisik dengan pipa besi tiap kali Albert menyentuh hewan itu. Tentu saja sang tikus menunjukkan ekspresi penuh tekanan. Semenjak itu, Albert menunjukkan ekspresi takut terhadap sesuatu yang halus atau putih. Hipotesis Watson pun terbukti bahwa ketakutan bisa diciptakan.
7. Eksperimen Boneka Bobo
Masih sama di era 1960an, terdapat sebuah eksperimen yang bertujuan untuk mendemonstrasikan bagaimana anak-anak belajar tentang sebuah kebiasaan. Eksperimen Albert Bandura mengumpulkan 72 anak-anak di umur-umur sekolah dengan sebuah boneka besar bernama Bobo.
Bandura mempertontonkan orang dewasa yang bertindak kejam terhadap Bobo kepada anak-anak tersebut dan meninggalkan anak-anak itu satu per satu sendirian dengan boneka tersebut. Dari situ, anak-anak mulai menyiksa Bobo, bahkan dengan kondisi yang kejam. Bandura melakukan riset ini dua kali dan mendapatkan hasil yang sama.
8. Efek Bystander
Ada sebuah kasus pembunuhan kepada Kitty Genovese yang dibunuh di depan khalayak umum, namun orang-orang yang melihatnya tidak melaporkannya sama sekali. Kasus itu memberikan ide untuk melakukan sebuah percobaan mengetahui efek Bystander, sebuah ide di mana individu tidak akan menolong individu lain jika mereka berada dalam sebuah grup.
Dalam sebuah eksperimen subjek dimasukkan ke dalam sebuah ruangan bersama dengan aktor. Aktor tersebut akan berpura-pura mengalami kejang-kejang.
Eksperimen itu menemukan fakta bahwa saat subjek menemukan seseorang yang kejang, hanya beberapa orang yang akan mencoba menolong di dalam sebuah grup. Sedangkan ketika subjek itu berada sendirian dengan sang aktor, mereka akan bersedia untuk menolongnya.
Percobaan macam ini umumnya sering muncul pada era 1960an ke atas. Lebih dari itu banyak aturan pelarangan yang tidak memperbolehkan eksperimen tidak manusiawi macam ini. Karena itulah kamu tidak akan tahu atau jarang mengetahui percobaan macam ini di zaman sekarang.
Baca Juga : 7 Perbedaan Buaya Dengan Aligator